Pages - Menu

Friday, November 24, 2017

APA ITU TRANFUSI dan GOLONGAN DARAH?

MENGENAL TRANFUSI DAN GOLONGAN DARAH

A.    Pengertian
Tranfusi darah adalah penginjeksian darah dari seseorang (yang disebut donor) kedalam sistem peredaran darah seseorang yang lain (yang disebut resipien) (Ebrahim,2007).
Tranfusi adalah proses pemindahan darah dari tubuh seseorang kedalam tubuh orang lain. Orang yang menerima darah disebut resipien, sedangkan orang yang memberikan darahnya disebut donor (Firmansyah, 2009).

B.     Jenis Golongan Darah
Ada empat golongan darah yang utama, yaitu A, B, AB dan O. Perbedaan diantara golongan-golongan ini ditentukan oleh ada tidaknya dua zat kimia utama (yaitu A dan B) dalam sel darah merah, serta oleh ada tidaknya dua unsur yaitu unsur anti-A dan unsur anti-B dalam serum darah tersebut.
Dalam darah terdapat yang namanya serum dan plasma, perbedaaanya adalah plasma memiliki fibrinogen dan faktor pembeku darah, sedangkan serum tidak memilikinya.
Seseorang yang bergolongan darah O dikenal sebagai donor universal, karena sel darah merah orang ini tidak mengandung zat kimia A maupun B. Tetapi orang ini tidak menerima darah orang lain kecuali yang bergolongan darah O karena serum darahnya berisi unsur anti-A dan anti-B. (Ebrahim,2017).
                 
C.    Apa itu Aglutinogen, Aglutinin dan Aglutinasi??
Aglutinogen dan agutinin adalah kandungan protein didalam darah. Aglutinogen merupakan protein berupa antigen, sedangkan aglutinin merupakan protein berupa antibodi. Aglutinogen terdapat pada eritrosit, sedangkan aglutinin terdapat pada plasma darah. Aglutinasi adalah proses penggumpalan darah akibat dari proses pembentukan antibodi. Eritroblastosis fetalis adalah proses penggumpalan darah pada bayi akibat dibentuknya aglutinin karena rhesus ibu dan bayi berbeda.
GOLONGAN DARAH
AGLUTINOGEN
AGLUTININ
A
A
α
B
B
β
O
-
α dan β
AB
A dan B
-
      (Firmansyah, 2009).

D.    Siapakah Penemu Golongan Darah Dan Sistem Rhesus Darah (Rh)?
Penggolongan darah A, B, AB dan O ditemukan oleh seorang ahli imunologi Austria, Karl Landsteiner pada tahun (1868-1943). Penggolongan darah ini berdasarkan atas terdapatnya dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B.
Selain golongan darah Landsteiner menemukan sistem Rhesus (RH). Sistem rhesus ditemukan pada percobaan terhadap kera Macaca Rhesus. Pada sistem Rh, apabila darah seseorang mengandung aglutinogen rhesus maka orang tersebut ytermasuk rhesus positif (rh+). Adapun jika tidak mengandung aglutinogen rhesus, orang tersebut termasuk rhesus negatif (rh-) (Firmansyah, 2009).


BAHAYA TRANFUSI DARAH DAN APA AKIBATNYA, 

E.     Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Tranfusi Darah
Hal yang harus diperhatikan dalam tranfusi darah adalah jenis aglutinogen donor dan aglutinin resipien agar tidak terjadi penggumpalan dalam darah. Tabel dibawah menunjukan golongan darah pendonor yang cocok dengan resipien.
        RESIPIEN

DONOR
A
B
O
AB
A
+
_
_
+
B
_
+
_
+
O
+
+
+
+
AB
_
_
_
+
Keterangan:
( - )            =          Menggumpal
( + )           =          Tidak Menggumpal
(Firmansyah, 2009).

F.     Indikasi (Penyebab) Untuk Tranfusi
Pada dasarnya ada dua alasan umum mengapa perlu dilakukan trnfusi darah, yaitu (1) kehilangan darah, dan (2) kekurangan unsur-unsur penting dalam darah.
            1.      Kehilangan darah
            Kehilangan darah dapat mengakibatkan berkurangnya volume darah yang mengalir dalam                    tubuh. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
a.       Perdarahan akibat persalinan
b.      Luka bakar
c.       Operasi
d.      Ketidakcocokan darah antara ibu dan anak. Dalam kasus seperti ini, tranfusi pertukaran harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa si anak.
e.       Anemia akut dan kronis, serta kekacauan sistem pembeku darah seperti hemofilia.
           2.      Kekurangan unsur-unsur penting dalam darah
a.   Pasen anemia yang menderita kekurangan sel darah merah, hanya membutuhkan tranfusi sel darah merah saja.
b.    Pasien hemofilia, sebagai akibat gangguan sistem pembekuan darah, pada pasien hemofilia harus mendapatkan tranfusi plasma darah atau di injeksi dengan Anti Haemopbilic Factor (AHF) (Ebrahim, 2007)

G.    Apa Saja Reaksi Negatif (Efek Samping) Tranfusi Bagi Tubuh?
Pada dasarnya tranfusi darah adalah salah satu cara untuk menolong seseorang akibat kekurangan sel dan unsur-unsur penting darah, namun disamping itu tranfusi juga memiliki efek yang kadang tidak dinginkan (efek samping), tabel dibawah ini akan menjelaskan tentang efek samping tranfusi:
NO
REAKSI/PENYEBAB
KLINIS/TANDA
1
Reaksi hemolisis: darah pasien dan darah tranfusi tidak kompatibel
Menggigil, demam, sakit kepala, nyeri punggung, sesak nafas, nyeri dada, takikardia, hipotensi
2
Reaksi demam: sensitifitas darah klien terhadap sel darah putih, trombosit atau protein plasma darah tranfusi
Demam, menggigil, hangat, kulit kemerahan, sakit kepala, nyeri otot, cemas/gelisah.
3
Reaksi alergi ringan: sensitivitas terhadap protein plasma yang ditranfusikan.
Kemerahan, gatal, urtikaria, mengi
4
Reaksi alergo (berat): reaksi antigen-antibodi
Dispnea, nyeri dada, kolaps sirkulasi, henti jantung
5
Sepsis: darah yang diberikan terkontaminasi
Demam tinggi, menggigil, muntah, diare, hipotermi
6
Hipervolemia: pemberian darah melebihi kemampuan sirkulasi
Batuk, dispnea, kongesti paru, distensi vena leher, takikardi, hipertensi
(Tamsuri, 2009)


REFERENSI
Ebrahim, Abul Fadl Mohsin. 2007. Fikih Kesehatan, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta.
Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Buku Mudah dan Aktif Belajar Biologi 2 (IPA) Kelas 11 SMA. Jakarta; Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit” . Jakarta: ECG.

No comments:

Post a Comment