Pages - Menu

Thursday, November 2, 2017

DOUBLE LUMEN CATHETER/KATETER DOBEL LUMEN (KDL)

KATETER DOBEL LUMEN (KDL)


           A.    Pengertian
Kateter double lumen adalah sebuah alat yang terbuat dari bahan plastic PVC mempunyai 2 cabang, selang merah (arteri) untuk keluarnya darah dari tubuh ke mesin dan selang biru (vena) untuk masuknya darah dari mesin ke tubuh (Edgar dkk, 2009)

           B.     Tujuan Pemasangan Kateter Dobel Lumen
1.      Untuk melancarkan proses hemodialisa
2.      Mencegah terjadinya infeksi
3.      Mencegah adanya bekuan

           C.     Komplikasi yang dapat timbul akibat pemakaian kateter vena sentral
Pemasangan alat inpasif akan menimbulkan beberapa komplikasi, mulai dari yang komplikasi ringan sampai dengan berat, petugaas kesehatan wajib mengetahui komplikasi akibat dari pemasangan vena sentral seperti kateter dobel lumen. Adapun komplikasinya antara lain :
1.      Komplikasi karena penusukkan
Komplikasi karena penusukkan yang terjadi seperti disritmia atrium dan disritmia ventrikel. Disritmia atrium dapat terjadi 40% pada pemakaian kateter subclavian dan terjadi 20% disritmia ventrikel. Terjadi komplikasi pneumothoraks 1-5% pada kateter subclavian tetapi kurang dari 0,1% pada kateter jugularis internal. Selain itu, terjadi pula komplikasi akibat penusukkan adalah emboli udara, perforasi pada dinding jantung atau vena sentral, tamponade pericardium dan tertembusnya arteri.
2.      Infeksi
Infeksi karena penggunaan kateter merupakan masalah utama. Infeksi terjadi akibat migrasi mikroorganisme dari kulit pasien melalui lokasi tusukan kateter dan turun ke permukaan luar kateter atau dari kateter yang terkontaminasi selama prosedur hemodialisis. Menurut (Edgar dkk, 2009) pemakaian femoral kateter beresiko terjadi bakteremia 3,1% selama satu minggu kateterisasi dan meningkat menjadi 10,7% setelah 2 minggu kateterisasi. Oleh karena itu, pemakaian kateter femoral harus dilepaskan setelah pemakaian satu minggu. Infeksi terjadi pula pada pemakaian kateter jugularis internal sebesar 5,4% pada 3 minggu dan meningkat menjadi 10,3% setelah pemakaiam 4 minggu.
3.      Thrombosis dan emboli udara
Thrombosis dapat terjadi setelah pemasangan kateter karena kesalahan teknik. Thrombosis dapat menyebabkan hilangnya akses vascular untuk HD.
4.      Stenosis vena sentral
Stenosis lebih sering terjadi pada pemakaian kateter subclavian.

           D.    Cara/tehnik perawatan kateter double lumen
1.      Tujuan Perawatan Kateter Double Lumen
Tujuan perawatan adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mencegah adanya bekuan darah di selang kateter double lumen, kateter dapat digunakan dalam waktu tertentu dan aliran darah menjadi lancar.
2.      Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kateter double lumen
Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kateter double lumen adalah kebersihan kateter, kondisi kateter yang tidak tertekuk, rembesan darah dari sambungan tutup kateter, kateter lepas atau berubah posisi, tanda – tanda peradangan dan keluhan pasien.

            E.     Prosedur perawatan kateter double lumen
1.      Pengkajian
a.       Kaji program medik
b.      Kaji warna kulit disekitar lokasi pemasangan chateter double lumen, apakah ada kemerahan.
c.       Kaji daerah lokasi penusukan, apakah ada tanda-tanda phlebitis seperti kemerahan, nyeri, bengkak
d.      Monitor respon pasien
2.      Perencanaan
a.       Persiapan alat
·         Set steril (sarung tangan steril, kasa, pinset anatomis, 3 kom,doek berlubang, tuffer)
·         Bethadine
·         Alcohol 70%
·         NaCl 0,9%
·         Sarung tangan disposable
·         Spuit 5 cc
·         Kain perlak (alas)
·         Plester
·         Piala ginjal
·         Plastik
·         Fiksomol / tegaderm
·         Salep
b.      Persiapan klien
·         Menjaga privacy klien
·         Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
c.       Pelaksanaan
·         Perawat mencuci tangan
·         Memakai sarung tangan disposable
·         Dekatkan alat yang digunakan
·         Letakkan alas (perlak) di bawah kateter double lumen
·         Lepaskan balutan kotor dari badan pasien dan masukkan balutan tersebut ke dalam plastik kotor.
·         Lepaskan sarung tangan disposible
·         Buka set steril
·         Pakai sarung tangan steril
·         Isilah masing – masing kom dengan betadin solution, alcohol 70 %. Jika di unit hemodialisa menggunakan bromderm spray (alkohol dan bethadine)
·         Lakukan desinfektan pada area kulit di sekitar lokasi penusukan (exit site) dengan menggunakan alkohol 70% dan diulangi sampai kulit bebas dari kotoran. Kemudian berikan desinfektan dengan bethadine solution secara sirkuler dari arah dalam keluar.
·         Sekitar exit site, betroban salep lalu ditutup dengan kasa steril.
·         Berikan heparin pekat sesuai dengan anjuran yang tertera dalam selang pada kateter double lumen (unit hemodialisa).
·         Kencangkan kateter double lumen dan tutup kateter double lumen dan klem dalam posisi terkunci (unit hemodialisa).
·         Fiksasi kateter double lumen + elastic verban (femoral)
·         Tutuplah seluruh kateter dengan kasa steril dan transparan dressing
·         Bersihkan alat-alat yang sudah terpakai
·         Cek kembali keadaan exit site dan kelancaran kateter
·         Lepaskan sarung tangan steril
·         Perawat mencuci tangan
(Fresenius Medical Care, Perawatan Catheter double lumen, 2008)
d.      Evaluasi
·         Kaji respon klien : keluhan nyeri, ekspresi wajah
·         Monitor TTV
·         Monitor tanda-tanda peradangan, infeksi atau iritasi pada area tusukkan
·         Monitor kondisi kateter : kelancaran, kondisi tertekuk, rembesan
e.       Dokumentasi
·         Catat kondisi balutan dan kateter sebelumnya waktu perawatan
·         Keluhan rasa tidak nyaman klien
·         TTV sebelum dan sesudah prosedur.
f.       Pendidikan Kesehatan Untuk Pasien
·         Anjurkan klien untuk meminimalkan aktivitas seperti berjalan (femoralis)
·         Meminimalkan jongkok terlalu lama (khusus femoralis)
·         Balutan dipertahankan tetap kering dan bersih

              F.      Kapan Perlu Konsultasi Kepada Dokter/Perawat
1.      Adanya rasa nyeri pada tempat keluarnya kateter/exit site
2.      Perdarahan / keluar cairan dari daerah exitsite
3.      Suhu tubuh 38 celcius atau lebih
4.      Kateter keluar dari tempat penusukan


DAFTAR PUSTAKA
 Edgar,V.Lerma., Jeffrey, S.Berns., Allen R. Nissenson. (2009). Current Diagnosis & Treatment Nephrology & Hypertension International Edition. Chicago, USA: McGraw Hill.
Borley, NR & Grace PA. 2006. At A Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.
National Kidney Disease Education Program. 2014. Vascular Acces For Hemodialysis. Bethesda: National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease.

Fresensius Medical Care. 2008. Perawatan Catheter Double Lumen. Tidak terbitkan.

No comments:

Post a Comment