MENGENAL TRANFUSI DAN GOLONGAN DARAH
A.
Pengertian
Tranfusi darah adalah penginjeksian
darah dari seseorang (yang disebut donor) kedalam sistem peredaran darah
seseorang yang lain (yang disebut resipien) (Ebrahim,2007).
Tranfusi adalah proses pemindahan
darah dari tubuh seseorang kedalam tubuh orang lain. Orang yang menerima darah
disebut resipien, sedangkan orang yang memberikan darahnya disebut donor (Firmansyah,
2009).
B.
Jenis
Golongan Darah
Ada empat golongan darah yang
utama, yaitu A, B, AB dan O. Perbedaan diantara golongan-golongan ini
ditentukan oleh ada tidaknya dua zat kimia utama (yaitu A dan B) dalam sel
darah merah, serta oleh ada tidaknya dua unsur yaitu unsur anti-A dan unsur
anti-B dalam serum darah tersebut.
Dalam darah terdapat yang namanya
serum dan plasma, perbedaaanya adalah plasma memiliki fibrinogen dan faktor
pembeku darah, sedangkan serum tidak memilikinya.
Seseorang yang bergolongan darah O
dikenal sebagai donor universal, karena sel darah merah orang ini tidak
mengandung zat kimia A maupun B. Tetapi orang ini tidak menerima darah orang
lain kecuali yang bergolongan darah O karena serum darahnya berisi unsur anti-A
dan anti-B. (Ebrahim,2017).
C.
Apa
itu Aglutinogen, Aglutinin dan Aglutinasi??
Aglutinogen dan agutinin adalah
kandungan protein didalam darah. Aglutinogen merupakan protein berupa antigen,
sedangkan aglutinin merupakan protein berupa antibodi. Aglutinogen terdapat
pada eritrosit, sedangkan aglutinin terdapat pada plasma darah. Aglutinasi adalah
proses penggumpalan darah akibat dari proses pembentukan antibodi. Eritroblastosis
fetalis adalah proses penggumpalan darah pada bayi akibat dibentuknya aglutinin
karena rhesus ibu dan bayi berbeda.
GOLONGAN DARAH
|
AGLUTINOGEN
|
AGLUTININ
|
A
|
A
|
α
|
B
|
B
|
β
|
O
|
-
|
α
dan β
|
AB
|
A
dan B
|
-
|
(Firmansyah,
2009).
D.
Siapakah
Penemu Golongan Darah Dan Sistem Rhesus Darah (Rh)?
Penggolongan darah A, B, AB dan O ditemukan
oleh seorang ahli imunologi Austria, Karl Landsteiner pada tahun (1868-1943). Penggolongan
darah ini berdasarkan atas terdapatnya dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen
A dan aglutinogen B.
Selain golongan darah Landsteiner menemukan
sistem Rhesus (RH). Sistem rhesus ditemukan pada percobaan terhadap kera Macaca
Rhesus. Pada sistem Rh, apabila darah seseorang mengandung aglutinogen rhesus
maka orang tersebut ytermasuk rhesus positif (rh+). Adapun jika
tidak mengandung aglutinogen rhesus, orang tersebut termasuk rhesus negatif (rh-)
(Firmansyah, 2009).
BAHAYA TRANFUSI DARAH DAN APA AKIBATNYA,
E.
Hal
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Tranfusi Darah
Hal yang harus diperhatikan dalam
tranfusi darah adalah jenis aglutinogen donor dan aglutinin resipien agar tidak
terjadi penggumpalan dalam darah. Tabel dibawah menunjukan golongan darah
pendonor yang cocok dengan resipien.
RESIPIEN
DONOR
|
A
|
B
|
O
|
AB
|
A
|
+
|
_
|
_
|
+
|
B
|
_
|
+
|
_
|
+
|
O
|
+
|
+
|
+
|
+
|
AB
|
_
|
_
|
_
|
+
|
Keterangan:
( - ) =
Menggumpal
( + ) = Tidak Menggumpal
(Firmansyah, 2009).
F.
Indikasi
(Penyebab) Untuk Tranfusi
Pada dasarnya ada dua alasan umum
mengapa perlu dilakukan trnfusi darah, yaitu (1) kehilangan darah, dan (2)
kekurangan unsur-unsur penting dalam darah.
1. Kehilangan
darah
Kehilangan
darah dapat mengakibatkan berkurangnya volume darah yang mengalir dalam tubuh. Hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
a. Perdarahan
akibat persalinan
b. Luka
bakar
c. Operasi
d. Ketidakcocokan
darah antara ibu dan anak. Dalam kasus seperti ini, tranfusi pertukaran harus
dilakukan untuk menyelamatkan nyawa si anak.
e. Anemia
akut dan kronis, serta kekacauan sistem pembeku darah seperti hemofilia.
2. Kekurangan
unsur-unsur penting dalam darah
a. Pasen
anemia yang menderita kekurangan sel darah merah, hanya membutuhkan tranfusi
sel darah merah saja.
b. Pasien
hemofilia, sebagai akibat gangguan sistem pembekuan darah, pada pasien
hemofilia harus mendapatkan tranfusi plasma darah atau di injeksi dengan Anti
Haemopbilic Factor (AHF) (Ebrahim, 2007)
G.
Apa
Saja Reaksi Negatif (Efek Samping) Tranfusi Bagi Tubuh?
Pada dasarnya tranfusi darah adalah
salah satu cara untuk menolong seseorang akibat kekurangan sel dan unsur-unsur
penting darah, namun disamping itu tranfusi juga memiliki efek yang kadang tidak
dinginkan (efek samping), tabel dibawah ini akan menjelaskan tentang efek samping
tranfusi:
NO
|
REAKSI/PENYEBAB
|
KLINIS/TANDA
|
1
|
Reaksi
hemolisis: darah pasien dan darah tranfusi tidak kompatibel
|
Menggigil,
demam, sakit kepala, nyeri punggung, sesak nafas, nyeri dada, takikardia,
hipotensi
|
2
|
Reaksi
demam: sensitifitas darah klien terhadap sel darah putih, trombosit atau
protein plasma darah tranfusi
|
Demam,
menggigil, hangat, kulit kemerahan, sakit kepala, nyeri otot, cemas/gelisah.
|
3
|
Reaksi
alergi ringan: sensitivitas terhadap protein plasma yang ditranfusikan.
|
Kemerahan,
gatal, urtikaria, mengi
|
4
|
Reaksi
alergo (berat): reaksi antigen-antibodi
|
Dispnea,
nyeri dada, kolaps sirkulasi, henti jantung
|
5
|
Sepsis:
darah yang diberikan terkontaminasi
|
Demam
tinggi, menggigil, muntah, diare, hipotermi
|
6
|
Hipervolemia:
pemberian darah melebihi kemampuan sirkulasi
|
Batuk,
dispnea, kongesti paru, distensi vena leher, takikardi, hipertensi
|
(Tamsuri, 2009)
REFERENSI
Ebrahim,
Abul Fadl Mohsin. 2007. Fikih Kesehatan, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta.
Firmansyah,
Rikky, dkk. 2009. Buku Mudah dan Aktif Belajar Biologi 2 (IPA) Kelas 11 SMA.
Jakarta; Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tamsuri,
Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan Cairan &
Elektrolit” . Jakarta: ECG.
No comments:
Post a Comment