Pages - Menu

Friday, February 22, 2013

Askep Rmaja Putri Pubertas






 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Diri
1.      Pengertian
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.(Stuart & Sudeen:1998). Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain (Suliswati : 2005). Konsep diri adalah penilaian subjektif individu terhadap dirinya, perasaan sadar atau tidak sadar dan persepsi terhadap fungsi, peran dan tubuh (Farida & Yudi:2010). Secara umum, konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita memandang diri kita secara utuh, meliputi: fisik, intelektual, kepercayaan, sosial, perilaku, emosi, spiritual, dan pendirian. Pandangan atau penilaian terhadap diri sendiri adalah sebagai berikut :
a.       Ketertarikan.
b.      Talenta dan keterampilan.
c.       Kemampuan.
d.      Kepribadian – pembawaan.
e.       Persepsi terhadap moral yang dimiliki.

Terdapat beberapa pembentukan konsep diri, yaitu sebagai berikut :
a.       Terkait dengan proses yang kompleks.
b.      Terkait perkembangan psikososial.
c.       Terkait perkembangan kognitif.
d.      Penguatan sosial.
e.       Penguatan budaya.
f.       Spiritual.
g.      Hasil hubungan dalam diri kita.
h.      Hubungan dengan orang lain.
i.        Pengalaman.

2.      Komponen konsep diri
Menurut Farida dan Yudi (2010) konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :
a.       Gambaran diri( citra tubuh )
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya baik secara sadar atau tidak sadar. Persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan, serta potensi tubuh saat ini dan masa lal. Jika individu menerima dan menyukai dirinya, merasa aman dan bebas dari rasa cemas disebut self esteem meningkat.Hal penting terkait citra tubuh adalah sebagai berikut :
1)      Fokus individu terhadap fisik yang menonjol.
2)      Bentuk tubuh, berat badan dan tinggi badan.
3)      Organ seksual atau reproduksi.
4)      Cara individu memandang diri.
5)      Gambaran realistis terhadap menerima dan menyukai bagian – bagian tubuh.
6)      Stabilitas psikologis.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap citra tubuh adalah sosiokultural, jenis kelamin, status hubungan, agama dan kondisi fisik. Stressor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan citra tubuh adalah stroke, amputasi, buta, tua, hamil, mastektomi, DM, obesitas, perubahan fisik pada remaja dan lain- lain.
b.      Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai standar pribadi, aspirasi, nilai, tujuan yang ingin dicapai, norma masyarakat dan usaha individu untuk memenuhi, dipengaruhi oleh budaya, keluarga dan kemampuan individu.

c.       Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri, merupakan bagian dari kebutuhan manusia adalah perasaan individu tentang nilai atau harga diri, manfaat, dan keefektifan dirinya, pandangan seseorang tentang dirinya secara keseluruhan berupa positif atau negatif. Faktor yang mempengaruhi harga diri adalah sebagai berikut :
1)      Ideal diri : harapan, tujuan, nilai, dan standar perilaku yang ditetapkan.
2)      Interaksi dengan orang lain.
3)      Norma sosial.
4)      Harapan orang terhadap dirinya dan kemampuan dirinya untuk memenuhi harapan tersebut.
5)      Harga diri tinggi : seimbang antara ideal diri dengan konsep diri.
6)      Harga diri rendah : adanya kesenjangan antara ideal diri dengan konsep diri.
Ciri – ciri harga diri rendah adalah sebagai berikut :
1)      Perasaan bersalah / penyesalan.
2)      Menghukum diri.
3)      Merasa gagal.
4)      Gangguan hubungan interpersonal.
5)      Mengkritik diri sendiri dan orang lain.
6)      Menganggap diri lebih penting dari orang lain.

d.      Peran diri
Peran diri adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial.

e.       Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh, berhubungan dengan perasaan berbeda dengan orang lain, berhubungan dengan jenis kelamin.

3.      Perkembangan konsep diri
Usia 12 sampai 20 tahum
1)      Menerima perubahan – perubahan tubuh.
2)      Eksplorasi tujuan dan masa depan.
3)      Merasa positif pada diri sendiri.
4)      Memahami hal – hal terkait seksualitas.

4.      Faktor predisposisi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibagi sebagai berikut: (Stuart & Sundeen:1998 )
a.        Faktor yang mempengaruhi  harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b.      Faktor yang mempengaruhi  penampilan peran adalah streotipik peran seks, tuntunan peran kerja, dan harapan peran kultural.
c.       Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,dan perubahan dalam struktur sosial.

5.      Rentang respons konsep diri
Menurut stuart & sundeen rentang respon konsep diri adalah sebagai berikut:
a.       Perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah.
1)      Mengeritik diri sendiri dan atau orang lain.
2)      Penurunan produktivitas.
3)      Perasaan tidak mampu.
4)      Gangguan dalam berhubungan.
5)      Rasa bersalah.
6)      Keluhan fisik.
7)      Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
8)      Menarik diri secara sosial.
9)      Menarik diri dari realitas.
10)  Penolakan terhadap kemampuan personal.

b.      Perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas.
1)      Tidak ada kode moral.
2)      Sifat kepribadian yang bertentangan.
3)      Perasaan hampa.
4)      Kerancuan gender.
5)      Ketidakmampuan untuk empati kepada orang lain.
6)      Perasaan mengambang tentang diri sendiri.
7)      Tingkat ansietas yang tinggi.

c.       Perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi.
Afektif :
1)      Mengalami kehilangan identitas.
2)      Perasaan terpisah dari diri sendiri.
3)      Perasaan tidak realistis.
4)      Kurang rasa kesinambungan dalam diri.
5)      Perasaan tidak aman, rendah, takut, malu.
6)      Ketidakmampuan untuk mencari kesenangan atau perasaan untuk mencapai sesuatu.

Perseptual :
1)      Halusinasi pendengaran dan penglihatan.
2)      Kebingungan tentang seksualitas diri sendiri.
3)      Kesulitan membedakan diri sendiri dari orang lain.
4)      Gangguan citra tubuh.
Kognitif :
1)      Bingung.
2)      Disorientasi waktu.
3)      Gangguan berfikir.
4)      Gangguan daya ingat.
5)      Gangguan penilaian.
6)      Adanya kepribadian yang terpisah dalam diri orang yang sama.

Perilaku :
1)      Afek yang tumpul.
2)      Keadaan emosi yang pasif dan tidak berespon.
3)      Komunikasi yang tidak serasi.
4)      Kurang spontanitas dan animasi.
5)      Kehilangan kemampuan untuk memulai dan membuat keputusan.
6)      Menarik diri secara sosial.

              B.     Remaja
1.      Pengertian
Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu : (soetjiningsih : 2004 )
a.       Menurut undang – undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
b.      Menurut undang – undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16 – 18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat untuk tinggal.
c.       Menurut UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
d.      Menurut DikNas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah.
e.       Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.

2.      Tahap – Tahap Masa Remaja
Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut (soetjiningsih : 2004 ) :
a.       Masa remaja awal / dini ( early adolescence ): umur 11- 13 tahun.
b.      Masa remaja pertengahan ( middle adolescence ) : umur 14 – 16 tahun.
c.       Masa remaja lanjut ( late adolescence ) : umur 17 – 20 tahun.
Menurut A.aziz alimul (2008) batasan usia remaja adalah umur 11 – 18 tahun.

C.     Pubertas
1.      Pengertian
Pubertas adalah suatu periode dalam masa anak dipersiapkan untuk menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak (Mappiare:1992).
Pubertas adalah suatu bagian yang penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah proses biologis yang pada akhirnya mengarah pada kemampuan bereproduksi.

2.      Ciri -ciri masa pubertas
Ciri – ciri masa pubertas menurut Mappiare (1992) ada 2 bagian, yaitu:
a.       Ciri – ciri utama dan umum
1)      Periode transisi dan tumpang tindih
Di katakan transisi sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja. Tumpang tindih sebab beberapa ciri biologis psikologis kanak-kanak masih di milikinya, sementara beberapa ciri remaja juga di milikinya.

2)        Periode yang relatif singkat
Masa puber merupakan masa yang relatif singkat karena dialami oleh individu hanya dalam waktu 2 sampai 4 tahun lamanya.

3)      Periode terjadinya perubahan yang sangat cepat
     Perubahan dari bentuk kanak – kanak pada umumnya kearah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap teman sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga.

4)      Fase negative
     Charlote Buhler yang dikutip oleh Mappiare(1992) menyebut masa pubertas sebagai fase negatif karena periode ini berlangsung singkat dalam kurun waktu garis kehidupan. Disebut negatif sebab terdapat sikap dan sifat-sifat negatif yang belum terlihat dalam masa kanak-kanak.

5)        Periode yang muncul secara berbeda
     Pada periode ini pubertas muncul secara berbeda-beda antara individu satu dengan individu lainnya. Ada individu yang cepat menunjukkan “ gejala puber” dan ada yang lambat. Tapi jarang individu yang terlalu cepat hingga sebelum usia 11 tahun dan jarang pula yang terlalu lambat memasuki masa pubertas melampaui usia 14 tahun.

b.      Ciri-ciri pubertas yang erat bersangkutan dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis & perkembangan biologis-psikologis.
1)      Ciri seks primer
Perkembangan organ-organ seks wanita ditandai dengan adanya haid pertama atau “menarche” yang disertai dengan perasaan tak enak bagi yang mengalaminya. Sedangkan perkembangan seks pria ditandai oleh adanya “mimpi polusi” atau mimpi basah”.

2)      Ciri seks sekunder
Gejala yang ditunjukkan oleh wanita antara lain :
a)      Pinggul yang membesar dan membulat.
b)      Buah dada yang semakin tampak menonjol.
c)      Tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin, ketiak, lengan dan kaki.
d)     Ada perubahan suara dari suara kanak-kanak menjadi lebih merdu.
e)      Kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat.
f)       Kulit menjadi lebih kasar dibanding kulit anak-anak.

Gejala yang ditunjukkan oleh pria antara lain :
a)      Otot-otot tubuh, dada, lengan, paha dan kaki tumbuh kuat.
b)      Tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin, betis dan daerah dada.
c)      Terjadi perubahan suara yaitu nada pecah dan suara merendah hingga sampai akhir masa remaja.
d)     Aktifnya kelenjar-kelenjar keringat dan kelenjar-kelenjar ini menghasilkan keringat yang banyak walaupun remaja tersebut bergerak sedikit saja.

3)      Perilaku sebagai sebagian ciri pubertas ini ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan dan perbuatan – perbuatan.
a)      Sikap pubertas yang paling menonjol antara lain :
1.      Sikap tidak tenang dan tidak menentu
2.      Hal yang dahulu menarik sekarang tidak lagi
3.      Gemar membicarakan orang lain
4.      Cepat tersinggung
5.      Adanya sikap negatif yaitu kurang berhati-hati.

b)      Perasaan pubertas yang sangat menonjol, antara lain:
1.      Rasa sedih yaitu ingin menangis dan marah meskipun penyebabnya “ remeh”.
2.      Memusuhi jenis kelamin lain, adanya rasa bosan terhadap permainan yang pernah disenanginya.

c)      Perbuatan- perbuatan yang sering nampak antara lain terlihat enggan bekerja, nampak selalu lelah, kadang-kadang prilakunya “tidak sopan”

3.      Perubahan fisik masa pubertas
Secara lengkap Sarwono (2011) membuat urutan perubahan-perubahan fisik tersebut sebagai berikut :

a.       Pada anak perempuan:
1)      Pertumbuhan tulang-tulang ( badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang).
2)      Pertumbuhan payudara.
3)      Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan.
4)      Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya.
5)      Bulu kemaluan menjadi keriting dan tubuh bulu-bulu ketiak.
6)      Haid.
b.      Pada anak laki-laki:
1)      Pertumbuhan tulang-tulang.
2)      Testis (buah pelir) membesar.
3)      Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap.
4)      Awal perubahan suara.
5)      Ejakulasi (keluarnya air mani).
6)      Bulu kemaluan menjadi keriting.
7)      Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya.
8)      Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis,jenggot).
9)      Tumbuh bulu ketiak, tumbuh bulu di dada
10)  Akhir perubahan suara.
11) Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakik. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.
Hidayat, A azis alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi kedua. Jakarta : Salemba Medika.
__________________. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :  Salemba Medika.
Kusumawati, farida dan Hartono,yudi. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :  Salemba Medika.
Mappiare,andi. (1992)Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Notoatmodjo, soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
___________________. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:   PT Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : salemba Medika.
Sarwono, sarlito.W. (2011). Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers.
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.
Stuart.GW. and Sundeen.S,J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi: 3. Jakarta : EGC.
Suliswati. (2005) . Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. 

No comments:

Post a Comment