Pages - Menu

Friday, February 22, 2013

Askep Ibu Post Partum Sectio Cecarea


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan dan Rumah Tangga (SKRT) mengenai Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan data AKI di Indonesia pada tahun 2003 berjumlah 307 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB thn 2003 berjumlah 94 per 1000 kelahiran, data statistik Jawa Barat menyebutkan AKI pada tahun 2003 berjumlah 373 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB pada tahun yang sama berjumlah 63 per 1000 kelahiran hidup, dan data statistik Kabupaten Sukabumi menyebutkan AKI berjumlah 8 1000 kelahiran hidup dan AKB pada tahun yang sama berjumlah 91 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI di RSUD Sekarwangi Cibadak-Kabupaten Sukabumi pada tahun 2005 berjumlah 9 orang dan pada tahun 2006 tercatat dari bulan Januari sampai dengan bulan juli 2006 angka kematian ibu berjumlah 6 orang meninggal karena persalinan perkelahiran hidup. (http:/www/Unicef.org/ind/id/children,html/: BPS, SDKI (survei demografi dan kes. Ina)).
Berdasarkan program Indonesia Sehat 2010 maka Departemen Kesehatan menargetkan tahun 2010 AKI dapat turun menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan data diatas yang menunjukkan AKI dan AKB pada tahun 2003 masih tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa program Indonesia Sehat 2010 belum sepenuhnya dapat terwujud dengan baik. Dengan masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia, hal tersebut menandakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Beberapa penyebab langsung dari kematian ibu adalah perdarahan,  eklempsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. perdarahan biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak, sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri.
 (http://www.suarapembaruan.com/News/2003/09/02/index.html, rabu, 3 September 2003 oleh: Siswono, Kematian Iu, Indonesia tertinggi di ASEAN).
Tercapainya derajat kesehatan masyarakat secara optimal dapat diukur dengan berbagai indikator antara lain mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin yang sangat tinggi khususnya di negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Apabila kesehatan ibu dan janin dalam kandungan tidak diperhatikan secara serius, tentu hal ini akan berdampak buruk bagi kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu, perhatian pada peristiwa kehamilan dan persalinan sangat penting, salah satu masalahnya adalah AKI cukup tinggi di Indonesia. Salah satu cara menurunkan AKI dan AKB adalah setiap persalinan didampingi oleh bidan, dan pelayanan obtetri sedekat mungkin kepada semua ibu hamil. dan fasilitas untuk pengawasan persalinan yang makin sempurna maka akan lebih memberikan jaminan keamanan persalinan ibu dan bayi.
Departemen Kesehatan melakukan berbagai upaya untuk menekan AKI dan AKB, misalnya melalui program Maternal dan Child Health (MCH), Safe Motherhood (SM), Gerakan Sayang Ibu (GSI), dan Making Pregnancy Safer (MPS). Upaya-upaya tersebut tidak dapat terwujud jika tidak dibantu oleh seluruh petugas kesehatan khususnya perawat yang berperan  untuk melakukan perawatan terhadap ibu pada masa kehamilan, persalinan, sampai masa nifas berakhir. Salah satu peran perawat adalah memotivasi ibu hamil untuk melakukan program Antenatal Care, dan perawatpun mempunyai peran yang sangat penting yang harus dilakukan yaitu apabila terdapat tanda-tanda penyimpangan kearah patologis dan apabila ditemukan hal-hal kedaruratan maka perawat atau petugas kesehatan segera mungkin membawa ibu ke rumah sakit rujukan. Dan diberikan feedback kesarana perujuk untuk memfollow up atau melakukan pemeriksaan lebih intensif dan pengawasanpun bisa dilanjutkan dirumah dalam kontek keperawatan komunitas mengenai pengobatan dan perawatan dirumah sampai dengan masa nifas selesai selama 42 hari.
Salah satu kesulitan dalam persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin adalah Ketuban Pecah Dini yang salah satu faktor predisposinya adalah inpeksi, yang dapat mengancam kehidupan ibu dan janin sehingga tindakan yang paling tepat untuk melahirkan bayi adalah dengan jalan Sectio Caesarea yang dapat menurunkan AKI dan AKB. sectio Caesrea baik dilakukan untuk kepentingan ibu maupun janin, oleh sebab itu, Sectio Caesrea tidak dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksa apabila misalnya janin sudah meninggal dalam uterus, atau apabila janin terlalu kecil untuk hidup diluar kandungan, atau apabila janin terbukti menderita cacat seperti hidrosefalus, anesefalus, dan sebagainya. Pada infeksi intrapartum, mengingat bahaya bagi ibu. Perlu diakui Sectio Caesarea telah banyak menyelamatkan jiwa ibu yang mengalami kesulitan melahirkan. (Saifudin 2002 : 862-863)
Tindakan Sectio Caesarea tersebut dapat dilakukan di seluruh Rumah Sakit yang mempunyai alat-alat yang lengkap yang mendukung untuk dilakukannya Operasi Sectio Caesarea, salah satunya yaitu di RSUD Sekarwangi, Cibadak-Kabupaten Sukabumi. Berikut ini penulis menyajikan data persalinan atas berbagai indikasi.
Data persalinan Sectio Caesarea atas berbagai indikasi
di Rumah Sakit Sekarwangi Cibadak-Kabupaten Sukabumi
Januari-Desember 2005 dan Januari-juni 2006
No
Jenis
Januari – Juni
2005
Juni – Desember
2005
Januari – Juni
2006
Σ
%
Σ
%
Σ
%
1
2
3
4
KPD
Partus lama
CVD
HAP
15
2
32
28
19,48
2,95
41,55
36,36
32
4
25
33
34,04
4,25
26,59
35,10
68
21
18
43
45,33
14
12
28.66

Dari data 6 bulan sekali dari tahun 2005-2006 dapat ditarik kesimpulan bahwa kasus Sectio Caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini terdapat peningkatan dari jumlah 15, 32 dan 68.hal tersebut ibu dengan Sectio Caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini memerlukan pengobatan dan perawatan intensif baik pada ibu maupun bayinya. Pengaruh tindakan operasi akibat ketuban pecah dini diantaranya mempengaruhi kegiatan klien dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari seperti gangguan rasa nyaman nyeri, gangguan aman cemas, rsiko tinggi cedera, resiko tinggi terhadap infeksi, perubahan pola eliminasi BAB dan perubahan pola eliminasi BAK, oleh karena itu diperlukan perawatan yang komfrehensif dan perhatian untuk memulihkan kondisi tubuh agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa menimbulkan ketergantungan kepada orang lain. Untuk mengtasi masalah tersebut penulis merasa perlu meningkatkan kemampuan dalam memberikan Asuhan Kerawatan pada klien Post Sectio Caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Post Operasi Sectio Caesarea hari ke-2 atas indikasi Ketuban Pecah Dini di Ruang Dewi Sartika RSUD Sekarwangi, Cibadak – Kabupaten Sukabumi 2006”.

1.2.TUJUAN PENULISAN
1.2.1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ini adalah mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien post partum dengan Sektio Sesarea atas indikasi ketuban pecah dini dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat mengurangi penyebab-penyebab angka kematian.

1.2.2.      Tujuan Khusus
(a)    Mampu melakukan pengkajian pada pasien Post Sectio Caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini.
(b)    Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien Post sectio caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini.
(c)    Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada pasien Post Sectio Caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini.
(d)   Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Post Sectio Caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini.
(e)    Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien Post Sectio Caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini.
(f)     Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien Post Sectio caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini.
(g)    Mampu menganalisa adanya kesenjangan antara tinjauan teoritik dan tinjauan kasus

1.3. MANFAAT
(a)        Bagi Penulis mendapatkan pengetahuan, pengalaman dapat mengimplemetasikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan teori dan melihat kesenjangan antara teori dan praktek.
(b)        Bagi pendidikan, memberi masukan tentang kemajuan proses pembelajaran dalam praktek Keperawatan Maternitas untuk lebih ditingkatkan kerjasama dan bimbingan dilahan praktek.
(c)        Bagi profesi lain, diharapkan dapat melakukan perubahan standar pelayanan yang sudah ada didalam organisasi.
(d)       Bagi pihak Rumah Sakit, memberikan masukan untuk dapat menyesuaikan kebijakan Rumah Sakit sesuai dengan perkembangan ilmu yang terkini, dan dapat memberikan masukan untuk lebih memberikan pengalaman terhadap praktekan berdasarkan teori.
(e)        Bagi klien dan keluarga, untuk meningkatkan pengetahuan dan menyadarkan klien untuk melakukan kegiatan sehat mandiri.
(f)         Bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan membantu memberdayakan potensi yang dimiliki oleh masyarakat untuk mencapai kesehatan mandiri khususnya dalam kesehatan Maternitas.

1.4. METODE PENULISAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus berupa laporan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan pada klien post sektio sesarea atas indikasi ketuban pecah dini hari ke – 2, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
(a)    Wawancara : cara pengumpulan data melalui tanya jawab kepada klien atau keluarga, dan petugas kesehatan.
(b)   Observasi : cara pengumpulan data melalui hasil pengamatan tentang kondisi klien dan keluarga.
(c)    Studi dokumentasi : pengumpulan data dengan mempelajari data-data pada status klien dan catatan yang berhubungan dengan klien.
(d)   Studi Kepustakaan : melakukan studi kepustakaan dengan cara mencari dan mempelajari sumber-sumber buku maternitas yang berisi tentang asuhan keperawatan pada Post Sectio Caesarea.
(e)    Pertisipasi aktif yaitu melaksanakan Asuhan Keperawatan langsung pada klien Ny. M.
(f)    Pemeriksaan fisik, dengan metode Head To Toe dengan cara Inspeksi, Parpasi, Perkusi, Auskultasi.

1.5.       SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah pemahaman karya tulis ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan yaitu :
(a)    BAB I
Pendahuluan, yang menguraikan latar belakang masalah, tujuan umum, tujuan khusus, metoda dan teknik pengumpulan data, sistematika penulisan dan lingkup bahasan.
(b)   BAB II
Tinjauan teoritik, yang terdiri dari konsep dasar post partum yang meliputi pengertian, anatomi fisiologi organ reproduksi wanita, periode post partum, adaptasi post partum, konsep dasar ketuban pecah dini, etiologi ketuban pecah dini, manifestasi klinis dan komplikasi ketuban pecah dini, konsep dasar sectio caesarea, etiologi, dan indikasi, serta konsep asuhan keperawatan.
(c)    BAB III
Tinjauan kasus dan pembahasan, menguraikan tentang asuhan keperawatan pada ibu post partum sectio caesarea akibat atas indikasi ketuban pecah dini hari ke 2 yang terdiri dari : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan evaluasi, serta pembahasan tentang kesenjangan antara teori dengan kenyataan dilapangan.
(d)   BAB IV
Kesimpulan dan rekomendasi berisi tentang : Penjelasan singkat mengenai hal-hal yang sudah ditulis sebelumnya sekaligus memberikan rekomendasi kepada pihak terkait untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
(e)    BAB V
Daftar pustaka dan lampiran.

1.6.       LINGKUP BAHASAN
Dalam pelaksanaan penulisan karya tulis ini penulis hanya membatasi masalah-masalah sebagai berikut : penulis hanya melakukan pengkajian pada klien Ny. M dengan post seksio sesarea atas indikasi ketuban pecah dini hari ke-2, data yang telah didapat dari hasil pengkajian kemudian dianalisa untuk mendapat prioritas masalah sehingga dapat disusun perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul. Ruangan yang dipakai untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan seksio sesarea atas indikasi ketuban pecah dini hari ke-2 adalah di Ruang Dewi Sartika RSUD Sekarwangi Cibadak Kbupaten Sukabumi. Pelaksanaan selama 6 hari masa perawatan dari tanggal 14 Agustus – 19 Agustus 2006.

No comments:

Post a Comment