Pages - Menu

Wednesday, September 25, 2013

Artikel Resusitasi Jantung Paru - Definisi, Tujuan dan Penyebab

RESUSITASI JANTUNG PARU



A.    Definisi
Resusitasi mengandung arti harfiah “Menghidupkan kembali” tentunya dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis.
Resusitasi jantung paru merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali.
Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan gabungan penyelamatan pernapasan (bantuan napas) dengan kompresi dada eksternal. RJP digunakan ketika seorang korban mengalai henti jantung dan henti napas.

B.     Tujuan :
Untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung

C.     Penyebab Henti Nafas Dan Henti Jantung
1.      Penyebab henti nafas
a.       Henti nafas (Respiratory Arrest) : Henti nafas yang bukan dikarenakan gangguan pada jalan nafas dapat terjadi karena gangguan pada sirkulasi (asistol, bradikardi, fibrilasi ventrikel)
b.      Emboli paru, karena adanya penyumbatan aliran darah paru.
c.       Gagal ginjal, karena hyperkalemia
d.      Bisa disebabkan karena adanya benda asing, aspirasi, lidah yang jatuh ke belakang,pipa trakhea terlipat, kanula trakhea tersumbat, kelainan akut glotis dan sekitarnya (sembab glotis, perdarahan).
e.       Obat, intoksikasi, Pa O2 rendah, Pa CO2 tinggi, setelah henti jantung, tumor otak dan tenggelam.Perifer : obat pelumpuh otot, penyakit miastenia gravis, poliomyelitis.
2.      Penyebab Henti Jantung (Cardiac Arrest):
a.       Hipoksemia karena berbagai sebab
b.      Gangguan elektrolit (hipokalemia, hiperkalemia, hipomagnesia)
c.       Gangguan irama jantung (aritmia)
d.      Penekanan mekanik pada jantung (tamponade jantung, tension pneumothoraks)

Henti jantung diketahui dari :
·         Hilangnya denyut nadi pada arteri besar
·         Korban tidak sadar
·         Korban tampak seperti mati
·         Hilangnya gerakan bernafas atau megap-megap.

Pada henti jantung yang tidak diketahui, penolong pertama-tama membuka jalan nafas dengan menarik kepala ke belakang. Bila korban tidak bernafas, segera tiup paru korban 3-5 kali lalu raba denyut arteri carotis. Perabaan arteri carotis lebih dianjurkan karena :
·         Penolong sudah berada di daerah kepala korban untuk melakukan pernafasan buatan
·         Daerah leher biasanya terbuka, tidak perlu melepas pakaian korban
·         Arteri karotis adalah sentral dan kadang-kadang masih berdenyut sekalipun daerah perifer lainnya tidak teraba lagi.


Bila teraba kembali denyut nadi, teruskan ventilasi. Bila denyut nadi hilang atau diragukan, maka ini adalah indikasi untuk memulai sirkulasi buatan dengan kompresi jantung luar. Kompresi jantung luar harus disertai dengan pernafasan buatan.



No comments:

Post a Comment