PESAN SEGERA

Dengan 50rb dapatkan : 1 ASKEP atau, 2 SAP+2Leaflet, atau 2 Artikel, atau 3 Askep Persentation dan Terima Pesanan

Tuesday, July 23, 2013

Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)

DUNIA KEPERAWATAN | 3:26 PM |
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA


1.      Pengertian
Ischialgia adalah gejala nyeri yang timbul akibat perangsangan nervus ischiadicus (Soemarmo Markam : 1982 )
Kamus Kedokteran (1983) mendefinisikan ischias sebagai sengan pangkal paha atau nyeri di daerah pangkal paha (nervus ischiadicus)
Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta (1978) mendefinisikan ischialgia adalah nyeri yang berpangkal pada daerah lumbosakralis yang menjalar ke pantat dan selanjutnya ke bagian posterolateral tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.
Menurut atlas Sobotta (1985) nervus ischiadicus terletak antara musculus piriformis dan musculus obturatorius internus.
Ischialgia yaitu suatu kondisi dimana Saraf Ischiadikus yang mempersarafi daerah bokong sampai kaki terjepit, dalam kasus itu yang terjepit adalah Saraf Ischiadikus sebelah kanan atau kiri. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah metabolisme, dan autoimun.
Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikanischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat.
Ischialgia adalah istilah kedokteran untuk merujuk pada keadaan jaringan yang abnormal pada saraf ischiadicus. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikan ischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat. Kekerapannya diderita hanya dapat di tandingi oleh flu. Sisi baiknya, ischialgia sesungguhnya dapat di cegah. Seandainya pencegahan juga kurang berhasil, terapi atau latihan sederhana di rumah dan mekanisme tubuh yang baik akan memperbaiki dan mempertahankan fungsinya dalam waktu beberapa minggu. Operasi merupakan tindakan yang jarang dilakukan. Wanita memiliki angka prevalensi yang lebih tinggi terkena ischialgia dibandingkan dengan pria. Hal tersebut dikarenakan wanita memiliki aktivitas yang monoton dengan posisi yang statis, misalnya saja pada penggunaan sepatu dengan hak tinggi atau pada pedagang dengan kebiasaaan menggendong ( Kuntono, 2000).

2.      Etiologi
Penyebab ischialgia dapat dibagi dalam :
a.       Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus pulposus (HNP).
b.      Ischialgia mekanik terbagi atas :
-         Spondiloarthrosis defermans.
-         Spondilolistetik.
-         Tumor caud.
-         Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.
-         Fraktur corpus lumbosakral.
-         Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus lumbosakralis.
c.       Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:
-         Radikulitis tuberkulosa
-         Radikulitas luetika
-         Adhesi dalam ruang subarachnoidal
-         Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus
-         Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.
-         Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain: kontraksi/ radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP). Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara seksama oleh dokter, jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan radiologi/ Rontgen pada tulang belakang.
  
3.      Jenis ischialgia
Menurut Sidharta (1984) Ischialgia dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.      Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis.
Ini terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus terperangkap dalam proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan yang dilewatinya. Jaringan dan bangunan itu yang membuat n. Ischiadikus terperangkap, antara lain :
(1)   Pleksus lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma reproperitonial, karsinoma uteri dan ovarii,
(2)   Garis persendian sakroilliaka dimana bagian-bagian dari pleksus lumbosakralis sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami proses radang (sakrolitis),
(3)   Bursitis di sekitar trochantor mayor femoris,
(4)   Bursitis m. piriformis
(5)   Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber ischii
Tempat dari proses patologi primer dari Ischialgia ini dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan dengan penekanan langsung pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina ischiadika. Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi dengan cara melakukan tes Patrick dan tes Gaenslen.
b.      Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis dan radikulopati.
Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke dalam kanalis vertebralis (HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau karena adanya tumor pada kanalis vertebralis.
Pada kasus ini pasien akan meraskan nyeri hebat, dimulai dari daerah lumbosakral menjalar menurut perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis.
Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia radikulopati, antara lain :
(1)   Nyeri punggung bawah (low back pain),
(2)   Adanya peningkatan tekanan didalam ruang arachnoidal, seperti : batuk, bersin dan mengejan,
(3)   Faktor trauma,
(4)   Lordosis lumbosakral mendatar,
(5)   Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) lumbosakral,
(6)   Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1,
(7)   Tes laseque selalu positif,
c.       Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer.
Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID (non-steroid anti inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus primer adalah adanya nyeri yang dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan sendi panggul, tepatnya pada foramen infrapiriforme atau incisura ishiadika dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis.
Neuritis ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan tidak berhubungan dengan nyeri punggung bawah kronik. Ischialgia ini sering berhubungan dengan diabetes meilitus (DM), masuk angin, flu, sakit kerongkongan dan nyeri pada persendian. Neuritis ischiadikus dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan positif pada n. Ischiadikus, m. tibialis anterior dan m. peroneus longus.
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3.

4.      Tanda dan gejala
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak.
Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
·        Nyeri punggung bawah
·        Nyeri daerah bokong
·        Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
·        Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit.
·        Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.
·        Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.
·        Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.
·        Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
·        Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
·        Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
·        Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat

  1. Teknik anamnesa
Yang harus diperhatiakan dalam anamnesa antara lain:
1)      Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat, menekan, dll), penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor pencetus, dan faktor yang memperberat rasa nyeri
2)      Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam subarachnoid seperti batuk, bersin dan mengedan memprivakasi terasanya ischialgia diskogenik
3)      Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses neoplasma atau infeksi

6.      Patofisiologi
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis harus di curigaisebagai manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.
Ischialgia yang dirasakan bertolak dari vertebra lumbosacralis atau daerah paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang,  pantat yang factor pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi, kuman sampai penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok akibat persaingan hidup semakin ketat atau stress.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada  saraf motorik dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebutNeuritis. Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena patologic di sekitarnya.
Iskhialgia akibat neuritis iskhiadikus primer adalah ketika nervus iskhiadikus terkena proses peradangan. Diagnosa neuritis iskhiadikus primer ditetapkan apabila terdapat nyeri tekan pada otot tibialis anterior dan peroneus longus. Timbul nyerinya akut dan tidak disertai adanya nyeri pada punggung bawah merupakan ciri neuritis primer berbeda dengan iskhialgia yang disebabkan oleh problem diskogenik. Biasanya juga dapat dijumpai pada kondisi skoliosis sehingga terjadi penekanan pada nervus iskhiadikus di segmen L4-S3.
Nyeri neuropatik terhadap sistem saraf tepi bisa juga dikarenakan injury pada daerah segmen L4-S3 yang kemudian terjadi inflamasi yang menyebabkan oedem, sehingga menekan saraf iskhiadikus. Selain itu serabut saraf akan terganggu oleh karena kerusakan sistem vaskuler. Kompresi atau iritasi juga menyebabkan nyeri inflamasi yang kemudian diikuti oleh penekanan akson dan berakibat munculnya nyeri neuropatik (Meliala, 2008).

  1. Pemeriksaan diagnostic
Ø  Foto rontgen lumbosakral
Ø  Elektromielografi
Ø  Myelografi
Ø  CT scan
Ø  MRI

  1. Penatalaksanaan
a.      Rehabilitasi Medik
Ø  Obat – obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
Ø  Program Rehabilitasi Medik.
Ø  Operasi : di lakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana dengan obat – obatan dan Program Rehabilitasi Medik tidak membantu.
Ø  Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,    Exercise, dsb.
Ø  Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
Ø  Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.

b.      Perawatan
Ø  Hindari banyak membungkukkan badan.
Ø  Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
Ø  Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
Ø  Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.
Ø  Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.
Ø  Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.
Ø  Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan maksimal.




Konsep Asuhan Keperawatan

  1. Pengkajian (Fokus)
a)         Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan keluarga.
b)      Pemeriksaan fisik
Ø  Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak biasanya ahli fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki yang mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 – 70 derajat orang tersebut dikatakjan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising.
Ø  Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis, hiperlordosis atau lordosis lumbal yang mendatar.
Ø  Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di samping tulang belakang.
Ø  Perkusi : Rasa nyeri bila prosesus diketok.
Ø  Reflek : 
v   KPR ↓ dan atau APR ↓
v   Laseque, patrick, antipatrick, naffziger.

  1. Diagnosa Keperawatan
1)      Nyeri b.d Kompresi saraf, spasme otot.
2)      Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi  restriktif  dan    kerusakan neuromuskulu.
3)      Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai   kondisi,  prognosis dan tindakan pengobatan.

  1. Intervensi
1)      Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot
Ø  Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, factor  pencetus / yang  memperberat. Tetapkan skala 0 – 10.
Ø  Pertahankan tirah baring selama fase akut
Ø  Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Ø  Gunakan logroll (papan) selama melakukan perubahan posisi
Ø  Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan
Ø  Anjurkan untik melakukan mekanika tubuh/gerakan yang tepat
Ø  Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi
2)      Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan neuromuskulus
Ø  Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi
Ø  Ikuti aktivitas dengan periode istirahat
Ø  Dekatkan peralatan yang di butuhkan pasien
Ø  Berikan / bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
Ø  Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif
Ø  Demonstrasikan penggunaan alat penolong seperti tongkat
Ø  Kolaborasi : berikan therapy dan stoking anti emboli
3)      Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis
Ø  Berikan penyuluhan kesehatan tentang situasi yang di alami pasien
Ø  Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis dan pembatasan kegiatan
Ø  Diskusikan mengenai pengobatan dan efek sampingnya
Ø  Diskusikan mengenai pengobatan dan efek sampingnya
Ø  Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu diperhatikan seperti nyeri tusuk, kehilangan sensasi / kemampuan untuk berjalan.
  
  1. Implementasi
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi dan kebutuhan pasien, sedangkan implementasi utama yang mesti di capai adalah :
v  Memperbaiki mobilitas fisik : Mobilitas fisik dipantau melalui pengkajian kontinu. Perawat mengkaji bagaimana pasien bergerak dan berdiri. Begitu nyeri punggung berkurang, aktifitas perawatan diri boleh dilakukan dengan regangan yang minimal pada struktur yang cedera. Perubahan posisi harus dilakukan perlahan dan dibatu bila perlu. Gerakan memutar dan melenggok perlu dihindari. Pasien didorong untuk berganti-ganti aktifiats berbaring, duduk dan berjalan-jalan dalam waktu lama. Perawat perlu mendorong pasien mematuhi program latihan sesuai yang ditetapkan, latihan yang salah justru tidak efektif.
v  Meningkatkan mekanika tubuh yang tepat Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan benar.
v  Pendidikan kesehatan Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan benar.
       
  1. Evaluasi
1)      Mengalami peredaan nyeri, dengan criteria :
*                  Istirahat dengan nyaman
*                  Mengubah posisi dengan nyaman
*                  Menghindari ketergantungan obat.
2)      Menunjukkan kembalinya mobilitas fisik, dengan criteria :
*      Kembali ke aktifitas secara bertahap
*      Menghindari posisi yang menyebabkan yang menyebabkan ketidaknyamanan otot
*      Merencanakan istirahat baring sepanjang hari.
3)      Menunjukkan mekanika tubuh yang memelihara punggung, dengan criteria :
*                  Perbaikan postur
*                  Mengganti posisi sendiri untuk meminimalkan stress punggung
*                  Memperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik
*                  Berpartisipasi dalam program latihan

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC: Jakarta
Kamali A. 1983. Kamus Kedokteran, Penerbit PT.Dian Rakyat, Jakarta
Kuntono H.P. 2000. Management Nyeri Muskuloskeletal. Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi XV. Semarang.
Markam S. 1982. Neurologi, Penerbit PT.EGC, Jakarta
Meliala L. 2008. Nyeri Neuropatik. Yogyakarta : Medigma Press Yogyakarta.
Priguna Sidharta. 1984. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat.
Rahim A. 1988, Sports Massage, PIO-KONI, Jakarta
Sobota. 1985, Atlas Anatomi Manusia Bagian 2, Jakarta
Anonim. 2011. Makalah Ischialgia. (Internet). Bersumber dari http://tutytitien.blogspot.com/2011/11/makalah-ischialgia.html. Diakses tanggal 22 Juli 2013, Pukul 14.45



5 comments:

  1. Blh bertanya Dok..., saya punya sakit di pinggiran pantat dekat anus, sperti di tusuk2, kaki sebelah kiri, saat mau BAB ke 2 tumit berasa sakit dan dingin, setelahnya mlh pantat sblh kiri berasa di tusuk2 jarum kaya ada yg ngeganjel, kira2 apa obatnya ya dok...? Dan klau ke rumah sakit/puskesmas ke bagian apa ya dok, pinggul punggung tidak berasa sakit, duduk pun terasa enk tetapi nyeri, tolong pencerahannya dok dan pengobatannya dok sdh 2 minggu smpai lbrn ini saya merasa sakit, karna disertai adanya ambein

    ReplyDelete
    Replies
    1. saran saya periksakan dulu k dokter spesialis syaraf untuk masalah nya, dan kolaborasi dengan dokter bedah untuk masalah ambeyennya.
      untuk obat tidak sembarangan diberikan karena harus tau dulu diagnosanya,
      semoga membantu & lekas sembuh.

      semoga bermanfaat

      jangan lupa untuk KUNJUNGI dan SUBSCRIBE juga Channel YouTube "DUNIA KEPERAWATAN" untuk UPDATE VIDIO KESEHATAN, Klik: https://www.youtube.com/channel/UCWOkusdlKaop1F-3FLLMDBg

      Delete
  2. Mau tanya dok
    Ibu saya sudah dirawat dirumah sakit 10 hari karena penyakit ini,, ischialgia. Tp ga ada perubahan dan tetap sama
    Ibu saya memutuskan pulang karena menolak operasi
    Hampir 2 minggu sudah ga bisa ngapa ngapain. Gerak sesikit pun sakit nyampe nangis2
    Solusi apa selain operasi yah dok

    ReplyDelete
    Replies
    1. tetap sy anjurkan untuk operasi atau ikutu saran dokter setempat, dikarenakan untuk sakit ischialgia ini menyangkut sistem persyarapan

      semoga bermanfaat

      jangan lupa untuk KUNJUNGI dan SUBSCRIBE juga Channel YouTube "DUNIA KEPERAWATAN" untuk UPDATE VIDIO KESEHATAN, Klik: https://www.youtube.com/channel/UCWOkusdlKaop1F-3FLLMDBg

      Delete
  3. trimakasih informasinya.. follow my google+

    ReplyDelete

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Search