Pages - Menu

Thursday, August 29, 2013

Askep Water Sealed Drainage (WSD)

WATER SELAED DRAINAGE



1.        Pengertian
WSD (Water Sealed Drainage) merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thorax, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung.

2.       Indikasi Pemasangan
a.       Pneumothorax
-          Spontan lebih dari 20% karena rupture bleb
-          Luka tusuk tembus
-          Klem dada yang terlalu lama
-          Kerusakan selang dada pada sistem drainase
b.       Hemothorax
-          Robekan pleura
-          Kelebihan antikoagulan
-          Pasca bedah thorax
c.       Thorakotomy
-          Lobektomy
-          Pneumoktomy
d.       Effusi Pleura
-          Post operasi jantung
e.       Emfiema
-          Penyakit paru serius
-          Kondisi inflamasi


Jangan lupa LIKE & SUBSCRIBE Chanel You Tube DUNIA 
KEPERAWATAN Untuk Update VIDIO KESEHATAN Berikutnya, Klik https://youtu.be/QyzjjBXlkWU

3.        Tujuan Water Sailed Drainage
Adapun tujuan dilakukannya tindakan pemasangan water sailed drainage adalah sebagai berikut:
-          Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thoraks.
-          Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
-          Mengembangkan kembali thoraks yang kolaps
-          Mencegah refluks drainage kembali ke rongga dada

4.       Tempat Pemasangan WSD
a.       Bagian apex paru (apical)
-          Anterolateral interkosta ke 1-2
-          Fungsi: untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
b.       Bagian basal
-          Postero lateral interkosta ke 5-6 atau 8-9
-          Fungsi: untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura

5.       Jenis-jenis Water Sealed Drainage
a.       Sistem satu botol
-          Merupakan sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks.
-          Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai dua lubang selang yaitu satu untuk ventilasi dan satu lagi masuk ke dalam botol.
-          Air steril dimasukkan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2 cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru
-          Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar.
-          Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi.
-          Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan.
*       Inspirasi akan meningkat
*       Ekspirasi menurun
b.       Sistem dua botol
-          Digunakan 2 botol: 1 botol untuk mengumpulkan cairan drainage dan botol ke 2 sebagai botol water seal.
-          Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal.
-          Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2.
-          Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD.
-          Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi peural.
c.       Sistem tiga botol
-          Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang digunakan.
-          Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan
-          Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3.
-          Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD.
-          Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan.
-          Botol ke-3 mempunyai 3 selang:
*       Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua
*       Tube pendek lain dihubungkan dengan suction
*       Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke atmosfer

6.       Komplikasi Pemasangan Water Selade Drainage
a.       Komplikasi Primer: perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmia.
b.       Komplikasi Sekunder: infeksi, emfiema.

7.       Prosedur Pemasangan WSD
a.       Pengkajian
-          Memeriksa kembali instruksi dokter
-          Mencek dan melakukan inform consent
-          Mengkaji status pasien: TTV, status pernafasan
b.       Persiapan Pasien
-          Siapkan pasien
-          Memberi penjelasan kepada pasien mencakup :
*       Tujuan tindakan
*       Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD : Posisi klien dapat duduk atau berbaring
*       Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam, distraksi
*       Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena
c.       Persiapan Alat
-          Sistem drainage tertutup
-          Motor suction
-          Slang penghubung steril
-          Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau jaringan/silet, trokart, cairan antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan , spuit 10cc dan 50cc, kassa, NACl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker
d.       Pelaksanaan
Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan dengan baik , dan perawat memberi dukungan moril pada pasien.
e.       Tindakan Setelah Prosedur
-          Perhatikan undulasi pada selang WSD
Bila undulasi tidak ada, maka berbagai kondisi dapat terjadi, diantaranya adalah:
*       Motor suction tidak berjalan
*       Selang tersumbat
*       Selang terlipat
*       Paru-paru telah mengembang
Oleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainage, amati tanda-tanda kesulitan bernafas.
-          Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar.
-          Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air.
-          Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yg keluar.
-          Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama.
-          Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan
-          Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai slang terlipat
-          Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi.
-          Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu.
-          Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh.
-          Catat jumlah cairan yang dibuang.
-          Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran.
-          Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema subkutan.
-          Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efektif.
-          Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh.
-          Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD.
-          Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD

VIDIO CARA MENYIAPKAN PERALATAN CHEST TUBE THORACOSTOMY (CTT) / WATER SEALED DRAINAGE (WSD)  SET; https://youtu.be/vL5zDaAZ3DI

8.       Perawatan Pada Klien Yang Menggunakan WSD
a.       Kaji adanya distress pernafasan & nyeri dada, bunyi nafas di daerah paru yg terkena & TTV stabil.
b.       Observasi adanya distress pernafasan.
c.       Observasi:
-          Pembalut selang dada.
-          Observasi selang untuk melihat adanya lekukan, lekukan yang menggantung, bekuan darah.
-          Sistem drainage dada.
-          Segel air untuk melihat fluktuasi inspirasi dan ekspirasi klien.
-          Gelembung udara di botol air bersegel atau ruang.
-          Tipe & jumlah drainase cairan. Catat warna & jumlah drainase, TTV & warna kulit.
-          Gelembung udara dalam ruang pengontrol penghisapan ketika penghisap digunakan
d.       Posisikan klien:
-          Semi fowler sampai fowler tinggi untuk mengeluarkan udara (pneumothorak).
-          Posisi fowler untuk mengeluarkan cairan (hemothorak)
e.       Pertahankan hubungan selang antara dada dan selang drainase utuh dan menyatu.
f.        Gulung selang yang berlebih pada matras di sebelah klien. Rekatkan dengan plester.
g.       Sesuaikan selang supaya menggantung pada garis lurus dari puncak matras sampai ruang drainase. Jika selang dada mengeluarkan cairan, tetapkan waktu bahwa drainase dimulai pada plester perekat botol drainase pada saat persiaan botol atau permukaan tertulis sistem komersial yang sekali pakai.
h.       Urut selang jika ada obstruksi.
i.         Cuci tangan.
j.         Catat kepatenan selang, drainase, fluktuasi, TTV klien, kenyamanan klien.
9.       Cara Mengganti Botol WSD
a.       Siapkan set yang baru
b.       Botol berisi cairan aquadest ditambah desinfektan
c.       Selang WSD di klem dulu
d.       Ganti botol WSD dan lepas kembali klem
e.       Amati undulasi dalam slang WSD

10.   Pencabutan Selang WSD
Indikasi pencabutan WSD adalah sebagai berikut:
a.       Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan:
-          Tidak ada undulasi.
-          Cairan yang keluar tidak ada.
-          Tidak ada gelembung udara yang keluar.
-          Kesulitan bernafas tidak ada.
-          Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara.
-          Dari pemeriksaan tidak ada cairan atau udara.
b.       Slang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada slang.

UNTUK KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DAN DAFTAR PUSTAKA KLIK DI SINI




Jangan lupa LIKE & SUBSCRIBE Chanel You Tube DUNIA 

KEPERAWATAN Untuk Update VIDIO KESEHATAN Berikutnya, Klik https://youtu.be/QyzjjBXlkWU

No comments:

Post a Comment