LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
1. DEFINISI
·
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolok di atas 90 nnHg. Pada
manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, Suzanne.2002;896).
·
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat
antihipertensi ( Arif Mansjoer,2001;518 )
·
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah yang menetapdiatas batas normal yang disepakati, yaitu diastolic
90 mmHg atau sistolik 140 mmHg. (Sylvia
A price, 1995;833)
2. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya
hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak
diketahuipenyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekita 95%
kasus. Banyak factor yang mempengaruhinya seperti genetic, lingkungan,
hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system rennin-angiotensin, defek dalam
ekresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler, dan factor-faktor yang
meningkatkan resiko, seperti obesitas, alcohol, merokok, serta polisitemia.
2
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan
dan lain-lain..(Arief Mansjoer,2001;518).
3. PATOFISIOLOGI
Dari pusat vasomotor bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin dan korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid, semuanya
memperkuat respons vasokonstiktor pembuluh darah.. Vasokontriksi mengakibatkan penurunan aliran
darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh darah perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer.(Smeltzer C Suzanne,2002;897)
4. MANIFESTASI KLINIS
Peningkatan
tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul setelah
komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering
ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa
berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing. (Arif
mansjoer,2001;518).Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari), azotemia
(peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin). (Smeltzer C
Suzanne,2002;897)
- Sakit kepala
- Vertiogo dan muka merah
- Efitaksis kontan
- Penlihatan
kabur atau scotonas dengan perubahan retina
- Kekerapan
nokturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan ginjal
- Sebagai
akibat hipertensi yang berkepanjangan :
1) Insifuensi koroner dan
penyumbatan
2) Kegagalan jantung
3) Kegagalan ginjal
4) Cerebro vaskular accident (struke)
5. EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ, seperti ginjal
atau jantung yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah.
·
Elektrokardiografi (EKG) untuk mengkaji
hipertrofi ventrikel kiri
·
Urinalisa (Smeltzer C Suzanne,2002;897)
·
Pemeriksaan retina
Pemeriksaan
khkusus : Genogram, pielogram, anteriogram ginjal, pemeriksaan fungsi ginjal
terpisah, dan kadar rennin.
6. PENATALAKSANAAN
Tujuan deteksi dan
penatalaksanaannya adalah menurunkan resiko penyakitkardiovasuler dan
mortalitas serta morbidilitas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan
mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah
90 mmHg dan mengontrol factor resiko.Kelompok risiko dikategorikan menjadi :
1
Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1,2,3, tanpa
gejala penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ, atau factor risiko lainnya.
2
Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya,
tapi memiliki satu atau lebihfaktor risiko.
3
Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler
atau kerusakan organ yang jelas.
4
Factor risiko: usia lebih dari 60 tahun, merokok,
dislipidemis, diabetes mellitus, jenis kelamin (pria dan wanita menopause),
riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.
Penatalaksanaan berdasarkan
factor resiko:
Tekanan Darah
|
Kelompok
Risiko A
|
Kelompok
risiko B
|
Kelompok
risiko C
|
130-139/85-89
140-159/90-99
>
160/> 100
|
Modifikasi gaya hidup
Modifikasi gaya hidup
Dengan obat
|
Modifikasi gaya hidup
Modifikasi gaya hidup
Dengan obat
|
Dengan obat
Dengan obat
Dengan obat
|
LangKah-langkah
yang dinjurka dalam dalam modifikasi gaya
hidup:
·
Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan
·
Membatasi alcohol
·
Meningkatkan aktivitas fisik aerobic ( 30-45
menit/hari )
·
Mengurangi asupan natrium ( < 100 mmol Na/2,4
g Na/6 g NaCl/hari )
·
Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang
adekuat
·
Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak
jenuh dan kolesterol dalam makanan.
·
Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien
dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan
umur, kebutuhan dan usia.(Arif mansjoer,2001;519)
PROSES
KEPERAWATAN
Ø DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan b.d
efek samping terapi yang diharuskan versus keyakinan bahwa pengobatan
tidak diperlukan tanpa adanya gejala.
- Risiko tinggi terhadap inefektif pelaksanaan
regimen terapeutik b.d kurang pengetahuan tentang kondisi, pembatasan
diet, obat, faktor resiko, dan perawatan tindak lanjut
Ø TUJUAN
Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam
Klien akan :
1.
Mengungkapkan perasaan yang b. d mematuhi regimen
yang diharuskan,
2.
mengidentifiaksi sumber pendukung untuk membantu
kepatuhan,
3.
Mengungkapkan potensial komplikasi dari
ketidakpatuhan
|
Ø INTERVENSI RASIONAL
1)
·
Identifikasi setiap faktor yang memprediksi
ketidakpatuhan.
·
Tekankan pada klien kemungkinan ancaman hidup
akibat ketidakpatuhan
·
Tunjukkan bahwa kenaikan tekanan darah secara
tipikal tidak menunjukan gejala.
·
Diskusikan kemungkinan efek stroke pada masa
yang akan datang, gagal ginjal, atau penyakit koroner pada orang terdekat.
·
Libatkan orang terdekat klien dalam sesi
penyuluhan, bila memungkinkan.
·
Intruksikan klien atau orang lain untuk
memeriksa tekanan darahnya sedikitnya sekali seminggu, dan untuk menyimpan
hasil pengukuran yang yang akurat.
·
Jelaskan kemungkinan efek samping obat
antihipertensi (mis; impotensi, penurunan libido,vertigo) intruksikan klien
untuk konsul dokter untuk obat alternatif
bila terjadi efek samping ini.
· Bila biaya obat anti
hipertensi menghambat klien, konsulkan pada pelayanan sosial
|
·
Memungkinkan perawat untuk merencanakan
intervensi untuk menghilangkan masalah dan memperbaiki kepatuhan.
·
Penekanan ini menunjukan keseriusan dari
hipertensi yang dapat mendorong klien untuk mematuhi pengobatan.
·
Tak adanya gejala sering mendorong
ketidakpatuhan
·
Diskusi ini menekankan potensial dampak
hipertensi klien pada orang terdekat, yang dapat mendorong kepatuhan.
·
Orang terdekat juga harus memahami kemungkinan
akibat dari ketidakpatuhan, untuk mendorong mereka membantu klien dalam
mentaati progaram keluarga.
· Pengukuran tekanan darah tiap
minggu diperlukan untuk mengevaluasi respons klien terhadap pengobatan dan
perubahan gaya hidup.
·
Klien yang
mengalami efek samping ini dapat menghentikan terapi obat dengan
sendirinya.
|
2).
§
Bahas konsep tekanan darah
menggunakan terminologi klien dan orang terdekat yang dapat dimengerti.
§
Ajarkan klien cara pengukuran tekanan darah,
atau ajarkan orang terdekat bagaimana mengatur tekanan darah klien.
§
Bahas modifikasi gaya hidup yang dapat menurunkan hipertensi
§
Berikan klien atau orang terdekat pedoman obat
dan informasi kartu obat untuk semua obat. Jelaskan dosis, kerja, efek
samping dan kewaspadaan.
§
Waspadakan klien dan orang terdekat terhadap
obat bebas yang menjadi kontraindikasi.
§
Tekankan pentingnya perawatan tindak lanjut
§
Ajarkan klien dan orang terdekat untuk
melaporkan gejala ( sakit kepala, nyeri dada, nafas pendek, peningkatan BB,
edema, perubahan penglihatan, sering mengalami perdarahan hidung, efek
samping obatan
|
·
Resiko stroke meningkat secara langsung dengan tekanan darah individu
(sistolik dan diastolik).
·
Pemantauan mandiri lebih tepat dan dapat
meningkatkan kepatuhan.
· Modifikasi gaya hiduptelah
terbukti dapat menghilangkan hipertensi pada beberapa individu tanpa
menggunakan obat .
· Penyuluhan ini menunjukan pada
klien efek samping yang harus dilaporkan dan kewaspadaan yang harus
dilakukan.
· Obat bebas umumnya dipandang
sebagai kurang berbahaya, namun kenyataannya banyak dari obat tersebut
menyebabkan komplikasi.
·
Perawatan tindak lanjut membantu mendeteksi
komplikasi.
· Tanda dan gejala ini dapat
menandakan peningkatan tekanan darah atau komplikasi cardiovaskuler
|
DAFTAR PUSTAKA
·
Baughman, Diane C.2000. KMB: Buku saku untuk
Brunner dan Suddarth. EGC, Jakarta
·
Carpenito, Lynda juall.1999. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi
Keperawatan. Edisi II.EGC.
Jakarta
· Doengoes, Marylin E.2000. Rencana
Asuhan Keperawatan: : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan
pasien, EGC: Jakarta
CLICK HERE TO DOWNLOAD LP HIPERTENSION