Pages - Menu

Tuesday, February 26, 2013

Apakah IMUNISASI Itu??


TINJAUAN PUSTAKA
IMMUNISASI
Pengertian
Immunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu
Vaksin adalah kuman atau racun yang dimasukan ke dalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen
Bila ada antigen yang masuk ke dalam  tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk menolaknya dengan membuat zat anti berupa anti body dan zat anti terhadap kuman yang disebut anti toksin
Reaksi tubuh terhadap antigen berlangsung lamban dan lemah sehingga anti body yang terbentuk hanya sedikit, untuk memperbanyak  maka dilakukan immunisasi ulang.
Immunisasi terbagi menjadi :
1.        Immunisasi dasar
Adalah pemberian kekebalan I,II,III pada bayi
2.       Immunisasi ulang
Adalah pemberian kekebalan setelah immunisasi dasar (SD kelas I dan IV)
Tujuan immunisasi :
1.       Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2.       Menghindari kecacatan
3.       Mencegah suatu penyakit tertentu
Dua jenis kekebakan yang bekerja dalam tubuh bayi/anak
1.       Kekebalan aktif
Adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap sesuatu penyakit tertentu dimana prosesnya lampat tetapi dapat bertahan lama.
Kekebalan aktif bibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a.       Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami/smbuh dari suatu penyakit
Contoh : campak
Setelah sembuh tidak akan terserang campak lagi karena tubuhnyatelah membuat zat penolak terhadap penyakit tertentu
b.      Kekebalan aktif buatan
Yaitu kekeb alan yan g dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (immunisasi)
Contoh : anak diberi BCG, DPT dan Polio
2.       Kekebalan pasif
Adalah tubuh anak tidak membuat zat anti body  sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan, sehingga proses cepat terjadi dengan 2 cara :
a.       Kekebalan pasif alamiah
Adalah kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibu. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kurang lebih hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir)
Contoh : Difteri, morbili dan tetanus
b.      Kekebalan pasif buatan, kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak
Contoh : ATS (anti tetanus serum)
Vaksin
Jenis vaksi yang digunakan di Indonesia ada 2 macam yaitu :
1.       Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan
a.       Virus campak dalam vaksin campak
b.      Virus polio dalam jenis sabin  pada vaksin polio
c.       Kuman TBC dalam vaksin TBC
2.       Vaksin dari kuman yang dimatikan
a.       Bakteri pertunis dalam DPT
b.      Virus polio jenis SALK dalam vaksin polio
c.       Racun kum an seperti toxsoid (TT), diptheria toxsoid dalam DPT
d.      Vaksin yang dibuat dari protein seperti hevatitis B
Persyaratan pemberian vaksin
1.       Pada bayi atau anak yang sehat
2.       Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya
3.       Pemberian immunisasi dengan teknik yang tepat
4.       Mengetahui jadwal immunisasi dengan melihat umur dan jenis immunisasi yang telah diterima
5.       Meneliti jenis vaksin yang akn diberikan
6.       Memperhatikan dosis yang akn diberikan
Cara mengambil vaksin dan penyuntikannya :
1.       Bagian tengah tutup botolm metal dibuka sehingga kelihatan karetnya
2.       Tutup karet esinfeksi dengan desinfektan
3.       Ambil jarum yang steril dengan spuit untuk menghisap vaksin dalam spuit
4.       Kulit yang akan disuntik didesinfektan, kemudian dibereskan dengan kapas air hangat/alkohol baru dilakukan penyuntikan
5.       Setiap penyuntikan digunakan jarum yang baru
Reaksi yang mungkin terjadi setelah immunisasi
1.       Reaksi lokal
Pada tempat penyuntikan terjadi pembengkakan kadang-kadang disertai demam, agak sakit. Pada keadaan seperti ini ibu tak usah panik sebab panas akan sembuh dan berarti kekebalan sudah dimiliki oleh anak
2.       Reaksi umum
Dapat terjadi kejang-kejang, shock. Pada keadaan seperti ini ibu harus konsultasi ke dr
Ada 6 macam penyakit yang dapat dicegah sesuai dengan program immunisasi yaitu : TBC, Diftheri, tetanus, campak dan pertusis.
Macam-macam vaksin yaitu :
1.       Vaksin BCG (basillus calmette guerin)
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupan sudah dilakukan immunisasi BCG
a.       Tujuan pemberian vaksin BCG
Untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit TBC, vaksin BCG mengandung kuman bacillus coknette guerin yang dibuat dari bibit penyakit/kuman hidup yang sudah dilemahkan. Vaksin ini dilarutkan dengan NaCl 0,9%/aquabidest  sebanyak 4cc, setelah larut digunakan dalam waktu 3 jam
b.      Jadwal pemberian vaksin BCG
§  Bayi 0-11 bulan sebaiknya diberikan pada umur 0-2 bulan dengan dosisi 0,05cc 
§  Vaksinasi ulang pada umur 5 tahun
Immunisasi yang diberikan pada usia 2 bulan harus dilakukan tes mentouk dulu. Bila tidak perlu diberikan berarti anak sudah terjangkit TBC. Kekebalan yang diperoleh anak tidak menolak 100%, tetapi mungkin akan menderita TBC ringan, terhindar dari TBC tulang dan TBC selaput otak. Reaksi akan timbul selama 2 minggu yaitu pembengkakan kecil, kemerahan pada tempat penyuntikan menjadi abses kurang lebih 10mm garis tengahnya, akan sembuh sendiri meninggalkan jaringan pant dengan garis tengah 3-7mm
c.       Kontra indikasi pemberian vaksin BCG
o   Anak yang menderita penyakit kulit/infeksi di tempat penyuntikan
o   Anak yang mantouk (telah terjangkin TBC)
d.      Persiapan alat untuk pemberian BCG
v  Ampul BCG
v  NaCL 0,9% (pelarut) atau aquabidest
v  Gerjadi ampul
v  Spuit 1cc
v  Kapas
v  Alkohol
v  Bengkok
v  Perlak dan alas
v  Baki dan alas
v  Bak instrumen
e.      Cara pemberian immunisasi BCG
Sebelumnya ibu harus diberi tahu tujuan dari pemberian suntikan dan reaksi yang akan timbul
1)      Cara mempersiapkan vaksin BCG
a)      Membuka ampul
Sebelum vaksin dibuka diketuk-ketuk dahulu supaya semua vaksin serum ke dasar ampul, kemudian ampul digergaji dengan cara :
o   Peganglah ampul antara ibu jari dengan jari tengah
o   Jari telunjuk menekan ujung leher ampul
o   Disinfektan leher ampul
o   Ambilah gergaji ampul dan gergaji lehernya sampai ampul terlepas secara melingkar
o   Bersihkan leher ampul dengan kapas yang telah dibasahi dengan air hangat/alkohol dengan tujuan untuk menghilangkan serbuk gelas masuk ke dalam vaksin
o   Kemudian larutkan vaksin
b)      Cara melarutkan vaksin
Isap aquabides 4cc dan kemudian dimasukan kedalam ampul vaksin BCG tunggu sampai serbuk larut, kemudian goyang-goyang sampai vaksin ini larut secra merata
c)       Mengatur posisi bayi
·         Bayi dipangku ibunya, pakaian bayi yang menutup lengan kanan atas dibuka
·         Tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas (inertio meculus deltoieus)
·         Isi spuit dengan vaksin BCG 0,05cc
d)      Cara mengisi spuit
v  Sediakan spuit dengan jarum 1cc
v  Ambil vaksin dengan spuit
v  Buang udara yang ada di dalam spuit
2)      Cara penyuntikan BCG
a)      Desinfektan lokasi yang akan dilakukan penyuntikan
b)      Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri sehingga tangan kita berada dibawah lengan anak
c)       Lingkarkan jari-jari andan dan kulit lengan atas mereganf
d)      Pegang spuit dengan tangan kanan dengan lobang jarum menghadap ke atas
e)      Letakan jarum dan spuit hampir sejajar dengan lengan anak
f)       Masukan ujung jarum kedalam kulit, sehingga hanya bagian atas jarum saja yang masuk ke dalam kulit
g)      Jangan menekan jarum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung jarum terlalu menekik
h)      Masukan vaksin , setelah vaksin abis jarumnya dicabut
i)        Bila vaksinasi BCG tepat maka akan timbul benjolan di kulit yang mendatar dengan kulit kelihatan pucat dan pori-pori jelas

f. Hal yang harus diberhatikan untuk vaksin BCG
1)Pelarut yang akan digunakan harus pada suhu 0-8 derajat celsius
2)      Suntikan di dalam kulit (intra cutan)
3)      Jarum digubakan satu kali pakai
4)      Sisa vaksin yang sudah dilarutkan, tidak dapat digunakan lagi

2.       Vaksin DPT (diftheri, pertusis, tetanus)
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit disentri, pertusis dan tetanus.
a.       Tujuan
Pemberian vaksin ini adalah untuk memberi kekebalan aktif secara bersamaan (simultan) terhadap penyakit diftheri, pertusis, dan tetanus.
b.      Vaksin pertusis terbuat dari kuman bordettela pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan vaksin diftheri, pertusis, dan tetanus.
Vaksin tetanus dikenal 2 macam yaitu :
1)      Vaksin yang digunakan immunisasi aktif yaitu toxcoid tetanus
Kuman tetanus yang telah dilemahkan ada 3 macam yaitu :
v  Kemasan unggal (TT)
v  Kemasan dengan vaksin difteri (DT)
v  Kemasan dengan vaksin difteri, tetanus dan pertusis (DPT)
2)      Kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk immunisasi pasif yaitu anti tetanus serum (ATS)
             c.       Jadwal pemberian vaksin  DPT
1)      Pada bayi umur 2-11 bulan sebanyak 3x suntikan, dengan selang 4 minggu secara intra nuscular (IM) atau subcutan
2)      Immunisasi ulang lainnya diberikan setelah umur 1,5 -2 tahun
3)      Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun  (kelas 1 SD)
4)      Diulang lagi pada umur 10 tahun (menjelang tamat SD kelas IV). Anak yang telah mendapatkan DPT waktu bayi diberi DT 1 x 0,5cc (IM). Anak yang tidak dapat DPT waktu bayi /ragu-ragu diberi DT 2x0,5cc dengan jarak 4 minggu (IM).
            d.      Reaksi dari pemberian immunisasi ini yaitu :
Ø  Demam ringan
Ø  Pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1-2 hari
Ø  Kadang-kadang reaksi yang lebih berat demam tinggi dan kejang disebabkan oleh unsur perpusinya.
            e.      Kontra indikasi pemberian DPT
1)      Anak sedang sakit parah
2)      Riwayat kejang bila demam
3)      Panas tinggi sampai 38 derajat celcius
4)      Penyakit gangguan kekebalan (difisiensi immunologi)
           f.        Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT yaitu
§  Vaksin dipteri 80-95%
§  Vaksin pertusis 50-60%
§  Vaksin tetanus 90-95%
           g.       Persiapan pemberian vaksi DPT
1)      Menyiapkan vaksin DPT :
·         Sebelum membuka vaksin lihatlah terlebih dahulu labelnya
·         Kocok terlebih dahulu flakonnya sehingga endapan bercampur
2)      Cara mengisi spuit
v  Buka tutup metal dengan menggunakan gergaji ampul
v  Usaplah karet penutup flakon dengan kapas alkohol
v  Ambil spuit 3cc dan masukan udara 0,5cc
v  Kemudian masukan udara ke dalam plakon dan isaplah vaksin sebanyak 0,5cc kedalam spuit
v  Cabut jarum dari flakon, keluarkan udara ke dalam spuit
3)      Mengatur posisi bayi
o   Bayi dipangku oleh ibu
o   Tangan kiri ibu memangku bayi, menyangga kepala, bahu dan memegang ssisi luar tangan kiri bayi
o   Tangan bayi melingkar ke badan ibu
o   Tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
4)      Cara penyuntikan DPT
§  Tempat yang paling baik untuk suntikan adalah di bagian paha sebelah luar
§  Letakan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik
§  Peganglah otot pada diantara jari-jari telunjuk dan ibu jari
§  Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas alkohol
§  Tusukan jarum tegak lurus ke dalam otot, aspirasi spuit jika yakin jarum tidak mengenai pembuluh darah
§  Masukan vaksin
§  Cabut jarum
5)      Hal-hal yang perlu diperhatikan
ü  Pemberian 3x dengan dosis 0,5cc, interval 4 minggu secara IM
ü  Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
ü  Sisa vaksin yang sudah dibuka harus dibuang
ü  Vaksin disimpan pada suku 4-8 derajat celcius.
3.       Immunisasi hepatitis B
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekwensi pemberian immunisasi hepatitis sebanyak 3x dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. Immunisasi hepatitis ini diberikan melalui itramuskuler. Angka kejadian hepatitis B pada anak balita juga sangat mempengaruhi angka kesakitan dan kematian balita
4.       Vaksin polio
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.
a.       Tujuan pemberian vaksin polio
Adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
Jenis vaksin polio yaitu :
1)      Vaksin yang mengandung virus polio yang sudah dilemahkan (vaksin salk) yang cara pemberiannya dengan cara suntikan
2)      Vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup yang telah dilemahkan (virus sabin) cara pemberiannya melalui oral/mulut dalam bentuk cairan (pill)
           b.      Jadwal pemberian vaksin polio
1)      Pada bayi umur 2-22 bulan diberi sebanyak 3x pemberian dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu
2)      Pemberian ulangan pada umur 1,5-2 tahun
3)      Menjelang umur 5 tahun
4)      Pada umur 10 tahun
           c.       Cara pemberian vaksin polio
                 Vaksin polio diberikan bersama-sama dengan vaksin DPT. Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio 45-100%
          d.      Kontra indikasi pemberian yaitu :
1)      Diare berat
2)      Anak sakit parah
3)      Defisiensi kekebalan
          e.      Efek samping pemberian vaksin polio
1)      Hampir tidak ada
2)      Berak-berak ringan
          f.        Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian vaksin polio
1)      Penyimpanan vaksin polio
o   Bukalah tutup metal dan karet
o   Pasanglah pipet tetes plastik pada plakon
o   Paksin polio siap untuk diberikan
2)      Mengatur posisi bayi dan cara pemberian vaksin
o   Suruh ibu untuk merentangkan bayinya di atas pangkuan dan memegangnya erat-erat
o   Mulut anak dibuka dengan menggunakan 2 jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga mulut terbuka
o   Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak sebanyak 2 tetes
o   Dosis 2 tetes sebanyak 3x pemberian selang 4 minggu
o   Buanglah sisa vaksin yang sudah dipakai
o   Vaksin harus disimpan di bawah 0 derajat cercius
o   Waktu penetesan vaksin ke mulut, ujung pipet tidak menyentuh mulut
o   Vaksin berbentuk sirup berwarna orange jernih, jika warna berubah merah jambu atau keruh vaksin harus dibuang
5.       Vaksin campak
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular
a.       Tujuan : untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang sudah dilemahkan.
b.      Jadwal pemberian
1)      Umur 0-11 bulan (1x pemberian) dosis 0,5cc subcutan
2)      Bila pembeian campak (9 bulan harus diulangi lahi umur 15 bulan)
3)      Kekebalan yang diperoleh 96-99%
           c.       Reaksi yang timbul
1)      Demam ringan
2)      Sedikit bercak merah pada pipi, di bawah telinga pada hari ke 7 dan 8 setelah penyuntikan
3)       Pembengkakapada tempat penyuntikan
4)      Kejang-kejang ringan pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan tidak berbahaya
          d.      Kontraindikasi
1)      Anak sakit parah
2)      Menderita penyakut TBC tanpa pengobatan
3)      Defisiensi gizi yang berat
4)      Defisiensi kekebalan
5)      Demam sampai 38 derajat celcius
6)      Anak yang mempunyai riwayat kejang diberikan dengan pengawasan dokter
           e.      Cara melarutkan vaksin
1)      Cek label plakon vaksin beberapa cc yang dibutuhkan
2)      Ambil spuit 5cc dan oplos vaksin dengan aquabidest
3)      Kocok vaksin sampai benar-benar tercampur
           f.        Mengatur posisi bayi
1)      Dudukan bayi dipangkuan ibunya
2)      Lengan kanan bayi dilipatkan di ketiak ibunya
3)      Ibu menompang kepala bayi
4)      Tangan kiri ibu memegang tangan kiri bayi
          g.       Mengisi spuit
1)      Ambil spuit 1cc
2)      Bersihkan plakon dengan kapas alkohol
3)      Ambil vaksin 0,5cc
4)      Buang udara dalam spuit
          h.      Cara menyuntikan vaksin
1)      Tempat yang akan disuntikan adalah 1/3 bagian lengan atas
2)      Desinfektan area yang akan disuntik
3)      Jepit lengan yang akan disuntik dengan jari-jari tangan kiri
4)      Tusukkan spuit dengan sudut 30 derajat pada lengan, aspirasi kemudian obat dimasukan
5)      Jika vaksin udah abis cabut spuit
6.       Immunisasi MMR (measles, mumps, rubella)
Merupakan immunisasi yang digunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak (meales), gondong, parotis epidemika (mumps), dan campak jerman (rubella), Dalam immunisasi MMR anti gen yang dipakai adalah virus campak stain edmoson yang dilemahkan, virus rubela stain RA 27/3 dan virus gondong.Virus ini tidak dianjurkan untuk bayi usia 1 tahun karena khawatir terjadi interferensi dengan antibodi maternal yang masih ada. Khusus pada daerah edemik sebaiknya diberikan immunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan booster (ulang) dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
7.       Immunisasi typhus abdominalis
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit typhus abdominalis. Dalam persediaan khususnya Indonesia tedapat 3 jenis vaksin typhus abdominalis, diantara kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dan antigen capsular Vi poliysaccharida (typhim Vi, pasteur meriux). Vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan adalah 0,1cc. 1-2 tahun 0,2cc dan 2-12 tahun adalah 0,5cc. Pada immunisasi awal dapat diberikan sebanyak 2x dengan iterval 4 minggu kemudian penguat setelah 1 tahun kemudian. Vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul enteric coated sebelum makan pada hari ke 1, 2 dan 5 untuk anak diatas usia 6 tahun. Antigen kapsular diberikan untuk usia di atas 2 tahun dan dapat diulang setiap 3 tahun.
8.       Immunisasi HiB (haemophilus  tetanus influenzae tipe b)
Merupakan immunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murni (PRP : purified capsular polysacharide) kuman H.influenzae tipe b. Antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid tetanus (PRP-T), toksoid difteri (PRP-D atau PRPCR50)atau dengan kuman menongkokus (PRP-OMPC). Pada pemberian immunisasi awal dengan PRP-T dilakukan 3 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian boosternya dapat diberikan pada usia 18 bulan
9.       Immunisasi varicella
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit cacar air (varicella). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter stain OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropis dan bila diatas 13 tahun dapat diberikan 2x suntikan dengan intravena 4-8 minggu
10.   Immunisasi  hepatitis A
Merupakan immunisasi yang mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian immunissai ini dapat diberikan untuk usia diatas 2 tahun. Immunisasi awal menggunakan vaksin Havrix (berisi virus hepatitis A strain HM175 yang dinonaktifkan) dengan 2 suntikan dan interval 4 minggu, booser pada 6 bulan setelahnya Jika menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan 3x suntikan pada usia 6-12 bulan.
11.   Vaksin TFT (tetanus formal toxsoid  atau tetanus toxsoid/TT)
a.       Tujuan : untuk memberikan kekebalan pada penyakit tetanus neonatunan (tetanus pada bayi)
b.      Jadwal pemberian vaksin
1)      Pada ibu hamil dan umur 3-8 bulan sebanyak 2x dosis 0,5cc subcutan pada bagian lengan atas, interval 4 minggu
2)      Diulangi pada kehamilan berikutnya dengan jarak lebih dari 3 tahun
3)      TT diberikan pada wanita subur (calon pengantin) 1 bulan sebelum menikah 1x, 1 bulan setelah menikah 1x dosis 0,5cc subcutan sama penyuntikannya seperti ibu hamil
       c.       Sasaran immunisasi TT
1)      Bayi umur 0-14 bulan untuk immunisasi dasar
2)      Anak umur 5-7 tahun (kelas 1 SD) untuk immunisasi ulang
3)      Wanita hamil tua kehamilan antara 3-8 bulan
4)      Calon pengantin sebelum nikah dan 1 bulan setelah nikah
       d.      Tempat penerangan dan pelayanan immunisasi
1)      Posyandu
2)      Puskesmas
3)      Rumas sakit
4)      Praktek bidan/dokter swasta
        e.      Persyaratan vaksin TT
1)      Jangan menggunakan vaksin yang sudah kadaruarsa
2)      Vaksin harus dipergunakan paling lama 3 jam dari saat dilarutkan, kalo lebih harus dibuang
3)      Vaksin yang berada dala spuit harus digunakan dalam jangka waktu 15 menit
4)      Vakin harus dilindungi dari sinar matahari atau sumber panas dan cahaya lain
        f.        Cara-cara penyimpanan vaksin dalam lemari es
1)      Freezer harus dapat digunakan untuk menyimpan vaksin polio dan campak dan membuat es sebanyak-banyaknya
2)      Rak pertama dibawah freezer untuk menyimpan vaksin BCG, rak dibawahnya untuk menyimpan vaksin DPT,DT dan TT
3)      Antara 2 dua tempat vaksin dengan tempat lainnya harus ada jaraknya
4)      Penempatan vaksin : diambil dari kanan dan yang baru dimasukan dari arah kiri
5)      Jangan menyimpan vaksin di pintu lemari es
6)      Jangan membuka lemari es lebih dari 3x
7)      Catat suhu lemari es 2x sehari

No comments:

Post a Comment