Pages - Menu
▼
Wednesday, November 27, 2013
Tuesday, November 26, 2013
Standard Operasional Procedure (SOP) Ganti Balutan Gangren
SOP GANTI BALUTAN GANGREN
A. Pengertian
Gangren
adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang mati. Mengganti
balutan / perban adalah suatu tindakan keperawatan untuk mengganti balutan
dalam perawatan luka untuk mencegah infeksi silang dengan cara menjaga agar
luka tetap dalam keadaan bersih.
B. Tujuan
tindakan
-
Mencegah
meluasnya infeksi
-
Memberi
rasa nyaman pada klien
C. Indikasi
-
Luka
terbuka / kotor
-
Luka
gangren
D. Persiapan
1)
Persiapan
Alat
a.
Alat
Seteril ( bak instrument bersisi ) :
-
2
Pinset anatomi
-
2
pinset chirurgis
-
1
klem arteri
-
1
gunting jaringan
-
1
klem kocher
-
Kassa
dan deppers seteril
b.
Alat
Tidak Seteril
-
Bethadine
-
Larutan
NaCl 0,9 %
-
Handscone
-
Kom
kecil
-
Verban
dan plester
-
Perlak
-
Tempat
cuci tangan
-
Bengkok
berisi larutan desinfektan ( Lysol )
-
Sampiran
jika perlu
-
Masker
jika perlu
-
Schort
bila perlu
-
Obat-obatan
sesuai program medis
2)
Persiapan
Pasien
Pasien
diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan klien disiapkan pada
posisi yang nyaman
E. Pelaksanaan
1) Tahap Pra Interaksi
-
Melakukan
verifikasi data sebelumnya
-
Perawat
cuci tangan dan tutup sampiran
-
Meletakkan
alat didekat pasien
2) Tahap Orientasi
-
Mengucapkan
salam terapeutik
-
Menjelaskan
mengenai prosedur tindakan dan tujuan tindakan
-
Menanyakan
kesiapan dan persetujuan pasien sebelum tindakan
-
Memposisikan
pasien senyaman mungkin
3) Tahap Kerja
-
Pasang
perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan diganti balutannya
-
Taruh
bengkok di dekat pasien
-
Memakai
handscoon
-
Membuka
balutan dan membuang balutan lama ke bengkok
-
Bersihkan
luka dengan kassa steril yang telah dibasahi dengan NaCl dan bethadine
-
Buang
bagian-bagian yang kotor atau jaringan nekrotik
-
Bersihkan
dari area paling bersih ke area kotor ( dari dalam ke luar)
-
Kompres
luka dengan bethadin atau dengan salep tang telah ditentukan dokter
-
Tutup
luka dengan kassa steril
-
Balut
luka dengan verban
Perhatian
:
-
Perhatikan
teknik aseptik dan antiseptik
-
Perhatikan
jika ada pus / jaringan nekrotik
-
Jaga
privasi pasien
4) Tahap Terminasi
-
Bereskan
alat-alat yang telah digunakan
-
Perawat
melepas handscoen
-
Mencuci
tangan
-
Mengevaluasi
hasil tindakan
-
Berpamitan
dengan pasien
5) Tahap Dokumentasi
-
Catat
waktu dan tanggal ganti balutan
-
Catat
nama perawat yang mengganti balutan
-
Dokumentasikan
keadaan luka
Diabetes Melitus
DIABETES MELITUS
A. Pengertian
Diabetes melitus (penyakit
kencing manis) adalah kelainan metabolik dimana glukosa dalam darah lebih dari
normal (Glukosa Normal 80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l), dengan simtoma berupa
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
B. Etiologi
-
Defisiensi
sekresi hormon insulin
-
Aktivitas
insulin
-
Defisiensi
transporter glukosa.
C. Klasifikasi
1) Diabetes
melitus tipe 1 (IDDM)
Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio
insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau Langerhans pankreas.
Hal-hal yang perlu
diketahui tentang IDDM :
-
IDDM
dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
-
Sampai
saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan
diet maupun olah raga.
-
Kebanyakan
penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat
penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh
terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada
tahap awal.
-
Penyebab
terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi
autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut
dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
-
Diabetes
tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin.
2) Diabetes
melitus tipe 2 (NIDDM)
Diabetes melitus tipe
2 atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) merupakan tipe diabetes
melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi
darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi
pada banyak gen yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon
insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi glucose
transporter 10 (GLUT10) dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel
jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta Retinol
binding protein 4 (RBP4) yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun
meningkatkan sekresi gula darah oleh hati.
Hal-hal yang perlu
diketahui tentang IDDM :
-
Pada
tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap
insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
-
Obesitas
ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia.
-
Diabetes
tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2
biasanya diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet
(umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan.
3) Diabetes
melitus tipe 3 (Gestasional)
Diabetes melitus
gestasional adalah diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan
pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif
C pada lintasan patogenesisnya.
Hal-hal yang perlu
diketahui tentang IDDM :
-
GDM
mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita
penderita GDM bertahan hidup.
-
Diabetes
melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan.
-
GDM
bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan.
-
GDM
dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa
kehamilan.
-
Meskipun
GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan
kesehatan janin maupun sang ibu.
-
Resiko
yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas
normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat
otot rangka.
-
Peningkatan
hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin dan
mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan.
-
Hyperbilirubinemia
dapat terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian
sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari
perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular.
4) Diabetes
Tipe Lain.
Diabetes tipe lain
adalah Subkelas DM di mana individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan
spesifik seperti :
a.
Defek
genetik fungsi sel beta :
-
Kromosom
12, HNF-1α
-
Kromosom
7, glukokinase
-
Kromosom
20,HNF-4 α
-
Kromosom
13, insulin promoter factor
-
Kromosom
`17, HNF-1β
-
Kromosom
2, Neuro D1
-
DNA
Mitokondria
b.
Defek
genetik kerja insulin : resisten insulin tipe A, leprechaunism, Sindrom Rabson
Medenhall, diabetes lipoatropik
c.
Penyakit
Eksokrin Pankreas (suatu kelenjar yang mengeluarkan hasil produksinya melalui
pembuluh), yaitu :
-
Pankreatitis
(radang pada pankreas)
-
Trauma/pankreatektomi
(pankreas telah diangkat)
-
Neoplasma
-
Fibrosis
kistik
-
Hemokromatosis
-
Pankreatopati
-
Fibro
kalkulus (adanya jaringan ikat dan batu pada pankreas)
d.
Endokrinopati
:
-
Akromegali
(terlampau banyak hormon pertumbuhan)
-
Sindrom
cushing (terlampau banyak produksi kortikosteroid dalam tubuh)
-
Feokromositma
(tumor anbak ginjal)
-
Hipertiroidisme
-
Somasostatinoma
-
Aldostreroma
e.
Karena
obat atau zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormon
tiroid, diazoxid, agonis beta adrenergik, tiazid, dilantin, interferon alfa.
f.
Infeksi
: Rubella Kongenital.
g.
Sebab
imunologi yang jarang : antibodi, antiiinsulin (tubuh menhasilkan zat anti
terhadap insulin sehingga insulin tidak dapat bekerja memasukkan glugosa ke
dalam sel).
h.
Sindrom
genetik lain yang berkaitan dengan DM : sindrom Down, sindrom Klinefelter,
sindrom turner, sindrom Wolfram’s.