Pages - Menu

Friday, September 27, 2013

Resusitasi Jantung Paru - Gejala, Diagnosa dan Komplikasi


A.    Tanda Dan Gejala Pasien Yang Membutuhkan Resusitasi
1.      Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung)
2.      Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa atau brakialis pada bayi)
3.      Henti nafas atau mengap-megap (gasping)
4.      Terlihat seperti mati (death like appearance)
5.      Warna kulit pucat sampai kelabu
6.      Pupil dilatasi (setelah 45 detik) .

B.     Diagnosa
Diagnosa untuk dilakukan Resusitasi berhubungan dengan :
1.      Tidak terdapat adanya pernafasan (gunakan cara Look-Listen-Feel)
2.      Tidak teraba denyut nadi karotis
Catatan:
Pada pasien yang telah dipasang monitoring EKG dan terdapat gambaran asistol pada layar monitor, harus selalu dilakukan pemeriksaan denyut nadi karotis untuk memastikan adanya henti jantung.

C.    RJP Yang Tidak Efektif Dan Komplikasinya
RJP yang efektif tidak berarti bahwa pasien harus hidup. Banyak korban yang mendapatkan usaha resusitasi yang baik tidak dapat pulih ( tidak hidup). Kesempatan pasien untuk hidup menjadi lebih besar jika RJP dilakukan secara efisien.
Jika usaha RJP tidak efektif, biasanya disebabkan masalah-masalah seperti di bawah ini :
1.      Posisi kepala korban tidak sesuai dengan posisi head-tilt pada waktu diberikan napas buatan;
2.      Mulut korban kurang terbuka lebar untuk pergantian udara;
3.      Mulut penolong tidak melingkupi mulut korban secara erat;
4.      Hidung korban tidak ditutup selama pemberian napas buatan;
5.      Korban tidak berbaring diatas alas yang keras;
6.      Irama kompresi yang tidak teratur.

Komplikasi RJP dapat berupa :
1.      Cedera pada tulang iga : Merupakan komplikasi yang sering terjadi pada RJP.
2.      Patah tulang sternum dan clavicula : Apabila tangan ditempatkan terlalu keatas dari titik kompresi
3.      Fraktur proc. Xiphoid : Apabila tangan terlalu rendah atau tertekan kebawah menuju hepar yang dapat mengakibatkan laserasi (luka) disertai perdarahan dalam.
4.      Fraktur costa atau cartilage : Apabila tangan ditempatkan terlalu jauh dari titik kompresi atau meleset satu dari lainnya.

5.      Meskipun RJP dilakukan secara benar, masih terdapat kemungkinan terjadinya patah tulang iga atau terpisahnya kartilago dari perlekatannya. Jika terdapat kasus sepert ini, jangan hentikan RJP. Karena korban lebih baik mengalami patah beberapa tulang iga dan hidup daripada korban meninggal karena anda tidak melanjutkan RJP karena takut akan adanya cedera tambahan. Masalah distensi gaster juga sering terjadi.

No comments:

Post a Comment