Pages - Menu

Saturday, October 19, 2013

BAB I Pendahuluan Perilaku Kekerasan

BAB I
PENDAHULUAN



A.     LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern, dan industri. Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan (Mardjono, 1992 dalam Hawari, 2007). Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan secara invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Setyonegoro, 1992 dalam Hawari, 2007).
Prevalensi gagguan jiwa pada populasi penduduk dunia menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 memperoleh data gangguan mental sebesar 450 juta orang, 12% tahun 2001 meningkat menjadi 13%, dan diprediksi pada tahun 2015 menjadi 15%. Sedangkan pada negara-negara berkembang prevalensinya lebih tinggi. Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, yang menggunakan SRQ untuk menilai kesehatan jiwa penduduk, prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun sebesar 11,6%.
Salah satu gejala yang timbul dari gangguan jiwa yaitu perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan salah satu diagnosa keperawatan jiwa, yaitu suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Fitria, 2009, hlm. 139). Salah satu tanda gejala yang dialami oleh pasien dengan gangguan perilaku kekerasan adalah perubahan perilaku sosial (Fitria, 2009).
Masalah perilaku kekerasan akan berdampak negatif terhadap seluruh aspek dalam diri individu, terutama pada kebutuhan dasarnya yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi, istirahat tidur, eliminasi, aktivitas, serta gangguan dalam berhubungan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan, perawat harus memiliki kemampuan dan teknik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan saling percaya dengan klien yang merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1.      Bagaimana konsep teori mengenai perilaku kekerasan?
2.      Bagaimana tindakan keperawatan atau Standar Asuhan Keperawatan (SAK) terhadap pasien dan keluarga?

C.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu membahas asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan secara komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spritual berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan melalui proses keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
Penulis dapat:
a.       Mengetahui konsep teori mengenai perilaku kekerasan.
b.      Mengetahui tindakan keperawatan atau Standar Asuhan Keperawatan (SAK) terhadap pasien dan keluarga.



No comments:

Post a Comment