Pages - Menu

Saturday, August 17, 2013

Pembahasan Askep Maternitas Penyakit jantung pada kehamilan

BAB II
PEMBAHASAN




A.      TINJAUAN TEORITIS
Dampak kondisi jantung pada kehamilan bervariasi menurut tingkat keakutan atau kekronisannya. penyakit jantung yang sering terjadi pada kehamilan diantaranya: gagal jantung peripartum, penyakit jantung reumatik, endokarditis tidak infektif, prolaps katup mitral, syndrom marfan dan kecelakaan serebrovaskular.
1.    Gagal jantung peripartum
Gagal jantung peripartum adalah gagal jantung akibat mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat, dapat terjadi akibat hipertensi kronis, stenosis katup mitral, obesitas, miokarditis viral, atau kardiomiopati peripartum idiopati. Selain itu anemia dan infeksi dapat mempredisposisi wanita hamil untuk mengalami gagal jantung kongestif.
Gagal jantung peripartum akibat penyebab yang tidak dapat dijelaskan, seperti penyakit jantung biasanya respon baik terhadap terapi. Respons khas yang dihasilkan ialah gagal jantung mereda melalui pemberian furosemid(lasix), diuretik, dan koreksi komplikasi obstetri terkait. Dalam beberapa hari,ukuran jantung wanita ini kembali ke normal. Prognosis jangka panjang tergantung pada penyakit jantung penyebab misalnya kardiomiopati hipertrofi. Kardiomiopati hipertofi merupakan penyakit primer yang diklasifikasi dan berbasis pada kelainan dan fungsi struktur. Pada gangguan ini, jaringan otot dinding jantung dan septum mrengalami hipertrofi meninggalkan suatu struktur yang relatif kecil. HCM biasanya asimptomatik sampai masa remaja lanjut atau masa dewasa dini, atau lebih jarang lagi pada usia tengah baya. Gejala, seperti angina, exertional dyspnea, rasa pusing, syncope, aritmia ventrikuler, gallop S3, dan kardiomegali ringan. Propanolol diberikan jika gejala muncul. HCM dihubungkan dengan kematian mendadak, tidak berhubungan dengan status fungsional. HCM dapat dipresipitasi oleh stress fisik atau emosi. Iskhemia miokardia, yang merupakan akibat stress dapat meningkatkan fibrilasi ventrikular. Kardiomiopati peripartum idiopati terdiri dari sindrom gagal jantung yang terjadi selama periode peripartum, tanpa disertai riwayat penyakit dan tanpa faktor etiologi tertentu. Faktor-faktor autoimun dapat diimplikasi.
Insiden kardiomiopati peripartum telah dilaporkan sebesar satu dalam 4000 sampai 15.000 kehamilan.Insiden ini lebih sering terjadi pada wanita multipara. Mortalitas maternal telah diperkirakan sekitar 30% sampai 60% sementara mortalitas bayi sekitar 10%. Temuan klinisnya adalah temuan klinis yang sama dengan yang terjadi pada gagal jantung kongesif. Tanda-tanda tersebut meliputi sesak napas, takikardi, dan edema disertai temuan radiologi ada kardiomegali. Prognosis baik jika kardiomegali hilang setelah enam bulan. Prognosis buruk untuk wanita yang jantungnya tetap membesar setelah 6 bulan tirah bring. Kehamilan berikutnya biasanya menyebabkan gagal jantung(50%-88%). Pada kehamilan berikutnya, mortalitas diperkirakan sebesar 60%. Sterilisasi harus dipertimbangkan. Kontrasepsi oral dikontraindikasikan karena ada resiko tromboembolisme.
selama masa hamil, tirah baring diprogramkan sejak awitan penyakit sampai tiga bulan setelah jantung kembali ke ukuran normal. Rasional penerapan tirah baring ialah menurunkan frekuensi jantung, volume sekuncup, dan tekanan arteri yang merupakan kerja jantung secara keseluruhan. Pencegahan dan terapi aritmia merupakan tujuan utama. Obat-obatan antiaritmia atau betaadrenergik atau cacium chanellblockers digunakan. Digitalis dan nitrat dikiontraindikasikan pada HCM yang obstrukktif.
Asupan natrium yang rendah diprogramkan untuk wanita hamil dan gagal jantung kongestif yang berat. Selama persalinan, upayakan untuk menghindari beban cairan berlebih. Karena semua wanita mengalami peningkatan tekanan darah pada awitan laktasi, supresi laktasi dapat direkomendasikan untuk meminimalkan stress.          
2.    Penyakit jantung reumatik
Demam reumatik biasanya terjadi secara mendadak, yakni jika infeksi streptokokus A beta-hemolitik tidak diobati sampai tuntas, yang kemudiaan diikuti oleh beberapa minggu bebas gejala. Episode demam reumatik menimbulkan reaksi autoimun pada jaringan jantung, menyebabkan kerusakan yang permanen pada katup jantung(biasanya katup mitral) dan kordis tendinae korda. Kerusakan ini disebut penyakit jantung reumatik. Penyakit jantung reumatik dapat terjadi selama demam reumatik akut atau ditemukan bertahun-tahun kemudian. Murmur jantung, akibat stenosis, insufisiensi palpular, atau penebalan dinding jantung, merupakan ciri penyakit jantung reumatik. Frekuensi, irama nadi yang abnormal, serta gagal jantung kongestif umum terjadi.
Stenosis katup mitral merupakan penyebab 90% penyakit jantung reumatik yang terjadi pada masa hamil dan merupakan lesi hemodinamis yang paling penting. Stenosis berat plus peningkatan volume darah dan curah jantung pada kehamilan normal dapat menyebabkan gagal ventrikular dan edema pulmoner. Hemoptisis dapat terjadi. Fibrilasi atrial merupakan hal yang umum terjadi akibat pembesaran atrium kiri. Gagal jantung terjadi untuk pertama kali selama masa hamil pada 25% wanita yang mengalami stenosis katup mitral. Profilaksis dengan menggunakan digoksin dapat diprogramkan. Fibrilasi atrial juga mempredisposisi wanita untuk mengalami tromboembolisme, khususnya pada pembuluh darah serebral, sehingga penggunaan terapi heparin dibutuhkan. Perawatan wanita hamil yang mengalami stenosis mitral secara khas ilkukan dengan mengurangi aktivitas dan menambah tirah baring. Profilaksis untuk endokarditis intrapartum dan infeksi pulmoner biasanya diberikan. Anestesia epidural untuk persalinan dan upaya menghindari cairan intravena berlebih merupakan tindakan yang tepat.
3.    Endokarditis tidak efektif
Endokarditis tidak efektif adalah inflamasi lapisan jantung akibat invasi mikroorganisme merupakan kondisi yang tidak umum terjadi selama masa hamil. Radang ini umumnya terjadi pada wanita yang mengknsumsi obat-obatan terlarang secara intravena. Endokarditis bakterial, yang menyebabkan inkompetensia katup jantung dan emboli serebral, dapat mengakibatkan kematian. Terapi sama dengan terapi untuk wanita yang tidak hamil.
4.    Prolaps katup mitral
Prolaps katup mitral umum terjadi, biasanya benigna, suatu kondisi yang terjadi pada hampir 10% wanita usia subur. Daun katup mitral prolaps ke dalam atrium kiri selama sistole ventrikuler sehingga memungkinkan aliran balik darah. Klik sistolik tengah dan murmur sistolik lanjut merupakan tanda nyata gejala ini. Kebanyakan kasus bersifat asimptomatik. Beberapa wanita mengalami nyeri dada atipi yang terjadi saat istirahat, tidak berhubungan dengan latihan fisik, tidak berespon terhadap nitrat. Kehamilan biasanya ditoleransi dengan baik kecuali jika endokarditis bakterial terjadi.
5.    Syndrom marfan
Syndrom marfan adalah gangguan dominan autosom yang ditandai dengan kelemahan jaringan penyambung. Sekitar 90 % individu dengan gejala ini mengalami prolaps katup mitral dan 25% mengalami insufisiensi aorta. Terdapat peningkatan resiko diseksi aorta dan ruptur selama masa hamil dan moralitas maternal dilaporkan 25% sampai 50%. Penatalaksanaan selama masa hamil dilakukan dengan membatasi aktivitas dan memberi terapi propanolol.
6.    Kecelakaan serebrovaskuler

Iskhemia jaringan otak, atau CVA, terjadi akibat okulasi pembuluh darah yang dalam keadaan normal memperfusi daerah otak. Iskhemia ini terjadi akibat hemoragi serebral atau adanya embolus. Hipertensi tidak terkontrol selama masa hamil dapat menyebabkan hemoragi serebral. CVE dilaporkan terjadi pada satu dari 6000 kehamilan. Luas kerusakan bergantung pada lokasi dan luas iskhemia.   


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keparawatan Maternitas, Jakarta : Salemba Medikamed.unhas.ac.id/
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wijayarni, Maria. 1996. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta : Buku Kedokteran EGC



No comments:

Post a Comment