Pages - Menu

Wednesday, July 31, 2013

SAP Komunitas Pencegahan Bahaya Insektisida

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik                   : Pencegahan Bahaya Insektisida
Waktu                 : 02 Agustus 2013
Sasaran               : Petani Sayur Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi

1.    Tujuan Penyuluhan
a.      Tujuan Umum
Petani sayur di desa surade kabupaten sukabumi belum memahami tentang pencegahan bahaya insektisida bagi kesehatan, hal ini ditandai dengan masih banyaknya petani yang tidak menggunakan alat pelindung diri ketika menggunakan insektisida. Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan para petani sayuran dapat memahami bahaya insektisida.

b.      Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan petani sayur di kecamatan surade mengetahui:
1.            Pengertian insektisida
2.            Cara penyimpanan insektisida
3.            Alat pelindung diri insektisida
4.      Bahaya Insektisida Bagi Kesehatan
5.      Cara Racun Insektisida Masuk Kedalam Tubuh
6.      Tingkat Keracunan Pestisida jenis Insektisida
7.      Tanda Dan Gejala Keracunan Pestisida Jenis Insektisida
8.      Cara Pencegahan Bahaya Insektisida
9.      Tindakan Yang Dilakukan Bila Terjadi Gangguan Kesehatan Akibat Insektisida

2.    Materi
1)      Pengertian Insektisida
Insektisida merupakan pestisida atau bagian dari pestisida yang berfungsi untuk mengendalikan dan mengontrol hama serangga (Soemirat 2003). Insektisida pun bermacam – macam berdasarakan cara penggunaannya, ada yang di semprotkan (dengan alat penyemprot atau dengan kaleng penyemprot aerosol), di bakar (fumigant untuk ruang tertutup), di oleskan (repellant), penolak serangga Attractant (penarik serangga seperti kertas lalat untuk membunuhnya).
2)      Cara Penyimpanan Insektisida
Menurut Sostroutomo (1992) ada beberapa petunjuk penyimpanan pestisida yang perlu untuk diikuti,yaitu:
a.       Pestisida hendaknya segera disimpan di tempat yang sesuai setelah dibeli, jangan sekali-kali meletakkan pestisida yang mudah dijangkau oleh anak-anak.
b.      Sediakan tempat yang khusus untuk menyimpan pestisida. Gudang penyimpanan harus mempunyai ventilasi udara yang cukup dan mempunyai tanda larangan tidak didekati oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.
c.       Pestisida yang disimpan perlu untuk memiliki buku yang memuat catatan berapa banyak yang telah digunakan, kapan digunakannya, dan siapa yang menggunakan dan berapa sisa yang ada.
d.      Semua pestisida harus disimpan di tempat asalnya sewaktu dibeli dan mempunyai label yang jelas. Pestisida jangan sekali-kali disimpan dalam bekas penyimpanan makanan dan minuman.
e.       Jangan menyimpan pestisida dan bibit tanaman dalam ruangan atau gudang yang sama.
f.       Perlu untuk melakukan pengecekan terhadap tempat penyimpanan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran-kebocoran.
g.      Hindari penyimpanan pestisida yang terlampau berlebihan di dalam gudang. Oleh karena itu perkiraan kebutuhan untuk setiap jenis pestisida perlu untuk dibuat permusim tanamannya.
h.      Gudang penyimpanan harus senantiasa terkunci.
3)      Alat Pelindung Diri Insektisida
  1. Pakaian sebanyak mungkin menutupi tubuh: ada banyak jenis bahan yang dapat digunakan sebagai pakaian pelindung, tetapi pakaian yang sederhana cukup terdiri atas celana panjang dan kemeja lengan panjang yang terbuat dari bahan yang cukup tebal dan tenunannya rapat.
  2. Semacam celemek (appron), yang dapat dibuat dari plastik atau kulit. Appron terutama harus digunakan ketika menyemprot tanaman yang tinggi.
  3. Penutup kepala, misalnya berupa topi lebar atau helm khusus untuk menyemprot. Pelindung kepala juga penting, terutama menyemprot tanaman yang tinggi.
  4. Pelindung mulut dan lubang hidung, misalnya berupa masker sederhana atau sapu tangan atau kain sederhana lainnya.
  5. Pelindung mata, misanya kaca mata, goggle, atau face shield.
  6. Sarung tangan dari bahan yang tidak tembus air.
  7. Sepatu boot, ketika menggunakan ujung celana panjang jangan dimasukkan ke dalam sepatu, tetapi ujung celana harus menutupi sepatu boot.
4)      Bahaya Insektisida Bagi Kesehatan
Keadaan-keadaan yang perlu segera mendapatkan perhatian pada kemungkinan keracunan pestisida adalah (Djojosumarto, 2008)
Umum
Kelelahan dan rasa lelah yang maksimal

Kulit
Rasa terbakar, iritasi, keringat berlebihan, bercak pada kulit. Gatal, rasa terbakar, mata berair, gangguan

Mata
Penglihatan/kabur, pupil dapat menyempit atau melebar.
Mata Gatal, rasa terbakar, mata berair, gangguan penglihatan/kabur, pupil dapat menyempit atau melebar

Saluran cerna
Rasa terbakar pada mulut dan tenggorokan, hiper salivasi, mual, muntah, nyeri abdomen, diare.

Sistem nafas
Batuk, nyeri dada dan sesak, susah bernafas dan nafas berbunyi


5)      Cara Racun Insektisida Masuk Kedalam Tubuh
*      Kulit, apabila pestisida kontak dengan kulit.
*      Pernafasan, bila terhisap
*      Mulut, bila terminum/tertelan.
6)      Tingkat Keracunan Pestisida jenis Insektisida
Menurut Pandit (2006), tingkat keracunan pestisida jenis insektisida dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
Ø  Acute poisoning, yaitu keracunan yang terjadi akibat masuknya sejumlah besar pestisida sekaligus ke dalam tubuh, missal kasus salah makan ataupun bunuh diri. Gejala dari keracunan akut, mual, muntah-muntah, sakit kepala, pusing, kebingungan/ panik, kejang otot, lemah otot, sawan.
Ø  Sub-acute poisoning, merupakan keracunan yang ditimbulkan oleh sejumlah kecil pestisida yang masuk ke dalam tubuh,namun terjadinya secara berulang-ulang.
Ø  Chronic poisoning, yaitu keracunan akibat masuknya sejumlah kecil pestisida dalam waktu yang lama dan pestisida mempunyai kecenderungan untuk terakumulasi dalam tubuh.
7)      Tanda Dan Gejala Keracunan Pestisida Jenis Insektisida
Golongan Pestisida
Cara bekerjanya
Gejala keracunan yang timbul
Klor organik : endrin, aldrin, endosulfan (thiodan), dieldrin, lindane (gamma BHC), DDT



Fosfat organik: mevinfos (fosdrin), paration, gution, monokrotofos (azodrin), dikrotofos, fosfamidon, diklorvos (DDVP), etion, efntion, diazinon.



Karbamat : aldikarb (temik), carbofuran (furadan), metomil (lannate), propoksur (baygon), karbaril (sevin)

Mempengaruhi susunan syaraf pusat terutama otak




Menghambat aktivitas enzim kholinnestrase







Menghambat aktivitas enzim kholinestarse, tetapi reaksinya reversible dan lebih banyak bekerja pada jaringan, bukan dalam darah/plasma.
Mual, sakit kepala, tak dapat berkonsentrasi. Pada dosis tinggi dapat terjadi kejang-kejang muntah dan dapat terjadi hambatan pernafasan

Sakit kepala, pusing-pusing, lemah, pupil mengecil, gangguan penglihatan dan sesak nafas, mual, muntah, kejang pada perut dan diare, sesak pada dada dan detak jantung menurun.

Tanda-tanda keracunan umunya lambat sekali baru terlihat





8)      Cara Pencegahan Bahaya Insektisida
Menurut Djojosumarto (2004) ada beberapa langkah-langkah untuk menjamin keselamatan dalam penggunaan pestisida adalah sebagai berikut:
a.       Sebelum melakukan penyemprotan
*      Jangan melakukan pekerjaan penyemprotan pestisida bila merasa tidak sehat.
*      Jangan mengijinkan anak-anak berada di sekitar tempat pestisida yang akan digunakan atau mengijinkan anak-anak melakukan pekerjaan penyemprotan pestisida.
*      Catat nama pestisida yang digunakan dan jika dapat catat juga nama bahan aktifnya. Catatan ini penting bagi dokter bila terjadi sesuatu.
*      Pakaian dan peralatan perlindungan sudah harus dipakai sejak persiapan penyemprotan, misalnya ketika menakar dan mencampur pestisida.
*      Jangan masukkan rokok, makanan, dan sebagainya ke dalam kantung pekerjaan.
*      Periksa alat-alat aplikasi sebelum digunakan. Jangan menggunakan alat semprot yang bocor. Kencangkan sambungan-sambungan yang sering terjadi bocor.
*      Siapkan air bersih dan sabun di dekat tempat kerja untuk mencuci tangan dan keperluan lain.
*      Siapkan handuk kecil yang bersih dalam kantung plastik tertutup dan dibawa ke tempat kerja.
b.      Ketika melakukan aplikasi
*      Perhatikan arah angin. Jangan melakukan penyemprotan yang menentang arah angin keran drift pestisida dapat membalik dan mengenai diri sendiri.b. Jangan membawa makanan, minuman, dan rokok dalam kantung pakaian kerja.
*      Jangan makan, minum, atau merokok selama menyemprot atau mengaplikasikan pestisida.
*      Jangan menyeka keringat di wajah dengan tangan, sarung tangan, atau lengan baju yang terkontaminasi petisida untuk menghindari pestisida masuk ke mata atau mulut. Untuk keperluan itu gunakan handuk bersih untuk menyeka keringat atau kotoran diwajah.
*      Bila nozzle tersumbat, jangan meniup nozzle yang terkontaminasi langsung dengan mulut.
c.       Sesudah aplikasi
*      Cuci tangan dengan sabun hingga bersih segera sesudah pekerjaan selesai.
*      Segera mandi setelah sampai dirumah dan ganti pakaian kerja dengan pakaian sehari-hari.
*      Jika tempat kerja jauh dari rumah dan harus mandi dekat tempat kerja, sediakan pakaian bersih dalam kantung plastik tertutup. Sesudah ganti pakaian, bawalah pakaian kerja dalam kantung tersendiri.
*      Cuci pakaian kerja terpisah dari cucian lainnya.
*      Makan, minum, atau merokok hanya dilakukan sesudah mandi atau seketika sesudah mencuci tangan dengan sabun.

9)      Tindakan Yang Dilakukan Bila Terjadi Gangguan Kesehatan Akibat Insektisida
Pertolongan Pertama yang Dilakukan8'1S
  1. Hentikan paparan dengan memindahkan korban dan sumber paparan, lepaskan pakaian korban dan cuci/mandikan korban
  2. Jika terjadi kesulitan pernafasan maka korban diberi pernafasan buatan. Korban diinstruksikan agar tetap tenang. Dampak serius tidak terjadi segera, ada waktu untuk menolong korban
  3. Korban segera dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat. Berikan informasi tentang insektisida yang memapari korban dengan membawa label kemasan insektisida
  4. Keluarga seharusnya diberi pengetahuan/penyuluhan tentang insektisida sehingga jika terjadi keracunan maka keluarga dapat memberikan pertolongan pertama.

Sedangkan menurut (Djojosumarto, 2008) pertolongan pertama korban keracunan akut pestisida di lapangan yaitu :
a.       Sikap dalam menghadapi keracunan akut pestisida.
Segera lakukan pertolongan pertama dan jangan menunggu datangnya ahli untuk menolong.
*         Bekerja dengan tenang sesuai dengan metode.
*         Hindari kontaminasi diri selama melakukan pengobatan.
*         Tentukan tindakan apa yang harus lebih dahulu dilaksanakan : mengatasi pernafasan, menghentikan kontak lebih lanjut.
b.      Tindakan dekontaminasi
*      Akhiri paparan : Pindahkan penderita, jauhkan dari kontaminasi selanjutnya. Hindarkan kontak kulit dan/atau inhalasi dari uap atau debu pestisida.
*      Tanggalkan pakaian yang terkontaminasi seluruhnya dengan cepat, termasuk sepatu. Kumpulkan pakaian dalam tempat yang terpisah untuk di cuci sebelum digunakan lagi.
*      Bersihkan pestisida dari kulit, rambut dan mata dengan menggunakan air yang banyak.
c.       Tindakan dalam pertolongan pertama
*      Umum
Penderita perlu dirawat dengan tenang karena penderita dapat kembali mengalami agitasi. Tempatkan penderita dalam posisi sebaik mungkin yang akan membantu mencegah penderita dari bahaya komplikasi.
*      Posisi
Tempatkan penderita dalam posisi miring kesamping dengan kepala lebih rendah dari tubuh dan kepala menoleh kesamping. Bila pasien tidak sadar jaga agar saluran nafas tetap terbuka dengan menarik dagu ke depan dan kepala ke belakang.
*      Suhu tubuh
*      Perawatan harus lebih berhati-hati dengan mengontrol suhu pada penderita yang tidak sadar. Bila suhu tubuh penderita tinggi sekali dan keringat berlebihan, dinginkan dengan menggunakan spon air dingin. Bila penderita merasa kedinginan, dapat ditutupi dengan selimut untuk mempertahankan suhu normal.
*      Pestisida yang tertelan
(1)   Induksi muntah umumnya tidak dianjurkan sebagai pertolongan pertama.
(2)   Baca label produk untuk indikasi apakah induksi muntah boleh atau tidak dilakukan atau bila produk sangat toksik, seperti tanda tengkorak dengan tulang bersilang atau tanda "tangan merah".
(3)   Induksi muntah hanya dilakukan pada penderita yang sadar.
*      Pernafasan
Bila terjadi henti nafas (muka atau lidah pasien dapat diputar) dan kemudian dagu ditarik ke depan untuk mencegah lidah terdorong kebelakang yang akan menutup jalan nafas.
*      Kejang-kejang
Tempatkan pengganjal padat diantara gigi-gigi dan cegah agar penderita jangan sampai terluka.

3.    Startegi Penyuluhan
a.      Metode
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab
b.      Media
Leaflet dan alat pelindung diri insektisida
c.       Kegiatan Penyuluhan :
1)      Kegiatan Pembuka
*      Mengucapkan salam
*      Memperkenalkan diri
*      Menjelaskan tujuan
2)      Kegiatan Inti
*      Menjelaskan materi
*      Mendemonstrasikan pemakaian alat pelindung diri (APD) insektisida
*      Memberikan kesempatan untuk bertanya
*      Menjawab pertanyaan yang diajukan
3)      Kegiatan Penutup
*      Mengulang kembali materi yang disampaikan dengan mengajukan pertanyaan
*      Mengucapkan salam

4.    Evaluasi
a.      Jenis
Post Test
b.      Alat evaluasi
Alat evaluasi menggunakan pertanyaan seperti :
1.      Sebutkan pengertian insektisida?
2.            Dimanakah cara penyimpanan insektisida?
3.            Sebutkan alat pelindung diri insektisida?
4.            Demonstrasikan cara pemaikaian alat pelindung diri (APD) insektisida?
5.      Apa saja bahaya insektisida bagi kesehatan?
6.      Melalui apakah racun insektisida masuk kedalam tubuh?
7.      Sebutkan tanda dan gejala keracunan pestisida jenis insektisida?
8.      Bagaimana pencegahan bahaya insektisida?
9.      Apa saja tindakan yang dilakukan bila terjadi gangguan kesehatan akibat insektisida?




DAFTAR PUSTAKA
Arini, Mariana. Penyemprot yang Keracunan Pestisida Organofosfat di Kecamatan Pacet – Jawa Barat, Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2001. Vol. XI No. 2, 21-25.
Soemirat J. 2003. Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press,  Yogyakarta.
Sostroutomo, S. S. 1992. Pestisida. Dasar-dasar dan Dampak Penggunaannya. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida Dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Pandit, Gde Suranaya. 2006, Resiko Pemakaian Pestisida Pada Pertanian
Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Jurnal Lingkungan & Pembangunan Wicaksana No.15.

Djojosumarto, Panut. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.

1 comment:

  1. Informasi baik harus didukung dengan upaya untuk menyebarkan informasi ke pengguna dan orang sekitar di area pertanian, dibantu oleh bidan dan puskesmas setempat. (http://vegimpact.com/id/kesehatan-kerja)

    ReplyDelete