BAB
I
PENDAHULUAN
Kebutuhan
seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara
pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi
sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut. Seks pada hakekatnya merupakan dorongan naluri alamiah tentang kepuasan
syahwat. Tetapi banyak kalangan yang secara ringkas mengatakan bahwa seks itu adalah
istilah lain dari Jenis kelamin
yang membedakan antara pria dan wanita. Jika kedua jenis seks ini bersatu,
maka disebut perilaku seks. Sedangkan perilaku seks dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan untuk menyatakan cinta dan menyatukan
kehidupan secara intim. Ada pula yang mengatakan bahwa
seks merupakan hadiah untuk memenuhi atau memuaskan hasrat birahi pihak lain. Akan tetapi
sebagai manusia yang beragama,
berbudaya, beradab dan bermoral, Seks merupakan dorongan emosi
cinta suci yang dibutuhkan dalam angka mencapai kepuasan nurani dan
memantapkan kelangsungan keturunannya. Tegasnya, orang yang ingin mendapatkan cinta dan keturunan, maka ia akan melakukan hubungan seks
dengan lawan jenisnya. Seks yang pada mulanya diidentikkan dengan cinta dan
pernikahan, sekarang lebih diasosiasikan dengan suka dan kencan.
Perilaku
seksual adalah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan
antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang
biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri.
Beberapa tahun terakhir ini, persepsi masyarakat terhadap segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah seksual telah mengalami perubahan yang drastis.
Perilaku telah beranjak dari posisi nilai moral menjadi budaya. Dengan kata
lain, jika sebelumnya seks sarat dengan kaidah moral, sekarang seks telah
merambah ke segala penjuru kehidupan sebagai gaya hidup yang nihil moralitas. Perilaku seks juga merupakan salah satu kebutuhan pokok yang
senantiasa mewarnai pola kehidupan manusia dalam masyarakat. Perilaku seks
sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang berlaku dalam masyarakat.
Setiap golongan masyarakat memiliki persepsi dan batas kepentingan
tersendiri terhadap perilaku seks.
1.2.
Tujuan
Tujuan di tulisnya makalah ini diantaranya untuk :
a. Mengetahui
kondisi kebutuhan seksualitas
b. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi seksual
c. Mengetahui
masalah-masalah keperawatan pada seksual
d. Mengetahui
penyimpangan dan bentuk abnormalitas pada seksual
e. Mengetahui
asuhan keperawatan pada masalah seksual
1.3.
Metode
Metode
yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini diantaranya melalui pustaka
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
2.1. Pengertian Kebutuhan Seksual
1.
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar
manusia berupa ekspresi
perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,
memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik
antara dua individu tersebut.
Seksualitas dan
seks merupakan hal yang berbeda :
2.
Seksualitas
adalah
bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan
perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan,
pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara
berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai,
fantasi, emosi.
3.
Seks
adalah menjelaskan ciri jenis kelamin
secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan
perempuan, hubungan
fisik antar individu (aktivitas seksual genital).
4.
Kesehatan
seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional,
intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang
memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975).
2.2. Tinjauan Seksual dari beberapa
aspek
Makna seksual dapat di
tinjau dari berbagai aspek , di antaranya.
1.
Membicarakan seksual masih tabu.
2.
Pengekspresiannya masih
secara
tertutup.
3.
Hanya dikaitkan dengan masalah hubungan
antar lawan jenis.
4. Dalam pelayanan kesehatan dengan pendekatan
holistik,semua aspek saling berinteraksi.
5. Aspek
biologis. Aspek ini memandang dari
segi biologi seperti pandangan anatomi dan fisiologi dari sistem reproduksi
(seksual) , kemampuan organ seks, dan adanya hormonal serta sistem saraf yang
berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan seksual.
6. Aspek
Psikologis. Aspek ini merupakan
pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri
terhadap kesadaran identitasnya, serta memandang gambaran seksual atau bentuk
konsep diri yang lain.
7. Aspek
Sosial Budaya. Aspek ini merupakan
pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan
seksual serta perilakunya di masyarakat.
2.3.Perkembangan
seksual
Perkembangan
seksual di awali dari masa pre natal dan
bayi, kanak-kanak, masa pubertas, masa dewasa muda dan pertengahan umur, serta dewasa.
1.
Masa
prenatal dan bayi.
Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah
mulai berkembang. Berkembangnya organ seksual mampu merespon rangsangan,
seperti adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya pelumas vagina pada
wanita. Perilaku ini terjadi ketika mandi, bayi merasakan adanya perasaan
senang. Menurut Sigmund
Freud, tahap perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah :
a. Tahap Oral,
terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasan, kesenangan atau kenikmatan dapat dicapai
dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah, atau bersuara. Anak memiliki
ketergantungan yang sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan
rasa aman. Masalah yang di peroleh pada masa ini adalah masalah menyapih dan
makan.
b. Tahap Anal,
terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini terjadi pada saat
pengeluaran feses. Anak mulai menunjukan keakuannya, sikapnya sangat narsistik
(cinta terhadap diri sendiri), dan egois. Anak juga mulai mempelajari struktur
tubuhnya. Pada tahap ini anak sudah dapat di latih dalam hal kebersihan.
2.
Masa
Kanak-kanak
Masa
ini di bagi dalam usia prasekolah, dan sekolah. Perkembangan seksual pada masa
ini di awali secara biologis atau fisik, sedangkan perkembangan psikoseksual
pada masa ini adalah :
a.
Tahap
oedipal/phalik, terjadi pada umur 3-5 tahun. Kepuasan
anak terletak pada rangsangan otoerotis, yaitu meraba-raba, merasakan
kenikmatan dari beberapa erogennya. Anak juga mulai menyukai lain jenis. Anak
laki-laki cenderung lebih suka sama ibunya dari pada ayahnya, sebaliknya anak
perempuan lebih suka ayahnya. Anak mulai dapat mengidentifikasi jenis kelamin
dirinya, apakah laki-laki atau perempuan, belajar melalui interaksi dengan
figur orang tua, serta mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis
kelaminnya.
b.
Tahap
Laten, terjadi pada umur 5-12 tahun. Kepuasan anak mulai terintegrasi, mereka
memasuki masa pubertas dan berhadapan langsung pada tuntutan sosial, seperti suka berhubungan dengan
kelompoknya atau teman sebaya, dorongan libido mulai berbeda. Pada masa sekolah
ini, anak sudah banyak bertanya tentang hal seksual melalui interaksi dengan
orang dewasa, membaca atau berfantasi.
3. Masa Pubertas /
Remaja
Pada
masa ini sudah terjadi kematangan fisik dari aspek seksual dan akan terjadi
kematangan secara psikososial. Terjadinya perubahan secara psikologis ini
ditandai dengan adanya perubahan dalam citra tubuh (body image) , perhatian
yang cukup besar terhadap fungsi tubuh,
pembelajaran tentang perilaku, kondisi sosial, dan perubahan lain, seperti
perubahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otot, bulu di pubis, buah
dada atau mentruasi bagi wanita. Tahap yang di sebut oleh Freud sebagai tahap
genital ini terjadi pada umur 12 -
18
tahun. Kepuasan anak pada tahap ini akan kembali bangkit dan mengarah pada
perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis.
4. Masa Dewasa Muda dan Pertengahan
Umur.
Pada
tahap ini perkembangan secara fisik sudah cukup dan ciri seks sekunder mencapai
puncaknya, yaitu antara umur 18-30 tahun. Pada masa pertengahan umur terjadi
perubahan hormonal; pada wanita di tandai dengan penurunan estrogen, pengecilan payudara dan
jaringan vagina, penurunan cairan vagina, selanjutnya akan terjadi penurunan
reaksi ereksi; pada pria di tandai dengan penurunan ukuran penis serta penurunan semen. Dari perkembangan psikososial,
sudah mulai terjadi hubungan intim antara lawan jenis, proses pernikahan dan
memiliki anak, sehingga terjadi perubahan peran.
5. Masa Dewasa Tua
Perubahan
yang terjadi pada tahap ini pada wanita di antaranya adalah atrofi pada vagina
dan dan jaringan payudara, penurunan cairan vagina, dan penurunan intensitas
orgasme pada wanita; sedangkan pada pria akan mengalami penurunan produksi
sperma, berkurangnya intensitas orgasme, terlambatnya pencapaian ereksi, dan
pembesaran kelenjar prostat.
2.4.Pola
Fungsi Seksual
1. Seksual yang Sehat Meliputi :
·
Bebas dari gangguan fisik maupun
psikologis.
·
Bersikap positif terhadap seksual.
·
Mempunyai pengetahuan yang akurat
tentang seksualitas.
·
Kesesuaian antara jenis kelamin,
identitas, dan peran .
2. Karakteristik Kesehatan Seks :
·
Kemampuan
mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan
penyalahgunaan seksual.
· Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri
terhadap penampilan pribadi
·
Merupakan hubungan biologis yang paling
intim antara dua individu yang mempunyai tujuan
·
Mendapatkan keturunan (reproduksi)
·
Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)
·
Mampu
membina hubungan efektif dengan orang lain
· Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui
komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
3.
Komponen
kesehatan seksual :
·
Konsep
seksual diri yaitu nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana
seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif menghalangi terbentuknya suatu hubungan
dengan orang lain.
·
Body
image yaitu pusat kesadaran terhadap diri sendiri, secara
konstan dapat berubah. Bagaimana seseorang memandang (merasakan) penampilan
tubuhnya berhubungan dengan seksualitasnya: Kehamilan,
proses penuaan, trauma, penyakit, dan terapi tertentu. Contoh
: wanita ---bentuk tubuh dan ukuran payudara, Pria --- ukuran penis.
·
Identitas
jender yaitu suatu pandangan mengenai jenis kelamin seseorang,
sebagai laki-laki atau perempuan, mencakup komponen biologi, juga norma sosial dan budaya.
· Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana
seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan
jenis atau sejenis.
4.
Tubuh
Manusia Memiliki Zona Erotik : Alat genital, kulit , paha, bibir , telinga, buah dada , bila dirangsang menyebabkan sexual
arousal & desire (keinginan).
5.
Ekspresi
Seksual dipengaruhi oleh : Sentuhan, bau, penglihatan, suara, perasaan, pikiran, fantasy
6.
Organ
Seksual
Wanita
· Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopii dan ovarium.
· Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang
terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia minora, klitoris
dan ostium vaginalis (introitus)
7. Organ
Seksual
Laki-Laki
·
Organ
seks eksternal pria adalah penis dan skrotum.
·
Organ
seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus deferen, kelenjar
prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper.
2.1.Penyimpangan Seksual Pada Orang
Dewasa.
Beberapa
bentuk penyimpangan seksual atau deviasi seksual yang dapat dijumpai di
masyarakat antara lain :
1.
Pedofilia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan ini
ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak di bawah usia
pubertas. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kelainan mental, seperti
shizofrenia, sadism organic, atau gangguan kepribadian organik.
2.
Eksibisionisme.kepuasan
seksual dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di depan umum. Hal ini
biasanya dilakukan secara mendadak di hadapan orang yang tidak di kenal, namun
tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seksual.
3.
Fetisisme.
Kepuasan seksual; di capai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi,
pakaian dalam, stocking, atau lainnya. Disfungsi ini dapat di sebabkan antara
lain karena eksperimen seksual yang normal dan bedah pergantian kelamin.
4.
Transvestisme.
Kepuasan seksual di capai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan
peran seks yang berlawanan, misalnya pria yang senang menggunakan pakaian dalam
wanita.
5.
Transeksualisme.
Bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap
jenis kelaminnya, adanya keinginan untuk berganti kelamin.
6.
Voyerisme/Skopofilia.
Kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau aktifitas
seksual yang dilakukan orang lain.
7.
Masokisme.
Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau di sakiti terlebih dahulu
secara fisik atau psikologis.
8.
Sadisme.
Merupakan lawan dari masokisme. Kepuasan seksual di capai dengan menyakiti
objeknya, baik secara fisik atau psikologis (dengan menyiksa pasangan). Hal
tersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan yang
salah.
9.
Homoseksual
dan Lesbianisme. Penyimpangan seksual yang di tandai
dengan ketertarikan secara fisik maupun
emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan
orang berjenis kelamin yang sama.
10.
Zoofilia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek binatang.
11.
Sodomi.
Kepuasan seksual dicapai dengan hubungan melalui anus.
12.
Nekropilia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek mayat.
13.
Koprofilia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek feses.
14.
Urolagnia.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek urine yang diminum.
15.
Oral
Seks/Kunilingus. Kepuasan seksual di capai dengan
menggunakan mulut pada alat kelamin wanita.
16.
Felaksio.
Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin laki-laki.
17.
Froterisme/Friksionisme.
Kepuasan seksual di capai dengan cara menggosokan penis pada pantat wanita atau
badan yang berpakaian di tempat yang penuh sesak manusia.
18.
Goronto.
Kepuasan seksual di capai melalui hubungan dengan lansia.
19.
Frottage.
Kepuasan seksual di capai dengan cara meraba orang yang di senangi tanpa di
ketahui lawan jenis.
20.
Pornografi.
Gambar/tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan seksual (Maramis WF, 2004).
2.2.Bentuk abnormalitas seksual akibat
dorongan seksual abnormal
Banyak
dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi seksual
atau terjadinya abnormalitas seksual. Beberapa bentuk abnormalitas seksual
akibat dorongan seksual abnormal antara lain :
1.
Prostitusi.
Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang tidak wajar dan
tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks bersifat impersonal,
tanpa adanya afeksi dan emosi yang berlangsung cepat, dan tanpa adanya orgasme
pada wanita. Kejadian ini dapat berlaku pada laki-laki maupun perempuan. Pada
laki-laki, prostitusi disebabkan karena keinginan mencari variasi dalam seks,
iseng, dan ingin menyalurkan kebutuhan seksual. Pada wanita, kejadian ini dapat
di sebabkan karena factor ekonomi, adanya diorganisasi kehidupan keluarga, dan
adanya nafsu seks yang abnormal.
2.
Perzinahan.
Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan suami istri.
Perzinahan pada wanita baru mengarah ke hubungan seksual dengan laki-laki lain
setelah adanya relasi emosional dan afeksional yang sangat kuat. Pada pria,
perzinahan biasanya disebabkan oleh rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan
seks secara sesaat.
3.
Frigiditas.
Merupakan ketidak mampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama
senggama. Frigiditas ditandai dengan berkurangnya atau ketidaktertarikan sama
sekali pada hubungan seksual atau tidak mampu menghayati orgasme pada koitus
(hubungan intim). Beberapa faktor yang menyebabkan frigiditas adalah kelainan pada
rahim atau vagina, adanya hubungan yang tidak baik dengan suami, rasa cemas,
bersalah, atau takut.
4.
Impotensi.
Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama atau
ketidakmampuan pria dalam mencapai atau mempertahankan ereksi. Gangguan ini
dapat disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan atau ketakutan,
pengalaman buruk masa lalu, dan persepsi seks yang salah.
5.
Ejakulasi
premature. Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan
sperma yang terlalu dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang senggama
atau berlangsung ejakulasi beberapa detik sesudah penetrasi. Masalah ini
umumnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri serta kagagalan dalam
membangun hubungan suami istri.
6.
Vaginismus.
Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan atau pengerasan
yang sangat menyakitkan pada vagina atau kontraksi yang sangat kuat sehingga
penis terjepit dan tidak bisa keluar. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan
organis dan psikologis (ketakutan).
7.
Dispareunia.
Keadaan yang ditandai dengan timbulnya kesulitan dalam melakukan senggama atau
perasaan sakit pada saat koitus. Kejadian ini dapat terjadi pada saat sperma
keluar, karena kurangnya cairan vagina, dan lain-lain.
8.
Anorgasme.
Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama, biasanya bersifat
psikis, ditandai dengan pengeluaran sperma tanpa mengalami puncak kepuasan. Hal
ini dapat disebabkan oleh faktor psikis atau adanya faktor organik seperti
ketidakmampuan penetrasi untuk memberi rangsangan atau vagina yang longgar.
9.
Kesukaran
koitus pertama. Keadaan dimana terjadi kesulitan dalam
melakukan koitus pertama dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan di antara
pasangan, adanya ketakutan atau rasa cemas dalam berhubungan seks, dan
lain-lain.
2.3.Siklus respon seksual
Siklus
respon seksual terdiri atas beberapa tahap berikut :
1.
Tahap
suka cita. Merupakan tahap awal dalam respons seksual pada
wanita ditandai dengan banyaknya lendir pada daerah vagina, dinding vagina
mengalami ekspansi atau menebal, meningkatnya sensitifitas klitoris, putting
susu menegang, dan ukuran buah dada meningkat. Pada laki-laki ditandai dengan
ketegangan atau ereksi pada penis dan penebalan atau elevasi pada skrotum.
2.
Tahap
kestabilan. Pada tahap ini wanita mengalami
retraksi di bawah klitoris, adanya lendir yang banyak dari vagina dalam labia
mayora, elevasi dari serviks dan uterus, serta meningkatnya otot-otot
pernafasan. Pada laki-laki ditandai dengan meningkatnya ukuran gland penis dan
tekanan otot pernafasan.
3.
Tahap
orgasme (puncak). Tahap puncak dalam siklus seksual pada
wanita ditandai adanya kontraksi yang tidak disengaja dari uterus, rectal dan
spinchter, uretra, dan otot-otot lainnya, terjadi hiperventilasi dan
meningkatnya denyut nadi. Pada laki-laki ditandai dengan relaksasi pada
spinchter kandung kencing, hiperventilasi, dan meningkatnya denyut nadi.
4.
Tahap
resolusi (peredaan). Merupakan tahap terakhir dalam siklus
respons seksual, pada wanita ditandai dengan adanya relaksasi dari dinding
vagina secara berangsur-angsur, perubahan warna dari labia mayora, pernafasan,
nadi tekanan darah, otot-otot kembali berangsur normal. Pada laki-laki ditandai
dengan menurunnya denyut pernafasan dan denyut nadi serta melemasnya penis.
2.4.Faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah seksual.
·
Perkembangan manusia berpengaruh
terhadap psiko-sosial, emosional, dan biologis
·
Kultur / budaya : berpakaian,tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki
dan perempuan mungkin juga akan dipengaruhi budaya
·
Nilai-nilai
Realigi :Aturan atau batasan
yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan
aborsi, hubungan seks tanpa nikah
·
Status Kesehatan : Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena
alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra tubuh yang
buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang
mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara
seksual.
·
Hospitalisasi
:
§ Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak
berguna.
§ Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku secara seksual melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit,dll
§ Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan
harga diri dan perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas dan femininitas.
2.5.Beberapa Masalah Yang
Berhubungan Dengan Seksualitas
·
Penganiayaan seksual :
§ Mencakup tindak
kekerasan pada wanita, pelecehan seksual, perkosaan, pedofilia, pornografi anak
§ Efek traumatik
--- masalah fisik dan psikologis --- disfungsi seksual.
Contoh : Ibu yang yang
mengalami penganiayaan selama masa kehamilan cenderung melahirkan anak dengan
berat badan lahir rendah.
§ Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat berisiko
terhadap masalah kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dan dapat terjadi
peningkatan keagresifan dan menjadi orang dewasa yang suka melakukan tindak
kekerasan.
§ Dukungan perlu
diberikan kepada korban dan keluarga. Pelaku penganiayaan harus dilaporkan
kepada yang berwenang.
·
Aborsi :
§ Dilakukan oleh
wanita yang telah menikah maupun oleh wanita yang berhubungan seks sebelum
nikah.
§ Kontroversi
baik yang pro maupun kontra.
§ Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka
·
Penyakit menular seksual (PMS) :
§ Individu
terlibat dalam melakukan hubungan seksual
§ PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada
pasangannya selama kontak seksual yang intim. --- Tempat penularannya biasanya genital, tetapi mungkin juga
tertular melalui oral-genital atau anal-genital.
§ Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sífilis --- disebabkan oleh
bakteri
§ Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS --- oleh virus
2.6.
Penyakit/Stress Yang Akan Mempengaruhi Kemampuan Seksual Seseorang
·
Nyeri kronis
·
Diabetes melitus
·
Penyakit kardio vaskular
·
Penyakit-penyakit sendi
·
Pembedahan/ body image
·
Gangguan mental
·
Penyakit menular seksual
·
Obat-obatan
2.7.Masalah keperawatan Pada
Seksualitas.
Masalah keperawatan yang terjadi
pada kebutuhan seksual adalah pola seksual dan perubahan disfungsi seksual.
Pola seksual mengandung arti bahwa suatu kondisis seorang individu mengalami
atau berisiko mengalami perubahan kesehatan seksual, sedangkan kesehatan
sendiri adalah integrasi dari aspek somatic, emosional, intelektual, dan social
dari keberadaan seksual yang dapat meningkatkan rasa cinta, komunikasi, dan
kepribadian. Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau
berisiko mengalami perubahan fungsi seksual yang negative, yang di pandang
sebagai tidak berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.
2.8.Asuhan Keperawatan Pada Masalah
Seksual
A. Pengkajian Keperawatan
· Riwayat
seksual
§ Klien
yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.
§ Klien
yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic dysfuntion, dll)
§ Klien
yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi seksual (peny.jantung, DM, dll)
· Pengkajian
seksual mencakup :
§ Riwayat Kesehatan seksual
--- Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan
apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
--- Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara
mengajukan pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat
· Pengkajian fisik
§ Inspeksi
dan palpasi
§ Beberapa riwayat kes.
yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan,
adanya sekret yang tdk normal dari genital, perubahan warna pada genital, ggn
fungsi urinaria, dll.
· Identifikasi klien yang berisiko
§ Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual
misalnya :
Adanya
ggn struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah
melahirkan, abnormalitas anatomi genital
· Riwayat
penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
· Kondisi yang
tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya
ostomi pada tubuh
· Terapi medikasi
spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual; kurangnya pengetahuan/salah
informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
· Ggn aktifitas
fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan
· Konflik
nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi
pada masalah kebutuhan seksual, antara lain :
1.
Perubahan
pola seksualitas berhubungan dengan (b.d )
- Ketakutan
tentang kehamilan
- Efek antihipertensi
- Depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan
2.
Disfungsi
seksual b.d
- Cedera
medulla spinalis
- Penyakit kronis
- Nyeri
- Ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti
3.
Gangguan
citra tubuh b.d
- Efek
masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan
- Disfungsi seksual
- Perubahan pasca persalinan
4.
Gangguan
harga diri b.d
- cedera medulla spinalis
- penyakit kronis
- nyeri
- ansietas
mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti
Masalah
seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain misalnya :
Ø
Kurang
pengetahuan (mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d
salah informasi dan mitos-mitos seksual
Ø
Nyeri
b.d tidak adekuatnya lubrikasi vagina
atau efek pembedahan genital
Cemas b.d kehilangan fungsi seksual
C. Perencanaan Keperawatan.
·
Tujuan
yg akan dicapai terhadap masalah seksual yg dialami klien, mencakup :
v
Mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan
seksual
v
Meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual
v
Mencegah terjadinya/menyebarnya PMS
v
Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
v
Meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
v
Memperbaiki konsep seksual diri
D. Implementasi
v Promosi
kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan kesehatan.
v Perawat : keterampilan komunikasi yg baik, lingkungan&waktu
yg mendukung privasi dan kenyamanan klien.
v Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik&faktor
yang berhubungan --- pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia
todler, kontrasepsi pd klien usia subur, serta pendidikan ttg PMS pada klien
yang memiliki pasangan seks lebih dari satu.
v Rujukan mungkin diperlukan
E. Evaluasi Keperawatan
Ø Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan.
Jika tidak tercapai, perawat seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan
tersebut tidak tercapai --- Pengungkapan klien atau pasangan, klien dapat diminta
mengungkapkan kekuatiran, dan menunjukkan faktor risiko, isyarat perilaku
seperti kontak mata, atau postur yang menandakan kenyamanan atau kekuatiran.
Ø Klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah
harapan atau menetapkan jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.
Ø Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif ---
penting
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kebutuhan seksual merupakan
kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,
memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik
antara dua individu tersebut. Pada saat ini perilaku seksual telah beranjak
dari posisi nilai moral menjadi budaya. Dengan kata lain, jika sebelumnya seks
sarat dengan kaidah moral, sekarang seks telah merambah ke segala penjuru
kehidupan sebagai gaya hidup yang nihil moralitas.
3.2
Saran
Perawat sebagai
role model maka :
1. Sikap,
prasangka terhadap seksual akan dapat dibaca oleh klien, melalui cara perawat
bertindak, berbicara, menghindar, dan pada waktu berbicara.
2. Tingkat
pengetahuan perawat tentang seksualitas, menghambat / meningkatkan diskusi.
3. Pengetahuan
tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi, respon seksual, ekspresi
seksual dapat membantu pengkajian yang efektif.
4. Perawat
harus merasa nyaman dengan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Kebutuhan
Dasar Manusia, Alimul, Aziz. Buku 1,
Salemba Medika, Jakarta, 2009.
Ø Buku
Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik/ Patricia A.Potter,
Anne Griffin Perry; Edisi 4 Volume 1, Jakarta : EGC 2005
Bingung Cari Situs Judi Online
ReplyDeleteTerpercaya ?
Sering kalah Ditempat
lain..? Mungkin disini KEMENANGAN ANDA
!
Situs Betting Terpercaya Dan Terbesar
di ASIA SATUQQ
Menawarkan | Fasilitas |
Keunggulan
Deposit & Withdraw Minimal Rp.
20.000,
Deposit & Withdrawal Super Cepat
BONUS ROLINGAN 0.5 % Tiap senin
BONUS
REFERAL 20 % Seumur Hidup
Customer
Service Sopan & Ramah Siap Membantu
Live
Chat Responsif 24 jam
Real Fair Play
100%
Server Tercepat di Asia Tanpa Lelet
Jangan berpikir dua kali, Daftar
sekarang juga dan nikmati fasilitas nya
DAFTAR SEKARANG
AYO MENJADI MILLIARDER DI
SATUQQ*NET , SITUS AGEN POKER DAN DOMINO
ONLINE YANG TERBAIK , TERPERCAYA DAN
TERBESAR DI INDONESIA , DENGAN WIN RATE
TERTINGGI
Hanya Dengan 1 User ID Kamu
Dapat Bermain 9 Permainan
BANDAR66
POKER
BANDARQ
SAKONG
DOMINOQQ
BANDAR99
BANDARPOKE
R
CAPSASUSUN
PERANGBACA
RAT
SIAPA BILANG MODAL KECIL TIDAK BISA
MENANG BANYAK !
HANYA DENGAN MODAL AWAL
RP 20.000 SAJA !!
ANDA BISA MENANG
PULUHAN SAMPAI RATUSAN JUTA
SUDAH
TERBUKTI
HANYA DI satuqq net YANG BISA
BEGINI
AYO TUNGGU APA LAGI BOSKU..
BONUS
CASHBACK MINGGUAN 0.5% TANPA SYARAT
BONUS
REFERRAL 20% SEUMUR HIDUP
Minimal Deposit
& Withdraw Hanya Dengan Rp 20.000
Pelayanan Super Top, Cepat Dan Responsif
Serta Sangat Ramah
Proses Deposit Dan
Withdraw Hanya Membutuhkan Waktu Terlama
2 Menit
100% PLAYER VS PLAYER ( NO BOT )
Untuk Keterangan Lebih Lanjut,Anda Bisa
Mengubungi Kami Melalui :
-WA :
+855964907457
-LINE : SatuQQ
- DAFTAR KLIK
>>
SATUQQ