Pages - Menu

Sunday, August 18, 2013

Askep Penyakit Jantung Kehamilan

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG KEHAMILAN



A.    Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Suatu proses kolaborasi melibatkan pearawat, ibu dan kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Dalam pengkajian dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar data yang terkumpul lebih akurat, sehingga dapat dikelompokan dan dianalisis untuk mengetahui masalah dan kebutuhan ibu terhadap perawat.
Pengkajian yang dilakukan terhadap ibu penyakit jantung antaralain sebagai berikut :
a.       Identitas Umum
b.      Anamnesis :
v  Riwayat demam reumatik
v  Dipsnu waktu melakukan kegiatan dan atau waktu istirahat
v  Proksimalnocturnal dipsnu
v  Angina atau syncope waktu melakukan kegiatan
v  Hemoptisis
c.       Fokus pengkajian keperwatan
Fokus pengkajian keperawatan ditujukan untuk mngobservasi adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan ciaran paru dan tanda serta gejala sistemis.
v  Aktifitas /istirahat
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan ktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubhan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
v  Sirkulasi
Riwayat HT akut, GJK sebelumnya, penyakit katup jantung,anemia , syok dll, TD, tekanan nadi frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical bunyi jantung S3 galop, nadi perifer bekurang, perubahan dalam denyutan nadi jugularis, warna kulit kebiruan, kuku pucat atau sianosis, hepar adanya pembesaran, bunyi nafas krekles atau ronkhi, edema.
v  Integritas ego
Ansietas stress marah taku dan mudah tersinggung
v  Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih malam hario diare/ konsipasi.
v  Makanan / cairan
Kehilangan nafsu makan mual, muntah, penambahan Bbsignifikan, Pembengkakan ektrimitas bawah, diit tinggi garam pengunaan diuretic distensi abdomen edema umum dll.
v  Hygiene
Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang
v  Neurosensori
Kelemahan, pusing letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung
v  Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut kronik nyeri abdomen sakit pada otot gelisah
v  Pernafasankeamanan
Dispnea saat aktifitas tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal.batuk dengan atau tanpa sputum penggunaan bantuan otot pernafasan oksigen dll. Bunyi nafas warna kulit.
v  Interaksi sosial
Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
d.      Pemeriksaan fisik
v  Murmur sistolik dan diastolic
v  Kelainan irama jantung
v  Precordial thrill
v  Kardiomegali
v  Sianosis dan atau Clubbing
e.       Pemeriksaan Penunjang
v  Laboratorium : Enzim jantung ( CK, CK-MB )
v  Foto thorak
v  Elektrokardiografi
v  Ekhokardiografi

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Penurunan curah jantung b.d penurunan miokardial
2.      Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
3.      Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskuler peningkatan natrium/ retensi air
4.      Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan b.d kurang terpaparnya informasi
5.      Resiko cedera pada janin b.d tidak adekuatnya perfusi darah ke plasenta.

C.    Intervensi Keperawatan
1.      Penurunan curah jantung b.d penurunan miokardial
Tujuan :
Penurunan myocardial teratasi
Criteria hasil :
·         Melaporkan penurunan episode dipsnea, angina
·         Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung
Intervensi :
·         Palpasi nadi perifer.
Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukan menurunnya nadi radikal.
·         Berikan istirahat psikologidengan lingkungan yang tenang
Rasional : Stress emosi menghasilkan vasokontriksi, yang meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan kerja jantung.
·         Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis.
Rasional : Pucat menunjukan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya curah jantung.
·         Berikan istirahat semi rekumben pada tempat tidur atau kursi
Rasional : Istirahat fisik harus dipertahankan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung.

2.      Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
Tujuan :
Klien mampu beraktivitas mandiri
Kriteria hasil :
·         Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri.
·         Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
·         Periksa tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilatasi).
·         Kaji penyebab kelemahan.
Rasion al : kelemahan adalah efek samping beberapa obat (beta bloker)
·         Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempngaruhi stress miokard/kebutuhan oksigen berlebih.
·         Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas.
Rasional : Dapat menunjukan penigkatan dekompensasi jantung dari pada kelainan aktivitas.
3.      Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskuler peningkatan natrium/ retensi air
Tujuan :
Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan
Kriteria :
Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah dalam batas normal, tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema dependen, paru bersih dan berat badan ideal ( BB ideal TB –100 ± 10 %)
Intervensi :
1)      Ukur masukan / haluaran, catat penurunan , pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan
2)      Observasi adanya oedema dependen
3)      Timbang BB tiap hari
4)      Pertahankan masukan total caiaran 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
5)      Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan diuetik.
6)      Kaji JVP (Jugular Venouse Pressure) setelah terapi diuretic
7)      Pantau CVP (Central Venouse Pressure) dan tekanan darah.

4.      Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan b.d kurang terpaparnya informasi
Tujuan :
Informasi mudah didapat dan dipahami
Kriteria hasil :
·         Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang dan mencegah komplikasi.
·         Menyatakan gejala yang memerlukan intervensi cepat
·         Melakukan perubahan pola hidup prilaku yang perlu.
Intrevensi :
·         Diskusikan fungsi jantung normal.
Rasional : Pemahaman kebutuhan terapeutik dan pentingnya upaya pelaporan efek samping komplikasi obat.
·         Anjurkan makan diet pada pagi hari.
Rasional : memberikan waktu adekuat untuk efek obat sebelum waktu tidur untuk mencegah menghentikan tidur.
·         Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrolfaktor resiko
Rasional : Menambahkan pada kerangka pengetahuan dan memungkinkan pasien membuat keputusan berdasarkan informasi
·         Anjurkan dan lakukan demontrasi ulang kemampuan mengambil dan mencatat nadi harian.
Rasional : Meningkatkan pemantauansendiri pada kondisi/efek obat.

5.      Resiko cedera pada janin b.d tidak adekuatnya perfusi darah ke plasenta.
Tujuan :
Perfusi darah ke plasenta adekuat
Kriteria :
·         Agar tidak terjadi cedera pada janin
Intervensi :
·         Istirahatkan ibu.
Rasional : Dengan mengistirahatkan ibu diharapkan metabolism tubuh menurun dan peredaran darah keplasenta menjadi adekuat, sehingga kebutuhan janin dapat terpenuhi.
·         Anjurkan ibu agar tidak miring kekiri.
Rasional : Dengan tidur miring kekiri diharapkan vena kava tidak tertekan oleh uterus yang membesar, sehingga aliran darah keplasenta menjadi lancar
·         Pantau tekanan darah ibu.
Rasional : dengan memantau tekanan darah ibu dapat diketahui keadaan darah keplasenta.
·         Memantau bunyi jantung
Rasional : Dengan memantau bunyi jantung janin dapat diketahui keadaan jantung janin lemah atau menurun.

D.    Evaluasi
1.      Klien mampu beraktivitas mandiri
2.      Penurunan myocardial teratasi
3.      Informasi mudah didapat dan dipahami
4.      Perfusi darah ke plasenta adekuat


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keparawatan Maternitas, Jakarta : Salemba Medikamed.unhas.ac.id/
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wijayarni, Maria. 1996. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta : Buku Kedokteran EGC




No comments:

Post a Comment