Pages - Menu

Thursday, February 21, 2013

Askep Sectio Cessarea


ASKEP POST OPERASI SEKSIO SESAREA ATAS INDIKASI PLASENTA PREVIA


A.      Konssep Dasar Puerpurium

1.         Definisi Nifas
Nifas adalah waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil.( Hellen Farrer , 2000:225 )
Nifas adalah waktu penyembuhan dan perubahan , waktu kembali pada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru ( Persis Mary Hamilton , 1995 :281 )
Nifas adalah masa yang dimulai setelah partus selesai dan berakhir kira-kira enam minggu dimana seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum hamil ( Sarwono Prawiro Harjo, 1997 : 237 )

2.    Adaptasi Fisiologi Dan Psikologis Ibu Post Partum
a.       Adaptasi fisiologis
Pada masa pertumbuhan terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu :
1)      Tanda-tanda vital
Setelah persalinan 24 jam pertama suhu badan bisa meningkat tetapi bila kenaikan tubuhn lebih dari 380 C dan berlangsung berturut-turut selama 2 hari, kemungkinan ada tanda-tanda infeksi. Bradikardi umumnya ditemukan pada 6-8 jam pertama setelah melahirkan, nadi antara 50–70 kali permenit dianggap normal tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah sama sekali.
2)      Uterus
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat segera setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri + 2 jari di bawah pusat pada hari ke 5 post partum uterus kurang lebih 7 cm diatas simpisis pubis, setelah 12 hari uterus tidak teraba lagi, dan sesudah enam minggu ukurannya sudah kembali seperti semula.

3)      Lochea
Adalah pengeluaran darah dan jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus selama masa nifas  (Hellen farrer, 2000 : 226 )
Jenis lochea terdiri dari 3 menurut karakteristiknya yaitu :
a)      Lochea Rubra ( hari ke 1-4 )
Terdiri dari sebagian besar darah, desidua dan robekan trobastik dan bakteri.
b)      Lochea Serosa ( hari ke 4-8 )
Terdiri dari darah yang sudah tua, serum, lekosit dan jaringan .
c)      Lochea Aiba ( hari ke 8-14 )
Jumlahnya sedikit berwarna putih atau sampai tidak berwarna .
4)      Serviks
Serviks mengalami involusi bersama–sama uterus. Setelah persalinan, oscium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari tangan . setelah 6 minggu post natal , serviks menutup. Pada klien yang melahirkan pada dengan seksio sesaria tidak terjadi perubahan pada serviks. 
5)      Vulva dan Vagina
Dalam beberapa hari pertama sesudah post partum kedua organ tersebut tetap berada dalam keadaan kendur, himen mengalami ruptur pada saat melahirkan bayi pervaginam. Pada klien yang melahirkan dengan secsio sesaria tidak terjadi perubahan tersebut .
6)      Perinium
Segera setelah melahirkan, perinium menjadi kendur karena sebelumnya terganggu oleh  tekanan bayi yang bergerak maju. Pada klien yang melahirkan dengan secsio sesarea perubahan tersebut tidak terjadi.
7)      Payudara
Payudara mengalami maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi disupresi payudara akan menjadi besar, kencang dan mula-mula nyeri tekan reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi
8)      Sistem perkemihan
Fungsi ginjal kembali normal dalam beberapa bulan setelah persalinan dalam 24 jam pertama BAK sulit sehingga kandung kemih penuh dan menekan uterus sehingga mengeras, hal ini menambah ketidak nyamanan pada klien
9)      Sistem Pencernaan
Pada klien post secsio sesaria dengan nekrose umum biasanya dipuasakan , fungsi kolon akan mengalami penurunan karena pengaruh anastesi setelah fungsi dan peristaltik usus kembali normal, maka mulailah pemberian minum dan makanan peroral secara bertahap.
10)   Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar ekstrogen, volume darah kembali pada keadaan tidak hamil, tekanan darah menurun akibat volume darah yang berkurang
11)   Sistem Integumen
Kloasma kehamilan sering kali hilang akhir kehamilan, mungkin terdapat hiperpigmentasi ariola dan putting susu terutama pada multipara, linea nigra lebih sering terdapat pada multipara .
12)   Sistem Endokrin
Setelah kelahiran terdapat penurunan kadar estrogen dan progesteron, sehingga tidak mengganggu kerja lakto genik prolaktin, ditambah dengan rangsang isap pada puting susu yang dapat mencetuskan peninggian prolaktin. Neuro hifosis mensekresikan oksitosin sehingga merangsang pengeluaran air susu saat ada isapan bayi.
13)   Sistem Muskuloskeletal
Adaptasi pada masa ini yaitu terjadi perubahan pusat gravitasi ibu yang disebabkan pembesaran uterus. Stabilisasi sendi secara sempurna terjadi pada 6 sampai 8 minggu setelah persalinan.


b.      Adaptasi Psikologis Post Partum
Ada tiga tahap adaptasi psikologis ibu post partum yaitu :
1)    Tahap I ketergantungan
       Tahap ini terjadi pada hari kesatu dan kedua setelah melahirkan.
2)    Tahap 2 ketergantungan–ketidak tergantungan .
       Tahap kedua mulai pada sekitar hari ketiga setelah melahirkan pada minggu keempat sampai kelima.
3)    Tahap 3 saling ketrergantungan
       Dimulai sekitar minggu ke-5 sampai dengan melahirkan , sistem  keluarga telah menyesuaikan diri dengan anggota keluarga yang baru.

3.      Konsep Dasar Seksio Sesaria Dengan Anastesi Umum
a.       Konsep dasar seksio sesarea
1)  Definisi Seksio Sesarea
Seksio sesarea adalah suatun tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan diatas 500 gram, melalui sayatan dinding uterus yang masih utuh ( Sarwono Prawiro Harjo, 1997 : 863 )
2)   Indikasi
Indikasi seksio sesarea ada dua yaitu indikasi bagi ibu dan janin
a.       Indikasi pada ibu
(1) Panggul sempit
(2) Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi.
(3) Preekslamsi dan Hipertensi
(4) Plasenta prefia lokalis dan leteralis
(5) Dis proporsi cevalo pelvik.
(6) Ruptura uteri.
(7) Distorsia
(8) Partus tidak maju
b.      Indikasi janin
(1). Kelainan letak.
(2). Gawat janin.
(3). Janin besar.
3)        Komplikasi Seksio Sesaria
Tindakan secsio sesaria dapat menimbulkan komplikasi yaitu :
a)      Pada ibu
(1)   Infeksi periperal
(2)   Perdarahan
(3)   Pundus uteri
(4)   Luka pada kandung kencing
(5)   Embolisme paru-paru
4)        Jenis-Jenis Operasi Secsio Sesaria
a)      Secsio sesaria ismika
Yaitu dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim.
Kelebihan :
-          Penjahitan lebih mudah
-          Penutupan luka dengan riferitonealisasi yang baik
-          Perdarahan kurang
-          Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri sepontan kurang atau lebih ringan
Kekurangan :
-          Luka dapat melebar kekiri dan kekanan serta kebawah sehingga dapat menyebabkan arteri uterina putus sehingga terjadi pendarahan yang banyak
-          Keluhan pada kandung kemih post operatif tinggi
b)      Secsio sesaria ekstra peritoneal
Yaitu tanpa membuka peritonium parietalis, dengan membuka kavum abdominalis.
Kelebihan :
-          Mengeluarkan janin lebih cepat
-          Tidak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik
-          Sayatan bisa diperpanjang atau diatas


Kekurangan :
-          Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena reperitonial yang baik
-          Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri spontan

b.      Anastesi yang digunakan pada secsio sesaria
Anastesi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan kesadaran disertai hilangnya rasa sakit yang sifatnya sementara
1)      Jenis anastesi umum
-          Anastesi inhalasi
-          Anastesi intravena
-          Anastesi rektal
2)      Tehnik anastesi
-          Metode tetes terbuka
-          Metode spora tertutup
-          Metoda tertutup
-          Intubasi tracheal
3)      Komplikasi dan efek samping
-          Gangguan pernafasan
-          Kerja jantung berhenti
-          Turgor distasi : Suatu keadaan keluarnya isi lambung ke faring tanpa adanya tanda-tanda
-          Muntah
-          Pendarahan
-          Reaksi toksik iskemik
-          Sakit kepala dan keluhan neurologi post anastesi
-          Komplikasi durameter : Jarum atau kateter anastesi bisa menembus kantong dura meter atau pembuluhnya.
-          Komplikasi pada janin
1) Oksigenasisasi pada janin terganggu
2) Pengaruh obat-obatan yang melewati urin

4)      Konsep dasar plasenta previa
a.     Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abdormal, yaitu pada segmen bawaan uterus bawaan uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir ( Sarwono Prawiroharjo, 2002: 365 ).
b.    Klasifikasi plasenta previa
Didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
1)      Plasenta Previa Totalis
Apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
2)      Plasenta Previa Parsialis
Apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
3)      Plasenta Previa Marginalis.
Apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
4)      Plasenta Letak Rendah
Plasenta yang letaknya abnormal pada sigmen bawah uterus akan tetapi belum sampai menutupi jalan lahir.
c.     Etiologi
1)        Vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua  akibat persalinan yang lampau
2)        Sebagian besar pada penderita dengan parietas tinggi
3)        Kehamilan kembar
4)        Primigravida yang berumur lebih dari 35 tahun.
d.      Tanda dan gejala plasenta previa
1)      Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri
2)      Perdarahan terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa
3)      Perdarahan biasanya tidak banyak
4)      Darah bewarna merah segar
5)      Sering  dikatakan terjadi pada triwulan ketiga

e.       Penanganan pada plasenta previa
Prinsip dasar penanganan, setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim kerumah sakit yang memiliki fasilitas melakukan tranfusi darah dan operasi.
1)      Penanganan pasif
Penanganan pasif pada beberapa kasus plasenta previa yang janinnya masih prematur dan perdarahannya tidak berbahaya sehingga tidak diperlukan tindakan pengakhiran kehamilan segera.
2)      Memilih cara persalinan
a)      Persalinan pervaginam
Pemecahan selaput ketuban adalah cara yang terpilih untuk melangsungkan persalinan pervaginam, karena (1)bagian terbawah janin akan menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah(2) Bagian plasenta yang berdarah itu dapat bebas mengikutio rengangan segmen-bawah uterus, sehingga pelepasan plasenta dari segmen bawah uterus lebih lanjut dapat dihindarkan.
b)      Secsio sesaria
Bertujuan untuk secepatnya mengangkat sumber perdarahan, dengan demikian memberikan kesempatan kepada uterus untuk berkontruksi menghentikan perdarahannya, dan untuk menghindarkan perlukaan serviks dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila dilangsungkan persalinan pervaginam

5)        Konsep dasar nifas dengan secsio sesaria
Perawatan nifas selanjutnya bagi ibu harus mencangkup hal-hal berikut :
a.         Analgesia
Untuk wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntikan intramuskuler 75 mg mecriain  setiap 3 jam sekali bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit
b.        Tanda-tanda vital
       Perlu dievaluasi setiap 4 jam yaitu tekanan darah, pengeluaran urin, dandarah yang hilang.
c.         Terpi cairan dan diit
       Masa nifas akan di tandai dengan cairan yang tertahan selama kehamilan yang kemudian jumlah menjadi berlebih pada saat persalinan di selesaikan
d.        Visika urinaria dan usus
       Kateter harus sudah di lepas dari vesika urinaria setelah 0012 jam post operasi atau pada esok paginya setelah operasi
e.         Ambulasi
       Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawat dapat bangun dari tempat tidur sekurang-kurangnya dua kali
f.         Perawatan luka
       Secara normal jahitan di angkat pada hari ke empat
g.        Perawatan payudara
       Pemberian ASI dapat di berikan pada hari ke dua post partum

B.   Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1.         Posture
       Lengan, kaki dalam fleksi yang cukup
2.         Tanda-tanda vital
Pols dapat dilihat dari midclavikula kiri antara intra kostal ke lima, pols apikal intra kostal ke empat jaraknya 140 kali permenit. Temperatur axiler 370 C, temperatur stabil usia 8-10 jam setelah melahirkan, respirasi rate 40 kali permenit
3.      Warna kulit
       Bayi harus berwarna merah muda
4.      Antopometri
-       Berat badan
Perempuan berat normalnya : 3400 gram, sedangkan laki-laki : 3500 gram
-       Panjang
Normalnya 50 cm
-       Lingkar kepala
Ukurannya 2 cm kurang dari lingkar dada, jika prematur ukurannya kurang dari 30 cm
-       Lingkar abdomen
Abdomen membesar setelah makan di sebabkan karena otot abdoman longgar ukuran sama dengan lingkar dada
5.      Kepala
Pada saat palpasi kulit kepala perlu di lihat integumentum chepalhematom yang terbentuk keras disebabkan karena trauma lahir. Saat di palpasi seluruh saluraan telah bersatu
6.      Genetalia
Vagina orivisium terbuka dan keluar mukoid, pada laki-laki meatus di ujung penis, preposium menutupi gians penis, testis pada saat di palpasi turun
7.      Anus
Pada saat inspeksi dan palpasi terdapat satu lubang dengan satu splinter yang baik. Mengandung mekonium dalam 24 jam setelah lahir
8.      Refleks
-            Refleks moro
       Merupakan tanda adanya koordinasi neuro mokuler tidak ada refleks ini menunjukan serebral
-            Refleks menggenggam
       Berlangsung pada usia 3 - 4 bulan menurun sampai dengan usia 8 bulan dan masih dapat di lihat sampai dengan usia 1 tahun
-            Refleks menghisap dan rooting
       Refleks rooting berkaitan dengan menghisap
-            Refleks babinsky
       Terjadi ketika bagian rateral di goreskan dari mulai ke atas sampai dengan menyilang ke bawah

C.  Konsep Dasar Keperawatan

  1. Pengkajian
Tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan berbagai data untuk mengevaluasi  dan meng identifikasi status kesehatan klien
a.         Pengumpulan data
Data di kumpulkan melalui wawancaran tentang riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium. Selain dari klien data juga dapat di peroleh dari keluarga, orang terdekat pada saat itu, dari masyarakat, atau pun dari perawat ruangan. Data dasar dapat diperoleh dari klien post operasi seksio sesarea dengan anastesi umum
1)      Tinjau uang catatan pranatal dan intra operatif serta indikasi kelahiran sesarea
2)      Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
3)      Menunjukan labilitas emosional dari kegembiraan, kekuatan, marah dan menarik diri
4)      Eliminasi
Kateter urinalisis terpasang : urine jernih pucat, bising usus tidak ada  samar atau jelas
5)      Makanan dan cairan
Abdomen lunak dan tidak ada distensi.
6)      Neuro sensori
Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anastesia, spiral, epidural
7)      Klien mengeluh nyeri dan tidak nyaman
8)      Bunyi paru jelas dan vasikuler
9)      Balutan abdomen tampak sedikit noda, kering, utuh
10)  Pemeriksaan diagnostik


b.      Analisa data
Analisa data pada klien post operasi secsio sesarea menggunakan dasar – dasar anatomi fisiologi sistem reproduksi. Patofisiologi dari indikasi dilakukannya secsio sesaria  dengan anestesi umum. Data dasar dari post operasi secsio sesaria diteliti kembali. Kelompokan berdasarkan kebutuhan psikososial, spirutual, dibandingkan dengan standar dan dibuat kesimpulan dari kesenjangan tersebut sehingga dapat disimpulkan masalah yang muncul.
c.       Prioritas masalah
Masalah yang telah ditemukan dari hasil penganalisaan tersebut diperioritaskan menurut Hierarki maslow, sehingga dapat ditentukan masalah mana yang harus diatasi terlebih dahulu berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia.

  1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisa data yang diperoleh melalui pengkajian .
a.     Komponen diagnosa keperawatan
1)      Problem ( masalah )
Keadaan pasien, kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang harusnya terjadi.
2)      Etiologi
Keadaan ini menunjukan penyebab dari masalah kesehatan.
3)      Sigh / symtom
Ciri, tanda dan gejala diperluka untuk merumuskan diagnosa keperawatan.

b.    Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien secsio sesarea menurut Susan martin tucker.

1)      Nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi.
2)      Kerusakan perpusi jaringan kardio pulmoner dan perifer berhubungan dengan interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca operasi.
3)      Potensial terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan dan konstipasi berhubungan dengan manipulasi atau trauma sekunder terhadap secsio sesarea.
4)      Potensial infeksi berhubungan prosedur pembedahan
5)      Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan melahirkan pasca sesarea
6)      Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur dan perawatan sebelum melahirkan

  1. Rencana asuhan keperawatan
Langkah-langkah dalam membuat rencana asuhan keperawatan antara lain:
a.    Nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi
Kriteria hasil :
1)        Nyeri diminimalkan dan terkontrol
2)        Klien mengungkapkan bahwa dia nyaman
Intervensi:
1)        Antisipasi nyeri dengan metode tambahan penghilang nyeri
Rasional : Merileksasikan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri serta meningkatkan kenyamanan.
2)        Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penghilang nyeri dan evaluasi efeksitasnya.
       Rasional : Analgesik dapat meningkatkan kenyamanan dan memperbaiki status psikologis dan menghilangkan nyeri.
3)        Berikan tindakan kenyamanan klien seperti perubahan posisi atau menyokong dengan bantal
Rasional : merelaksasikan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri meningkatkan kenyamanan dan menurunkan distrasi yang tidak menyanangkan
b.      Kerusakan perfusi jaringan kardio pulmoner dan perifer berhubungan dengan interupsi aliran sekunder sekunder terhadap imobilitas paska operatif
Kriteria hasil : Mempertahankan kontrol pola pernapasaan
Intervensi :
1)   Kaji status pernapasan dan tanda- tanda vital
Rasional : Pada banyak pasien nyeri dapat meningkatkan tekanan darah.
2)   Dokumentasikan dan laporkan terhadap peningkatan frekuensi pernapasan, batuk non produktif, ronchi, dan rales.
Rasional : Ronchi menandakan tertahannya sekresi dan bunya napas berkurang selama 24 jam pembedahan
3)   Perhatikan gejala trombosis vena, nyeri betis, bengkak dan hommansign
Rasionalnya : Trombosit vena akan meningkatkan aliran balik vena dan terbentuknya trombus, hommonsign merupakan tanda dari plebitis
c.       Potensial terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan dan konstipasi berhubungan dengan manipulasi atau trauma sekunder terhadap seksio sesarea
Kriteria hasil :
1)      Mendapatkan pola berkemih biasa setelah pengangkatan kateter
2)      Motilitas usus kembali ( bising usus aktif, platus )
3)       Pola eliminasi normal kembali dalam 9 hari post partum
Itervensi :
1)      Ajurkan berkemih setiap 4-6 bila mungkin, yang penuh mengganggu mobilitas dan involusio uterus dan meningkatkan aliran lochea, distensi yang berlebihan akan mengakibatkan atonia uteri
Rasional : Kandungkemih yang npenuh mengganggu mobilitas dan invousio uterus dan meningkatkan aliran lochea, distensai yang berlebihan akan mengakibatkan atonia uteri
2)      Palpasi abdomen bawah klien mengaluh distensi kandung kemih
Rasional : Pada periode pertama paska partum aliran plasma ginjal tetap tinggi ( meningkat 25% - 50% ) dan mengakibatkan pengisian kandung kemih
3)      Pantau masukan intake dan output cairan
Rasional : Oliguria disebabkan karena kehilangan cairan ketidak adekuatan penggantian cairan dan efek-efek anti diuretik
d.      Potensial infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan
Kriteria hasil :
1)      Insisi bersih, kering tanpa tanda-tanda dan gejala infeksi
2)      Involusi uterus lanjut secara normal
Intervensi :
1)   Pantau terhadap peningkatan suhu
Rasional : Demam setelah paska operasi hari ke tiga menunjukan infeksi peningkatan suhu 38,30 C dalam 24 jam pertama adalah mengidentifikasikan infeksi
2)   Observasi insisi terhadap tanda-tanda infeksi, kemerahan, nyeri tekan, bengkak pada sisi insisi disertai keluhan nyeri
Rasionalnya : Tanda-tanda tersebut merupakan tanda-tanda infeksi
3)   Penggantian balutan bila basah
Rasional : Lingkungan lembab merupakan media paling baik untuk pertumbuhan bakteri, bakteri dapat berpindah melalui aliran kapiler melalui balutan basah ke luka
4)   Evaluasi tanda-tanda vital terhadap gejala infeksi
     Rasionalnya : Demam, leukositosis, tachikardia menunjukan infeksi peningkatan suhu sampai 380 C hari ke dua paska partum adalah bermakna
e.       Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perwatan paska sesaria
Kriteria hasil :
1)      Mengungkapkan pemahaman mengenai kebutuhan individu
2)      Melakukan aktifitas /prosedur dengan benar dan alasan tindakan .
Intervensi :
1)      Berikan penjelasan pada ibu mengenai : perlunya menghindari koitus selama 4-6 minggu. Perawatan payudara bila menyusui, perlunya menghindari duduk dalam periode lama ,lutut ditekuk , perawatan insisi .
Rasional : Melakukan koitus dapat menyebabkan infeksi, perawatan payudara dapat melancarkan pengeluaran asi , perawatan insisi dapat mencegah terjadinya infeksi.
2)      Pentingnya latihan ,tetapi tidak dimulai dengan latihan keras sesuai izin dari dokter.
Rasional : klien yang telah menjalani sesarea memerlukan bantuan lebih banyak 
  1. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur dan perawatan sebelum melahirkan
Kriteria hasil :
Klien dapat mengungkapkan rasional melahirkan sesar dan dapat bekerja sama
Intervensi :
1)      Berikan informasi akurat dengan istilah sederhana
Rasional : Memberikan informasi dan mengklasifikasi kesalahan konsep
2)       Diskusikan sensasi yang di antisifikasi Skema melahirkan dan periode pemulihan
Rasional : Mengetahui apa yang di rasakan dan apa yang normal yang dapat membantu masalah yang tidak perlu

  1. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari tercapainya intervensi yang telah di tetapkan pada tahap ini perawat menerapkan keterampilan, sikap dan pengetahuan berdasarkan ilmu keperawatan  dan ilmu yang terkait secara terintegrasi.
Komponen dari tahap implementasi adalah tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi, pendokumentasian tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan

  1. Evaluasi
Hasil dari tindakan keperawatan diamati dan di bandingkan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan komponen dari tahap evaluasi adalah : Pencapaian kriteria hasil, keefektifan terhadap proses keperawatan.
Langkah-langkah dalam evaluasi adalah : Mengumpulkann data baru tentang pasien, menafsirkan data baru, membandingkan data baru dengan setandar yang berlaku.

No comments:

Post a Comment