Pages - Menu

Sunday, May 19, 2013

Laporan Pendahuluan Hipertensi


LAPORAN PENDAHULUAN



 HIPERTENSI

1. DEFINISI
·   Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolok di atas 90 nnHg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, Suzanne.2002;896).
·   Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi ( Arif Mansjoer,2001;518 )
·   Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang menetapdiatas batas normal yang disepakati, yaitu diastolic 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg.  (Sylvia A price, 1995;833)

2. ETIOLOGI
            Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1        Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahuipenyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekita 95% kasus. Banyak factor yang mempengaruhinya seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system rennin-angiotensin, defek dalam ekresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler, dan factor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas, alcohol, merokok, serta polisitemia.
2        Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain..(Arief Mansjoer,2001;518).

3. PATOFISIOLOGI
            Dari pusat vasomotor bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin dan korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid, semuanya memperkuat respons vasokonstiktor pembuluh darah.. Vasokontriksi mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh darah perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.(Smeltzer C Suzanne,2002;897)

4. MANIFESTASI KLINIS
            Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul setelah komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing. (Arif mansjoer,2001;518).Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari), azotemia (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin). (Smeltzer C Suzanne,2002;897)
  • Sakit kepala
  • Vertiogo dan muka merah
  • Efitaksis kontan
  • Penlihatan kabur atau scotonas dengan perubahan retina
  • Kekerapan nokturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan ginjal
  • Sebagai akibat hipertensi yang berkepanjangan :
1)      Insifuensi koroner dan penyumbatan
2)      Kegagalan jantung
3)      Kegagalan ginjal
4)      Cerebro vaskular accident (struke)


5. EVALUASI DIAGNOSTIK
            Pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ, seperti ginjal atau jantung yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah.
·   Elektrokardiografi (EKG) untuk mengkaji hipertrofi ventrikel kiri
·   Urinalisa (Smeltzer C Suzanne,2002;897)
·   Pemeriksaan retina
            Pemeriksaan khkusus : Genogram, pielogram, anteriogram ginjal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah, dan kadar rennin.


6. PENATALAKSANAAN
            Tujuan deteksi dan penatalaksanaannya adalah menurunkan resiko penyakitkardiovasuler dan mortalitas serta morbidilitas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengontrol factor resiko.Kelompok risiko dikategorikan menjadi :
1        Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1,2,3, tanpa gejala penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ, atau factor risiko lainnya.
2        Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya, tapi memiliki satu atau lebihfaktor risiko.
3        Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ yang jelas.
4        Factor risiko: usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipidemis, diabetes mellitus, jenis kelamin (pria dan wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.


Penatalaksanaan berdasarkan factor resiko:
Tekanan Darah
Kelompok Risiko A
Kelompok risiko B
Kelompok risiko C
130-139/85-89
140-159/90-99
> 160/> 100
Modifikasi gaya hidup

Modifikasi gaya hidup

Dengan obat
Modifikasi gaya hidup

Modifikasi gaya hidup

Dengan obat
Dengan obat
Dengan obat
Dengan obat
LangKah-langkah yang dinjurka dalam dalam modifikasi gaya hidup:
·   Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan
·   Membatasi alcohol
·   Meningkatkan aktivitas fisik aerobic ( 30-45 menit/hari )
·   Mengurangi asupan natrium ( < 100 mmol Na/2,4 g Na/6 g NaCl/hari )
·   Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
·   Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.
·   Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan usia.(Arif mansjoer,2001;519)
PROSES KEPERAWATAN
Ø  DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan b.d efek samping terapi yang diharuskan versus keyakinan bahwa pengobatan tidak diperlukan tanpa adanya gejala.

  1. Risiko tinggi terhadap inefektif pelaksanaan regimen terapeutik b.d kurang pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, obat, faktor resiko, dan perawatan tindak lanjut
Ø  TUJUAN
Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam Klien akan :
1.    Mengungkapkan perasaan yang b. d mematuhi regimen yang diharuskan,
2.    mengidentifiaksi sumber pendukung untuk membantu kepatuhan,
3.    Mengungkapkan potensial komplikasi dari ketidakpatuhan

Ø  INTERVENSI                                                            RASIONAL
1)
·       Identifikasi setiap faktor yang memprediksi ketidakpatuhan.

·       Tekankan pada klien kemungkinan ancaman hidup akibat ketidakpatuhan
·       Tunjukkan bahwa kenaikan tekanan darah secara tipikal tidak menunjukan gejala.
·       Diskusikan kemungkinan efek stroke pada masa yang akan datang, gagal ginjal, atau penyakit koroner pada orang terdekat.
·       Libatkan orang terdekat klien dalam sesi penyuluhan, bila memungkinkan.
·       Intruksikan klien atau orang lain untuk memeriksa tekanan darahnya sedikitnya sekali seminggu, dan untuk menyimpan hasil pengukuran yang yang akurat.
·       Jelaskan kemungkinan efek samping obat antihipertensi (mis; impotensi, penurunan libido,vertigo) intruksikan klien untuk konsul dokter  untuk obat alternatif bila terjadi efek samping ini.
·       Bila biaya obat anti hipertensi menghambat klien, konsulkan pada pelayanan sosial

·    Memungkinkan perawat untuk merencanakan intervensi untuk menghilangkan masalah dan memperbaiki kepatuhan.

·    Penekanan ini menunjukan keseriusan dari hipertensi yang dapat mendorong klien untuk mematuhi pengobatan.

·    Tak adanya gejala sering mendorong ketidakpatuhan


·    Diskusi ini menekankan potensial dampak hipertensi klien pada orang terdekat, yang dapat mendorong kepatuhan.


·    Orang terdekat juga harus memahami kemungkinan akibat dari ketidakpatuhan, untuk mendorong mereka membantu klien dalam mentaati progaram keluarga.
·    Pengukuran tekanan darah tiap minggu diperlukan untuk mengevaluasi respons klien terhadap pengobatan dan perubahan gaya hidup.


·    Klien yang  mengalami efek samping ini dapat menghentikan terapi obat dengan sendirinya.

2).
§   Bahas konsep tekanan darah menggunakan terminologi klien dan orang terdekat yang dapat dimengerti.
§  Ajarkan klien cara pengukuran tekanan darah, atau ajarkan orang terdekat bagaimana mengatur tekanan darah klien.
§  Bahas modifikasi gaya hidup yang dapat menurunkan hipertensi

§  Berikan klien atau orang terdekat pedoman obat dan informasi kartu obat untuk semua obat. Jelaskan dosis, kerja, efek samping dan kewaspadaan.
§  Waspadakan klien dan orang terdekat terhadap obat bebas yang menjadi kontraindikasi.
§  Tekankan pentingnya perawatan tindak lanjut
§  Ajarkan klien dan orang terdekat untuk melaporkan gejala ( sakit kepala, nyeri dada, nafas pendek, peningkatan BB, edema, perubahan penglihatan, sering mengalami perdarahan hidung, efek samping obatan
·     Resiko stroke meningkat secara      langsung dengan tekanan darah individu (sistolik dan diastolik).

·   Pemantauan mandiri lebih tepat dan dapat meningkatkan kepatuhan.

·   Modifikasi gaya hiduptelah terbukti dapat menghilangkan hipertensi pada beberapa individu tanpa menggunakan obat .
·   Penyuluhan ini menunjukan pada klien efek samping yang harus dilaporkan dan kewaspadaan yang harus dilakukan.
·   Obat bebas umumnya dipandang sebagai kurang berbahaya, namun kenyataannya banyak dari obat tersebut menyebabkan komplikasi.

·   Perawatan tindak lanjut membantu mendeteksi komplikasi.
·   Tanda dan gejala ini dapat menandakan peningkatan tekanan darah atau komplikasi cardiovaskuler



DAFTAR PUSTAKA
·    Baughman, Diane C.2000. KMB: Buku saku untuk Brunner dan Suddarth. EGC, Jakarta
·    Carpenito, Lynda juall.1999. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan.  Edisi II.EGC. Jakarta
·    Doengoes, Marylin E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan: : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC: Jakarta


CLICK HERE TO DOWNLOAD LP HIPERTENSION

No comments:

Post a Comment