Pages - Menu

Monday, February 18, 2013

Askep Kebutuhan Oksigenasi


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ sel tubuh.
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi.

B.     TUJUAN
  1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa khususnya mahasiswa S1 keperawatan ekstensi, mampu mengingat kembali (review) mengenai konsep pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan praktek keperawatanyang bisa diimplementasikan pada klien yang mengalami gangguan oksigenasi

  1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih memahami :
·         Pengertian Oksigenasi
·         Tujuan pemberian oksigenasi
·         Anatomi sistem pernafasan
·         Fisiologi sistem pernafasan
·         Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen
·         Perubahan Fungsi pernapasan


BAB II
KONSEP DASAR
A.                Pengertian
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen kurang dari lima menit akan menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.

Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

B.                 Tujuan pemberian oksigenasi
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lendir (suction)
Tujuan :
1.    Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2.    Untuk menurunkan kerja paru-paru
3.    Untuk menurunkan kerja jantung
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.

C.                Anatomi Sistem Pernapasan
1.                  Saluran Nafas Atas
a.       Hidung
1)        Terdiri atas bagian eksternal dan internal
2)        Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
3)        Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
4)        Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
5)        Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
6)        Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
7)        Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
8)        Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalandengan pertambahan usia.

2.         Faring
a.         Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
b.        Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
c.         Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif

3.          Laring
a.         Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
b.        Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
1)             Epiglotis
daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
2)             Glotis
ostium antara pita suara dalam laring
3)             Kartilago tiroid
kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
4)             Kartilago krikoid
satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
5)             Kartilago aritenoid
digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
6)             Pita suara
ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
c.         Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
d.        Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu


4.          Trakea
a.         Disebut juga batang tenggorok
b.        Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

2.      Saluran Nafas Bawah
1.      Bronkus
a.         Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
b.        Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
c.         Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
d.        Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

2.      Bronkiolus
a.         Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
b.        Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

3.       Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4.      Bronkiolus respiratori
a.         Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
b.        Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas

5.      Duktus alveolar dan Sakus alveolar
a.         Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
b.        Dan kemudian menjadi alveoli

6.      Alveoli
a.       Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
b.      Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
c.       Terdiri atas 3 tipe :
1)        Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
2)        Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
3)        Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

7.      Paru-paru
a.         Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
b.        Terletak dalam rongga dada atau toraks
c.         Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar
d.        Setiap paru mempunyai apeks dan basis
e.          Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
f.         Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
g.        Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya

8.      Pleura
a.       Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
b.      Terbagi mejadi 2 :
1)      Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
2)      Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
c.       Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
d.      Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

D.                Fisiologi Sistem Pernapasan
Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per menit.

Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1.        Ventilasi
yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a.       Tekanan udara atmosfir
b.      Jalan nafas yang bersih
c.       Pengembangan paru yang adekuat

2.        Difusi
yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a.       Luas permukaan paru
b.      Tebal membran respirasi
c.       Jumlah darah
d.      Keadaan/jumlah kapiler dara
e.       Afinitas
f.       Waktu adanya udara di alveoli

3.        Transpor
yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
1.      Curah jantung (cardiac Output / CO)
2.      Jumlah sel darah merah
3.      Hematokrit darah
4.      Latihan (exercise)
5.      Keadaan pembuluh darah
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.
·           Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.

·           Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.

E.                 Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen.
1.       Faktor Fisiologi
a.    Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b.    Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas.
c.     Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.
d.   Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.
e.    Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
2.       Faktor Perkembangan
a.    Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b.    Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
c.    Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
d.   Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e.    Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
3.      Faktor Perilaku
a.    Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
b.    Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c.    Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
d.   Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e.    Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
4.      Faktor Lingkungan
a.    Tempat kerja
b.    Suhu lingkungan
c.    Ketinggian tempat dan permukaan laut.

·         Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :
1.       Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).
2.      Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan.
3.       Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
4.      Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium.

F.                 Perubahan Fungsi pernapasan
1.      Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :
a.        Kecemasan
b.      Infeksi/sepsis
c.       Keracunan obat-obatan
d.       Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.

Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus.

2.      Hipoventilasi
Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).

Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.

3.      Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a.       Menurunnya hemoglobin
b.      Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.
c.       Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida.
d.      Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia.
e.       Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.
f.       Kerusakan/gangguan ventilasi.

Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan clubbing.



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN


A.    Pengkajian Keperawatan
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1.      Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.
2.      Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
3.      Riwayat perkembangan
a.       Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b.      Bayi : 44 x/mnt
c.       Anak : 20 - 25 x/mnt
d.      Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e.       Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4.      Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama.
5.      Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.

6.      Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
1.      Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
2.      Pengaruh sakit terhadap cara hidup
3.      Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
4.      Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi
7.      Riwayat spiritual
8.      Pemeriksaan fisik
a.       Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b.      Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c.       Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
d.      Thoraks
Inspeksi :
·      Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.
·      Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2


Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya :
1)        Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan.
2)        Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.

Kelainan tulang belakang diantaranya :
a.       Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang.
b.      Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung.
c.       Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.

·      Pola napas
a.       eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya,
b.      tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt
c.        apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.

·      Kaji volume pernapasan
a.       hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang
b.      hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang lambat.
·      Kaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.
·      Kaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler,
-            cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea.
-            kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.
·      Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri
·      Perlu juga dikaji bunyi napas
-            stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas
-            stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi
-            wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul,
-            rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi
-            ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.
·      Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami
-            batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi,
-            non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi
-            hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah
·      Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji  heart rate/denyut nadi
-            takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah
-            bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
Juga perlu dikaji tekanan darah
-             hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi
-             hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.
·      Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah
-             anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang
-            hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang
-            hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau eksternal
-            cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb
-            clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.

Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara.  Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar.

B.  Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1.        Bersihan jalan nafas tidak efektif
2.        Pola napas tidak efektif
3.        Gangguan pertukaran gas
4.        Penurunan kardiak output
5.        Rasa berduka
6.        Koping tidak efektif
7.        Perubahan rasa nyaman
8.        Potensial/resiko infeksi
9.        Interaksi sosial terganggu
10.    Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien

1.      Bersihan jalan napas tidak efektif
Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.
Tanda-tandanya :
·      Bunyi napas yang abnormal
·      Batuk produktif atau non produktif
·      Cianosis
·      Dispnea
·      Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan

Kemungkinan faktor penyebab :
·      Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi
·      Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
·      Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
·      Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
·      Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
·      Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran
·      Immobilisasi
·      Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2.      Pola napas tidak efektif
Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuat
Tanda-tandanya :
·      Dispnea
·      Peningkatan kecepatan pernapasan
·      Napas dangkal atau lambat
·      Retraksi dada
·      Pembesaran jari (clubbing finger)
·      Pernapasan melalui mulut
·      Penambahan diameter antero-posterior
·      Cianosis, flail chest, ortopnea
·      Vomitus
·      Ekspansi paru tidak simetris

Kemungkinan faktor penyebab :
·      Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri
·       Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi
·      Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps paru
·      CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
·      Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
·      Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial atau oedema
·      Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3.      Gangguan pertukaran gas
Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.
Tanda-tandanya :
·      Dispnea,
·      Abnormal gas darah arteri
·      Hipoksia
·      Gelisah
·      Takikardia
·      Sianosis
·      Hipoksemia
·      Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal

Kemungkinan penyebab :
·      Penumpukan cairan dalam paru
·       Gangguan pasokan oksigen
·      Obstruksi saluran pernapasan
·      Bronkhospasme
·      Edema paru
·      Pembedahan paru

Kemungkinan penyebab :
·      Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung
·      Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan jantung
·      Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit
·      Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah

C.       Rencana Keperawatan
1.      Bersihan jalan napas tidak efektif
Inter vensi:
a.    Auskultasi dada bagian anterior dan posterior
Rasional : untuk mengetahui adanya penurunan atau  tidaknya ventilasi dan bunyi tambahan.
b.    Lakukan pengisapan jalan napas bila diperlukan
Rasional : Merangsang terjadinya batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu batuk secara efektif dan penurunan kesadaran
c.    Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.
Rasional : memobilisasi keluarnya sputum
d.   Instruksikan untuk batuk efektif & teknis napas dalam untuk memudahkan keluarnya sekresi.
Rasional : memudahkan ekspansi maksimal paru atau jalan napas lebih kecil dan membantu silia untuk mempermudah jalan napas
e.    Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik
Rasional : Untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.
f.         Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi :mukolitik, ekspektoran, bronkodilator.
Rasional : untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret
g.        Kolaborasi dengan bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain mis : spiromerti iasentif, perkusi, drainase postural.
Rasional : memudahkan pengenceran dan pembuangan secret.
2.         Pola napas tidak efektif
a.         Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi semi fowler
Rasional : Merangsang fungsi pernapasan atau ekspansi paru
b.        Bantu klien untuk melakukan batuk efektif & napas dalam
Rasional : Meningkatkan gerakan sekret ke jalan napas, sehingga mudah untuk dikeluarkan
c.         Berikan tambahan oksigen masker/ oksigen nasal sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi.
d.        Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian ekspektoran
Rasional : Membantu mengencerkan secret, sehingga mudah untuk dikeluarkan
3.         Gangguan pertukaran gas
a.         Berikan O2  sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar dan dapat memperbaiki hipoksemia jaringan
b.        Pantau GDA Pasien
Rasional : Nilai GDA yang normal menandakan pertukaran gas semakin membaik
c.         Pantau pernapasan
Rasional : Untuk evaluasi distress pernapasan

4.      Penurunan kardiak output
a. Palpasi nadi perifer
Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukan menurunnya nadi radial,popliteal,dorsalis pedis & pastibial
b.Observasi kuliat terhadap pucat dan sianosis
Rasional : Pucat menunjukan menurunnya perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung, vasokontriksi & anemia.
c. Pantau TTV
Rasional : TTV dalam batas normal menunjukan kerja jantung normal
d.    Kolaborasi pemberian O2
Rasional : Meningkatkan asupan oksigen dan mencegah hipoksia


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.

B.     Saran
Disadari oleh kelompok bahwa makalah yang telah disusun oleh kelompok yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi” masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kelompok mengharapkan saran terhadap makalah yang bersifat membangun agar makalah yang dibuat dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain masyarakat pada umumnya.

DOWNLOAD ASKEP KEBUTUHAN OKSIGENASI FREE : HERE

2 comments:

  1. like this...
    mmbntu bnget tugas kuliahQ,,,
    mksih yah
    God Bless You

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aminn dan Alhamdulillah,,,
      makasih kunjungnny, di tunggu kunjungannya dan follownya...
      Semoga Kita diberikan KESEHATAN Lahir dan Batin ^_^

      Delete