TINJAUAN TEORITIS
KELUARGA
BERENCANA
A.
Keluarga
Berencana (KB)
Pengertian
keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta
keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut Pengertian sempitnya keluarga
berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan terjadinya
pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani pada laki-laki dan sel telur
dari wanita sekitar persetubuhan (Risyadi, 2001).
Menurut
WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
1.
Mendapatkan
objektif-objektif tertentu
2.
Menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan
3.
Mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan
4.
Mengatur
interval saat kehamilan
5.
Menentukan
jumlah anak dalam keluarga
B. Kontrasepsi
Kontrasepsi
berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma tersebut.
Cara
kerja kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi:
1.
Metode
Sederhana:
a.
Tanpa
alat / obat
1)
Senggama
terputus
2)
Pantang
berkala
b.
Dengan
alat / obat
1)
kondom
2)
diafragma
atau cap
3)
cream,
jelly dan cairan berbusa
4)
tablet
berbusa (vaginal tablet)
2.
Metode
Efektif
a.
Pil
KB
b.
AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD
c.
Suntikan KB
d.
Susuk KB
3.
Metode
Mantap dengan cara operasi
a.
Pada
Wanita : Tubektomi
b.
Pada Pria :
Vasektomi
C.
Cara Kerja Kontrasepsi
1.
Metode Sederhana
a.
Tanpa Alat / obat
1)
Senggama terputus (Azal atau coitus interuptus)
Senggama
dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama alat kelamin pria
(zakar) dikeluarkan dari vagina, sehingga mani keluar dari luar vagina. Cara
ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental. Namun sebenarnya cara ini tidak
dapat diandalkan sepenuhnya karena:
a)
Memerlukan penguasaan diri yang kuat
b)
Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung
spermatozoa tertumpah dari zakar dan masuk kedalam vagina sehingga dapat terjadi
kehamilan, meskipun sudah dilakukan
pencabutan sebelum mani menyemprot.
2)
Pantang Berkala
Pantang
berkala ádalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita, yaitu
sekitar waktu kejadiannya ovulasi. Cara menentukan masa ovulasi adalah:
a)
Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui
siklus haid yang akan datang
b)
Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui
siklus haid
c)
Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat
sekurang-kurangnya 8-12 siklus haid selama 8 bulan
b.
Dengan Alat/Obat
Maksud
penggunaan alat adalah untuk menahan atau menghalangi masuknya sperma ke dalam
rahim sedangkan penggunaan obat dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma.
1)
Kondom
Kondom
adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna dipakai untuk
menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani
tertampung di dalamnya dan tidak masuk ke dalam vagina, dengan demikian
mencegah terjadinya pembuahan. Adapaun indikasi pemakaian kondom adalah:
a)
6 Minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai sampai
selama 6 minggu sesudah vasektomi (sampai mani tidak mengandung spermatozoa
lagi yang dapat diketahui lebih jelas dengan pemeriksaan laboratorium)
b)
Sementara menunggu pemasangan AKDR
c)
Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang
diminum
d)
Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari
36 jam
e)
Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu
diagnosa yang pasti
f)
Bersamaan dengan pemakaian spermicide
g)
Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang
tersedia atau dipakai.
2)
Diafragma / Cap
Diafragma
dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk menutup serviks gunanya
untuk mencegah masuknya mani kedalam serviks. Diafragma dimasukkan kedalam
vagina setinggi mungkin sampai menutupi mulut rahim, kemudian dikeluarkan lagi
delapan jam setelah persetubuhan.
3)
Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa
Cream,
jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida adalah suatu bahan
kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sehingga
tidak dapat membuahi telur. Untuk penggunaan spermicida yang berbentuk tablet
berbusa dimasukkan kedalam vagina.
SUBSCRIBE & SHARE
2.
Metode efektif
a.
Pil Keluarga Berencana
1)
Pengertian Pil KB
Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau
hormon progesteron yang dimakan wanita secara teratur untuk mencegah kehamilan
(Syahlan, 1996).
Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah kehamilan
yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi
wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur.
2)
Jenis-Jenis
Pil Keluarga Berencana
Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :
a)
Pil
gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua
hormone sintetis, yaitu hormone estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil
manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100%
efektif bila diminum secara teratur.
b)
Pil
berturutan
Dalam bungkusan pil-pil
ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14-15 hari pertama dari siklus menstruasi,
diikuti oleh 5-6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa
siklusnya. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat
mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan.
c)
Pil
khusus
Pil ini mengandung dosis
kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama
dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga
mempersulit pengangkutan sperma.
3)
Cara
Pemakaian Pil KB
Pil
pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Dapat juga
dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu agar mudah
diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40
hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu sesudah kejadian (Wiknjosastro,
2002:919).
Pil
KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus menerus, dan kemudian
istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri atas 28 tablet (21
tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil diminum terus menerus. Tablet
yang diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet plasebo. Pada 2 minggu
pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya jangan bersenggama, atau
memakai cara kontrasepsi lain. (Wiknjosastro, 2002:919).
Pemberian pil dihentikan sementara bila terdapat:
a)
Denyut
nadi melebihi 120/menit
b) Radang pembuluh darah balik
(phlebitis)
c) Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg
disertai sakit kepala yang hebat, nafas sesak atau berdebar-debar
d) Pertambahan berat badan yang
progresif
Efek Samping Pil KB
Gejala-gejala
sampingan penggunaan pil KB disebabkan oleh karena adanya gangguan keseimbangan
hormon estrogen dalam tubuh. Gejala-gejala tersebut baik yang bersifat
subjektif maupun objektif biasanya hanya sementara, ringan, tidak terdapat pada
semua pemakai pil dan hilang dengan sendirinya setelah dua sampai tiga bulan
(Syahlan, 1996:109).
Tabel
2.1
Efek
Samping Pil KB
Estrogen
|
Progestin
|
||
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Ø
Nausea
Ø
Edema
Ø
Keputihan
Ø
Kloasma
Ø
Disposisi
lemak berlebihan
Ø Eksotrofie
serviks
Ø
Teleangiektasia
Ø
Nyeri
kepala jenis vaskuler
Ø
Hipertensi
Ø
Supersi
laktasi
|
Ø
Irritabilitas
ØSemburan
panas
Ø
Prolapsus
uteri
Ø
Spotting
Ø
Darah
haid berkurang
Ø
Tidak
adanya perdarahan surut
ØLibido
berkurang
|
Ø
Nafsu
makan meningkat
Ø
Berat
badan bertambah
Ø
Cepat
lelah
Ø
Depresi
ØLibido
berkurang
Ø
Akne
Ø
Alopesia
ØCholestatic
jaundice
Ø
Lama
haid berkurang
|
Ø Darah
haid lebih banyak disertai bekuan pendarahan surut terlambat
|
Ø Buah
dada tegang dengan retensi cairan
|
Ø
Nyeri
kepala
Ø
Efek
anabolic
Ø
Moniliasis
ØPayudara
membesar
ØPayudara tegang tanpa retensi
cairan
|
Sumber: Wiknjosastro (2002:920)
Menurut
Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil KB dibagi dalam 2
golongan, yaitu :
a)
Efek
sampingan ringan
Efek sampingan ringan
dari penggunaan pil KB adalah: adanya pertambahan berat badan, perdarahan di
luar daur haid, mual-mual, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea
pascapil, retensi cairan, dan keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan
ini akan berkurang dan hilang dengan sendirinya, ada pula yang hilang jika
pasien berpindah ke pil yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang
lebih sesuai
b) Efek sampingan berat
Efek sampingan yang berat
dari penggunaan pil KB adalah tromboemboli yang mungkin terjadi karena
peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga karena
pengaruh vaskuler secara langsung. Angka kejadian tromboemboli pada para wanita
pemakai pil adalah sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan
pemakai pil golongan umur yang sama. Angka kematian ialah 3 per 100.000 wanita
pemakai pil, sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian maternal (oleh
karena kehamilan) angka itu sebenarnya jauh lebih rendah. Kemungkinan mendapat
tromboemboli-suatu komplikasi jarang-dikurangi oleh pemakaian pil yang
mengandung estrogen dosis rendah, misalnya 50 mikro gram atau kurang dari itu.
Walaupun demikian masih ada kemungkinan hubungan antara tromboemboli
progesteron.
4)
Penanggulangan Efek Samping Pil KB
a)
Spotting
Berikan penjelasan bahwa hal tersebut hanya sementara, tetapi jika terus
menerus berikan pil KB 1-2 tablet per
hari selama beberapa hari sampai spotting hilang atau diganti dengan Pil KB
yang kadar estrogennya lebih tinggi.
b)
Rasa mual
Berikan vitamin B 6, ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah
atau ganti dengan cara KB yang lain.
c)
Cloasma
Hentikan penggunaan pil, atau ganti dengan cara penggunaan cara KB lain
d)
Acne
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan
sementara dengan menggunakan cara KB lain.
e)
Candidialis vaginal
Berikan antymycotic, ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau
pil dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lainnya
f)
Nyeri kepala
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau hentikan
penggunaan pil, ganti dengan cara KB yang lain
g)
Penambahan berat badan
Bila penambahan berat badan secara progresif dan banyak maka pemakaian pil
sebaiknya dihentikan atau diganti dengan cara KB yang lain.
h)
Varises/tromboplebitis
Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat perawatan khusus
i)
Hypertensi
Apabila lebih dari 160/105 mmHg, maka penggunaan pil perlu dihentikan dan
harus mendapat perawatan khusus.
b.
IUD/AKDR
1) Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang
dimasukan ke dalam rahim yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan
(Prawiroharjo, 1999). Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari
plastik, benang sutera, dan metal (Digitized by Usu, 2003).
2) Cara Kerja IUD
Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD
adalah sebagai berikut :
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
3) Keuntungan-keuntungan AKDR
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR
adalah sebagai berikut :
a) Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana
menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan.
b) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan
tidak perlu diganti)
d) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut
untuk hamil.
g) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T – 380 A)
h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
apabila tidak terjadi infeksi
j) Dapat digunakan sampai menopause
k) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
l) Membantu mencegah kehamilan ektopik
4) Kerugian-kerugian AKDR
Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan
oleh IUD adalah :
a) Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
b) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan
c) Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, dimana PRP dapat memicu intertilitas
d) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam
pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
e) Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera
setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
f) Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan
terlatih yang harus melepas IUD
g) Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering
terjadi apabila IUD dipasang segera sesudah melahirkan)
h) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
untuk mencegah kehamilan normal
i) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu. Untuk melakukan ini perempuan memasukkan jarinya ke dalam vagina,
sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
5) Indikasi pemasangan AKDR
a) Telah mendapat persetujuan suami
b) Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran
rahimnya tidak kurang dari 5 cm
c) Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk
sterilisasi.
d) Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun
e) Dianjurkan sebagai pengganti Pil KB, bagi peserta yang
umumnya di atas 35 tahun
6) Kontraindikasi pemasangan AKDR
a) Adanya kehamilan
b) Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan kronis
c) Lecet ( erosi) atau peradangan pada leher rahim
d) Diketahui datau dicurigai kanker rahim
e) Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin
f) Perdarahan haid yang hebat
g) Alergi logam
h) Rahim kecil, endometriosis
7) Saat yang baik pemasangan AKDR
Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap
saat biasanya dilakukan pada waktu haid, yaitu pada akhir haid atau pada hari
sebelum berakhirnya haid, karena:
a) Serviks lembut dan sedikit terbuka
b) Perdarahan dan sakit perut mungkin tidak menimbulkan keluhan
pada wanita tersebut
Pemasangan AKDR dapat juga dilakukan sewaktu-waktu,
pada saat:
a) Segera setelah induksi haid atau abortus spontan, asalkan
tidak ada tanda-tanda infeksi misalnya: tidak panas, rahim tidak lembut, tidak
ada keputihan seperti nanah/banyak sekali
b) Setelah melahirkan yaitu: segera setelah melahirkan 2-4 hari
setelah melahirkan 40 hari setelah melahirkan.
c.
Suntikan KB
Suntikan
KB mengandung hormon progresteron, tidak mengandung estrogen.
1)
Cara kerja
Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:
a)
Menghalangi terjadinya ovulasi
b)
Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi
c)
Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat perjalanan
spermatozoa melalui kanalis servikalis
2)
Keuntungan
a)
Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%
b)
Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada
c)
Dapat diberikan pada ibu yang menyusukan karena tidak
mengurangi produksi ASI
d)
Diberikan setiap 12 minggu sekali
3)
Jenis
Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2
macam, yaitu DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo
Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo provera
sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc sedangkan noristerat
dengan dosis 200 mg/cc
4)
Waktu pemberian
a)
Pasca persalinan sampai 40 hari
b)
Pasca keguguran
sampai 7 hari
c)
Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari
kelima haid
5)
Cara penyuntikan
a)
Intramuskular
b)
Tempat penyuntikan
(1)
Pada otot bokong
(glutea) yang dalam, bekas suntikan ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat.
(2)
Pada otot pangkal
lengan (deltoid)
6)
Indikasi
a)
Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
b)
Tidak dalam keadaan hamil
c)
Riwayat siklus haid teratur
d)
Tidak terdapat kontraindikasi
7)
Kontraindikasi
a)
Hamil
b)
Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c)
Tumor/ keganasan
d)
Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati,
tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes
8)
Efek samping dan penanggulangannya
a)
Devo provera
(1)
Efek samping dapat berupa :
(a)
Gangguan haid: amenorhea, menoragia, metroragia, dan
spotting
(b)
Gangguan bukan haid: pusing sakit kepala, mual, muntah,
rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, penurunan
libido, alergi dan hyperpigmentasi.
(2)
Penanggulangannya
Penanggulangan haid belum ada yang tepat, tapi untuk
sementara dianjurkan antara lain adalah perbaikan gizi, pemberian pil KB 1-3
/hari selama 5-7 hari, penerangan yang lebih intensif, pemberian obat
symtomatis.
b)
Noristerat
(1)
Perdarahan yang mengganggu, penanggulangannya dengan pil
kombinasi 1 tablet /hari selama 10 hari
(2)
Tidak sedang haid (amenorhea), penanggulangannya tidak
diberikan pengobatan bila tidak menimbulkan kegelisahan-kegelisahan. Amenorhea
di tanggulangi dengan pil kombinasi 2-3 tablet perhari selama 7 hari. Bila
amenorhea yang terus menerus setelah 3 kali suntikan, dengan atau tanpa
pengobatan, maka suntikan dihentikan
d.
Alat
Kontrasepsi Susuk (Implant)
1)
Pengertian
Alat Kontrasepsi Implant
Alat
kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi wanita yang
dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian atas yang terdiri atas 1 atau
2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm berisi zat levonorgestrvel. (Hartono,
2003)
2)
Cara Kerja Susuk KB
Dengan disusupkannya
kapsul tersebut silastik Implant dibawah kulit, maka setiap hari
dilepaskan secara tetap sejumlah Levonogestrel kedalam darah melalui proses difusi
dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik tersebut, besar kecilnya
levonogestrel yang tergantung dari besar kecilnya levonogestrel permukaan
kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut.
Menurut Sadikin (2003), dengan dilepaskannya hormon
levonogestrel secara konstan dan kontiyu maka cara kerja implant dalam mencegah
kehamilan pada dasarnya terdiri dari 3 mekanisme dasar yaitu:
a)
Menghambat
terjadinya ovulasi
b)
Terhambatnya
perjalanan sel telur menuju rahim
c)
Menebalkan
leher rahim/lendir serviks
3)
Yang Tidak Diperbolehkan Menggunakan susuk KB
Menurut Sadikin (2003) akseptor yang tidak diperbolehkan menggunakan
Implant / susuk KB adalah:
a) Akseptor
diperkirakan hamil atau tidak hamil
b)
Menderita
Tumor
c)
Wanita
berpenyakit jantung, darah tinggi dan kencing manis, sakit kuning, infeksi
panggul, varices berat, wasir
4)
Keuntungan
susuk KB
Menurut Sadikin (2003)
keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi implant adalah sebagai berikut:
a)
Tidak
menekan produksi ASI
b)
Praktis
dan efektif
c)
Tidak
ada faktor lupa
d)
Masa pakai jangka panjang (5 tahun)
e)
Membantu
mencegah anemia
f)
Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah
pengangkatan
g)
Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon
estrogen.
5)
Pemasangan
susuk KB
Waktu
pemasangan implant yang tepat adalah pada saat ibu sedang haid, yaitu sejak
hari pertama haid sampai selambat-lambatnya hari ketujuh, Postpartum 3-4
minggu. Pemeriksaan Ginekologi sebelum pemasangan Implant perlu dilakukan sama
seperti pada pemakaian kontrasepsi hormonal lainnya, jika tidak terdapat kontra
indikasi hormon progestin maka pemasangan implant dapat dilakukan.
6)
Pencabutan
susuk KB
Akseptor sebaiknya
berbaring horisontal selama pencabutan Implant, untuk mempermudah pencabutan,
tempat tidur/meja ditutup dengan kain yang bersih.
7)
Efek
Samping, Penaggulangan, dan Pengobatan
a)
Gangguan
Haid
(1) Gejala
dapat berupa Amenorhea dan Methrorhagia
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a)
Penanggulangannya
dengan cara memberikan penjelasan kepada calon implant bahwa pemakaian Implant
dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut akibat dan hormonal implant. Biasanya
gejala-gejalanya perdarahan tidak berlangsung lama. Bila amenorhea, berikan penjelasan
dengan baik.
(b) Pengobatannya dengan cara bila pasien
ingin haid, dapat dilaksanakan dengan memberikan pil KB hari I sampai 2
masing-masing 3 tablet. Selanjutnya dari hari 4, l x 1 selama 4-5 hari. Bila
perdarahan dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya Ethynil Estradiol 2
x I sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti dapat
dilaksanakan “tapering off” (1 x 1 tablet) selama beberapa hari. Dosis
dapat ditingkatkan bila perlu.
b)
Depresi
(1) Gejala dan keluhan dapat berupa rasa
sakit, tidak semangat dalam bekerja/ kehidupan.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a)
Penanggulangannya
dengan cara memberikan penjelasan kepada calon akseptor guna menghindari
perasaan bersalah dan calon akseptor.
(b) Pengobatannya dengan cara terapi
psikologis bagi yang menderita depresi, pemberian vitamin-vitamin seperti B6 50
mg.
c)
Keputihan
(1) Gejala dan keluhannya berupa cairan
putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan mengganggu. Hal ini
jarang terjadi pada peserta implant dan bila terjadi ada penyebab lain. Tidak
berbahaya kecuali berbau, panas atau terasa gatal.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a)
Penanggulangannya
dengan cara memberikan penjelasan kepada peserta Implant jarang terjadi
keputuhan, bila hal ini terjadi juga harus dicari penyebabnya.
(b) Pengobatannya tidak diperlukan pada
kasus dimana cairan berlebihan, dapat diberikan preparat anti kolinergik
seperti ektrat belladona 10 mg, 2 x 1 tablet.
d)
Jerawat
(1) Gejala dan keluhannya berupa jerawat
di wajah/badan dapat disertai infeksi atau tidak.
(2) Pengobatan
Pengobatannya dengan
memberikan Vitamin A dan vitamin E dosis tinggi. Bila disertai infeksi dapat
diberikan preparat Tetrasiklin 250 mg 2x1 kapsul selama 1 atau 2 minggu.
e)
Perubahan
Libido
(1) Gejala dan keluhannya menurunnya atau
meningkatnya libido akseptor. Hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
Menjelaskan kepada pasien
kemungkinan hal ini dan sifatnya yang subyektif pengobatan medis tidak
dianjurkan.
f)
Perubahan
Berat
(1) Gejala dan keluhannya berat badan
bertambah beberapa Kg dalam beberapa bulan setelah pemakaian Implant.
(2) Penanggulangannya
Menjelaskan kepada
akseptor Implant bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping dan
pemakaian Implant, akan tetapi tidak selalu kenaikan berat tersebut diakibatkan
dan pemakaian implant.
g)
Hematoma
(1) Gejala dan keluhannya berupa warna
biru dan rasa nyeri pada daerah pemasangan atau pencabutan akibat perdarahan
bawah kulit
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a)
Penanggulangannya
dengan cara membenikan penjelasan kepada peserta akseptor mengenai kemungkinan
hal tersebut.
(b)
Pengobatannya
dengan cara kompres dingin pada daerah yang membiru selama dua hari. Setelah
itu rubah menjadi kompres panas hingga wama biru/kuning hilang.
h)
Nyeri
(1) Gejala dan keluhannya berupa rasa
nyeri pada daerah pemasangan akibat iritasi saraf setempat, hal ini mungkin
terjadi dari pemasangan Implant.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a) Penanggulangannya
dengan cara memberikan penjelasan kepada akseptor tentang fisiologis dan cara
pemasangan Implant secara jelas.
(b)
Pengobatannya pemberian preparat analgetik anti
prostaglandin misalnya Acetosal 500 mg 3x1 tablet atau parasetamol 500 mg 3x1
tablet.
3.
Metode Mantap
a.
Tubektomi
(MOW)
Tubektomi
adalah kontrasepsi permanen wanita yang tidak menginginkan anak lagi yang
bekerja menghambat sel telur wanita sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma. Cara
kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan mengikat dan
memotong sel tuba (telur) pada istri. Keuntugannya adalah: Pemakaian atau
perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan
seumur hidup, tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak mengganggu produksi
ASI. Kerugiannya berupa: faktor resiko dan efek samping bedah.
Vasektomi
(MOP)
Cara
kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan dengan cara
mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent) sehingga sperma tidak dapat
lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi
pembuahan.
Keuntungan
dari vasektomi adalah:
1)
Tidak
ada mortalitas (kematian)
2)
Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali
3)
Dilakukan
anastesi local, hanya kurang lebih 15 menit
4)
Kemungkinan
kegagalan tidak ada, karena diperiksa kepastian laboratorium
5)
Tidak
mengganggu hubungan seksual dan cairan mani yang dikeluarkan waktu coitus tidak
berubah
6)
Biaya
murah
7)
Dapat
dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang, tidak selalu harus di
kamar mandi.
Efek
samping vasektomi adalah: kulit membiru atau lecet, pembengkakan dan rasa
sakit, keadaan ini merupakan hal yang ringan dan akan hilang sendiri tanpa
pengobatan sederhana, gejala tersebut timbul sebagai akibat persiapan, teknik
dan perawatan yang kurang sempurna disamping factor penderita sendiri.
Penangulangannya
adalah dengan pemberian antibiotika dan analgetik, kemudian konsultasikan
dengan ahli jiwa jika penderita mengalami gangguan psikologis.
Kegagalan pada
vasektomi dapat terjadi konsepsi antara lain:
1)
Kesalahan memotong
2)
Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu keras
3)
Duplikasi vas diferent (kelainan bawaan)
4)
Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif
5)
Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas diferent
yang dipotong.
C. Data Fokus
1.
Wawancara
a.
Jumlah
anak yang direncanakan
b.
Adakah
masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan lain-lain ?
c.
Apakah
ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?
d.
Adakah
keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan, nyeri saat berhubungan,
infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
e.
Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya
/kultur, kebiasaan merokok
f.
Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
g.
Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan
gangguan siklus haid seperti amenore, spotting, metroragia,
2.
Pemeriksaan
Fisik
a.
Keadaan
umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari anemia, kelemahan,
berat badan/tinggi badan,
b.
Tanda
– tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal, Nadi cepat,
Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon tubuh terhadap
pemasangan AKDR.
c.
Muka
periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
d.
Kardiovaskuler
: Palpitasi.
e.
Dada
: pernapasan kadang sesak.
f.
Payudara
: hyperpigmentasi
g.
Abdomen
: nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
h.
Vagina
: Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises, ukuran uterus
yang mengalami kelainan
i.
Ekstremitas
: Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post pemasangan implant
pada tangan atas.
3.
Pemeriksaan
Penunjang
Hampir tidak ada
pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan, maka diperiksa:
a.
Hb,
biasanya < 10gr/dl
b.
Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
c.
Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
4.
Pemeriksaan
Psikososial
a.
Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
b.
Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan
kontrasepsi
c.
Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat
kontrasepsi
d.
Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal
ini tingkat penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan
kesehatan untuk kontrol lainnya.
D. Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|||||||||||||||
1
|
DS= Klien mengatakan bingung
untuk memilih alat kontrasepsi
DO= Klien bertanya pada petugas
kesehatan
|
Kurang
Informasi
Tentang
pengetahuan terkait dengan KB
Klien bingung
dengan alat kontrasepsi
Ketidakmampuan
memilih alat kontrasepsi
|
Ketidakmampuan
memilih alat kontrasepsi
|
|||||||||||||||
2
|
DS= Klien mengatakan haid tidak
teratur
DO= Klien menggunakan alat
kontrasepsi pil
|
Proses
adaftasi hormonal
Ketidakseimbangan
hormon progresteron dan estrogen
Haid tidak
teratur/spotting
Perubahan pola
haid
|
Perubahan pola haid
|
|||||||||||||||
3
|
DS= Klien
mengatakan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi
|
Penggunaan
alat kontrasepsi
Adanya
efek samping dari kontrasepsi
Haid tidak
teratur/spotting
Perubahan
pola haid
cemas
|
cemas
|
|||||||||||||||
4
|
DS=
Klien mengatakan sejak menggunakan kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam
dan jerawat dimuka
DO=
Klien akseptor KB pil
|
Akseptor KB Pil
Berisi hormon progresteron dan
estrogen
Keseimbangan progresteron dan
estrogen terganggu
Timbul gajala-gejala sampingan
Pigmentasi dan jerawat pada muka, badan menjadi gemuk
Gangguan body
image
|
Gangguan konsep diri:
Body image
|
|||||||||||||||
5.
|
Ds
= klien mengeluh sakit di daerah insisi
Do
= kulit lebam, pembengkakan di daerah insisi, kemerahan di daerah insisi,
|
Tindakan
operasi (MOW/MOP) dan implant
Pemajanan luka
diluar
Bila klien
kurang perhatikan hygiene
Media yng baik
untuk mikroorganisme tumbuh
Resiko infeksi
|
Resiko
infeksi
|
F. Diagnosa Keperawatan
1.
Perubahan
pola haid, spotting haid b.d Proses adaftasi hormonal ditandai dengan klien
mengatakan haid tidak teratur
2. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang
efektif b.d kurangnya informasi akan pengetahuan tentang KB ditandai dengan
klien banyak bertanya.
3. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat
kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk
menggunakan alat kontrasepsi.
4.
Gangguan
konsep diri b.d timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi dan jerawat pada
muka) ditandai dengan klien mengatakan sejak menggunakan alat kontrasepsi pil
banyak bintik-bintik hitam dan jerawat pada muka.
5.
Resiko
infeksi berhubungn dengan pemajanan luka insisi ditandai dengan klien mengeluh
sakit di daerah insisi, kulit lebam, pembengkakan di daerah insisi, kemerahan
di daerah insisi,
G. Intervensi Keperawatan
NO
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
1
|
Tujuan Jangka Panjang: Dalam
jangka waktu 2 bulan pola haid normal
Tujuan jangka pendek: dalam waktu
1 bulan haid kembali normal dengan kriteria:
· Sifat
darah haid kembali pada siklus awal/biasa
· Tidak
ada spotting haid yang berulang
-
|
1. Kaji
lamanya dan banyaknya spotting
2. Jelaskan
pada ibu efek samping alat kontrasepsi AKDR dan hormonal pada hari-hari
pertama pemakaian alat kontrasepsi.
3. Observasi
untuk pemeriksaan lab, Hb, Leukosit, trombosit, Ht.
4. Konsul
ke dokter bila keluhan menjadi berat
|
1.Untuk mengetahui siklus haid dan mengetahui lamanya
haid dan jumlah perdarahan pada saat haid
2. Pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi AKDR
dan hormonal biasanya terjadi efek samping dari kontrasepsi tersebut
3.Data penunjang dapat mengetahui kadar keseimbangan
hormon
4.Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
|
|
2
|
Tujuan
Jangka Panjang: Klien memilih alat kontrasepsi yang efektif untuk
kesehatannya.
Tujuan
jangka pendek: setelah diberi penjelasan klien dapat memilih alat kontrasepsi
yang efektif dengan kriteria:
Klien dapat memilih salah satu alat
KB yang sesuai dengan kondisinya untuk menunda kehamilan (pil, suntik, pantang berkala)
untuk menjarangkan kehamilan (AKDR, suntik), mengakhiri/menjaga kesehatan
(MOW, WOP)
|
Kaji
tingkat pengetahuan klien tentang alat kontrasepsi yang sesuai dengan
kondisinya
Jelaskan
pada klien tentang efektivitas, efisiensi dari masing-masing alat
kontrasepsi, keuntungan, kerugian,indikasi dan kontraindikasi
Berikan
pendidikan kesehatan kepada klien beserta suaminya untuk menentukan pilihan
kontrasepsi yang mereka inginkan
|
Untuk
mengetahui tingkat pengetahuan klien agar dapat menentukan intervensi
selanjutnya:
Memberikan
gambaran tentang alat-alat kontrasepsi
KB
yang diinginkan akan sesuai dengan kondisi suami istri
|
|
3
|
Tujuan Jangka Panjang: Kecemasan
dapat dikurangi/dikontrol
Tujuan jangka pendek: setelah
diberi penjelasan kecemasan berkurang
dengan kriteria:
Klien
tampak tenang dan dapat memahami efek samping penggunaan alat kontrasepsi.
Klien
kooperatif dan mau bekerjasama dalam pemasangan alat kontrasepsi
|
Kaji tingkatan cemas
Jelaskan pada klien tentang efek
samping dari alat kontrasepsi
Berikan kesempatan pada ibu untuk
bertanya tentang kerugian alat
kontrasepsi
Berikan support psikososial
kepada klien terhadap pemasangan alat kontrasepsi
|
Untuk
mengetahui tingkat kecemasan klien
Sebagai
pengetahuan klien, supaya klien dapat memilih salah satu alat kontrasepsi
yang sesuai dengan kondisinya
Dapat
menurunkan kecemasan klien dalam memilih alat kontrasepsi
Supaya
klien dapat beradaftasi terhadap pemasangan alat kontrasepsi pada minggu awal
pemasangan
|
|
4
|
Tujuan Jangka Panjang: klien
tidak merasa malu dengan keadaanya
Tujuan jangka pendek: klien
merasa percaya diri dengan keadaanya
dengan kriteria:
Tidak malu untuk bergaul
|
Jelaskan efek samping dari KB pil
Anjurkan
klien untuk konsultasi dengan spesialis kulit
|
Menambah
wawasan /pengetahuan bagi klien
Untuk
mempercepat informasi lebih untuk menntukan intervensi selanjutnya
|
|
5.
|
Tupan:
Infeksi dapat dicegah
Tupen:
Dalam 2 x 24 jam tidak ada tanda infeksi dengan
kriteria:
- Luka
kering
Tidak ada tanda infeksi
|
-Beritahu
klien bahwa selama 48 jam pertama daerah insisi harus dibiarkan kering
- Jelaskan
efek dari pemsangan implant, MOW/MOP secara langsung seperti lebam dan rasa
perih
- Hindari
benturan, gesekan dan penekanan di daerah insisi
-Balutan
jangan dibuka dalam 48 jam, plester dipertahankan hingga luka sembuh
(biasanya 5 hari)
-Anjurkan
klien kembali ke klinik jika ada tanda infeksi seperti demam, peradangan
selama beberapa hari
-Kolaborasi pemberian terafi antibiotik
|
-Balutan
yang basah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan media yang baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme
- Lebam
dan perih bukan indikasi infeksi jika hilang dalam beberapa hari
-Untuk
mencegah terjadinya trauma berlebih selain dari tempat insisi
-Dapat
mencegah ekspulsi batang implant, cara memungkinkan menyebabkan infeksi
- Memungkinkan
klien mendapat pertolongan lebih dini untuk mencegah kondisi lebih buruk
- Antibiotik
untuk mencegah infeksi
|
DAFTAR
PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam
Konteks Keluarga. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta
_________, 2002. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.
Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi
Keluarga Berencana Yang Tepat Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/
Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga
Berencana, Jakarta
Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan,
EGC, Jakarta
Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
halo admin, saya sangat suka artikel anda sangat informatif, eh, admin saya bisa gak konsultasi :::::::: kalau bisa sebelum nya trimz yah :: 082121892666
ReplyDeleteSalam sehat..
DeleteHalo juga papah qiqi...
sebelumnya saya ucapkan terimaksih atas kunjungannya dan maaf baru saya balas,,,
Untuk konsultasi silahkan, InsyaAlloh saya akan bantu semampunya, bisa melalui blog ini atau fans page di : https://www.facebook.com/pages/macrofagblogspotcom/497356683645704 ,,
Smoga kita dibberikan KESEHATAN lahir & batin...
@uciha itachi
ReplyDeleteartikelnya bagus banget dan bermanfaat . i like .
tapi saya mau nanya , kalau sebagai pemula menggunakan pil kb , dan langsung minum pil placebo (warna putih) 7 hari berturut-turut lalu pil aktif (warna kuning) < tp sebelum nminum pil placebo, saya sdang tdk haid . itu gimana ? trimss..
Salam Sehat,,
DeleteSebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kunjungannya,,
Untuk pil KB baiknya dimulai dalam 7 hari pertama haid, paling baik hari pertama haid, tapi jika terlanjur diminum saat haid sudah berhenti, saya anjurkan pemakaian kondom atau spermisida selama 7 hari pertama menelan pil tujuannya sebagai pencegahan ganda...
(y)
ReplyDelete(y)
ReplyDelete(y)
ReplyDeleteMantap pula nih materi, jadi lengkap nih
ReplyDeletehttps://www.notes-asher.com