Pages - Menu

Tuesday, March 12, 2013

SAP Diit Fraktur


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah                       :  Kurangnya Pengetahuan Tentang Diit Pada Penderita Fraktur
Pokok Bahasan           :  Diii Pada Penderita Fraktur
Sub Pokok                   :  Diit
Sasaran                        :  Tn.M dan Keluarga
Tempat                        :  Ruang Perawatan RSUD Syamsudin, SH
Waktu                         :  15 Menit

I.             Pengkajian
A.    Faktor Predisposisi
1.      Riwayat Keperawatan
Tn.M berumur 19 tahun, saat ini sedang dirwat di ruang perawatan III dengan diagnosa media post operasi fraktur tibia dekstra, Tn.M dirawat atas anjuran dari dokter karena terdapat luka terbuka dan hasil pemeriksaan rongten menunjukan adanya fraktur cominuted pada os tibia dekstra. Tn.M mengatakan sebelumnya tidak mengetahui tentang kebutuhan, diit pada penderita fraktur.
2.      Keadaan Fisik
Tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi 24x/menit dan suhu 39,20C, serta berat badan 55 kg dan tinggi badan 168 cm.
3.      Kesiapan Belajar
Tn.M mengatakan tertarik untuk memepelajari tentang diit pada penderita fraktur, Tn.M mengatakan belum pernah mendapatkan informasi mengenai diit pada penderita fraktur, sehingga Tn.M bersedia mendengarkan penyuluhan pada pagi hari.
4.      Motivasi Belajar
Motivasi Tn.M belajar mengenai diit pada penderita fraktur cukup tinggi, Tn.M ingin mempelajari karena dapat menambah pengetahuan klien.
5.      Kemampuan Membaca
Tn.M lulusan SMU tahun 2004, mempunyai kemampuan membaca dan menulis yang baik, ketika diberi bacaan bebrapa brosur tentang diit pada penderita fraktur, Tn.M dapat menjelaskan kembali inti dari brosur tersebut. Tn.M mengatakan lebih menyukai berdiskusi dalam memcehakan masalahnya karena akan lebih mengerti.

B.     Pengkajian Faktor Pemungkin
Mahasiswa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada Tn.M dan keluarga telah memiliki keterampilan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dengan baik, karena telah sering dilakukan pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan beberapa brosur yang memberikan penyuluhan kesehatan, keluarga dapat merima pelayanan sepenuhnya.

C.     Faktor Penguat
Tn.M berpendidikan terakhir adalah SMU yang memiliki cara pandang yang tidak tabu terhadap kesehatan. Klien mau menerima pelayanan yang akan diberikan petugas kesehatan

II.          Diagnosa Keperawatan
Kurang pengetahuan tentang diit pada penderita patah tulang

III.       Perencanaan Pembelajaran
A.    Tujuan Pembelajaran
1.      Tujuam Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 15 menit klien
2.      Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
a.       Menyebutkan kembali tentang defenisi diit pada pengertian fraktur.
b.      Menyebutkan kembali tentang tujuan diit pada penderita fraktur
c.       Menyebutkan kembali tentang contoh makanan tinggi kalsium
d.      Menyebutkan kembali tentang aturab diit pada penderita patah tulang
B.     Materi Belajar
1.      Pengertian diit
2.      Tujuan diit pada penderita patah tulang
3.      Contoh makanan tinggi kalsium
4.      Aturan diit pada penderita patah tulang

C.     Materi Belajar
1.      Metode diskusi
2.      Metode tanya jawab

D.    Alat Bantu Belajar
Brosur atau leaflet

E.     Evaluasi Belajar
Evaluasi dilakukan diruang perawatan III dengan mengajukan pertanyaan uraian :
1.      Apakah yang dimaksud dengan diit ?
2.      Sebutkan tujuan diit pada penderita patah tulang ?
3.      Sebutkan contoh-contoh makanan tinggi kalsium ?
4.      Sebutkan aturan diit pada penderita patah tulang ?



MATERI PENYULUHAN
A.    Pengertian
Diit merupakan jumlah makanan yang dibatasi dengan tujuan tertentu

B.     Tujuan Diit Pada Penderita Patah Tulang
  1. Mempercepat penyembuhan patah tulang
  2. Mengimbangi kadar kacium yang diserap kembali dalam keadaan sakit
  3. Mencegah terjadinya rapuhnya pada tulang

C.    Contoh Makanan Tinggi Kalsium
  1. Keju
  2. Susu
  3. Brokoli kukus
  4. Salmon kaleng dengan tulangnya
  5. Ikan Teri
  6. Sayuran berwarna hijau : bayam, kangkung, daun singkong

D.    Aturan
Diit masyarakat Asia antara 300 mg kalsium lebih baik, karena penduduk Asia lebih banyak gandum yang paling mendasar. Untuk keseimbangan antara konsumsi tinggi calcium dan tinggi vitamin D lebih baik dengan berolah raga dibawah sinar matahari pagi antara jam 07.00-09.00.


DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddart, 2002. Keperawatan Medical Bedah Volume 3. Alih Bahasa Kencana, H. Y. Jakarta : EGC.
Gopalan. C. Dr., 1994. Nutrition Research In South East Asia, New Delhi.

No comments:

Post a Comment