LAPORAN PENDAHULUAN
1. KASUS
(MASALAH UTAMA)
Gangguan konsep diri: harga diri rendah ( Perilaku kekerasan)
2. PROSES TERJADINYA MASALAH
v
Definisi perilaku kekerasan
Amarah merupakn suatu emosi yang merentang dari sifat
mudah tersinggung hingga marah yang hebat yang dialami oleh semua orang, hal
itu merupakan suatu reaksi terhadap rangsangan yang tidak menyenangkan dan
mengancam (Kaplan & sodock,1998:135)
Kekerasan sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk,
yang ditandai dengan menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata
ancaman disertai melukai pada tingkat ringan dan yang paling berat adalah
melukai atau merusak secara serius dank lien tidak bias mengendalikan diri
(FKUI,1999)
Tindakan kekerasan merupakan suatu agresi fisik dari
orang seseorang terhadap orang lain, agresi itu ditujukan terhadap diri
sendiri, disebut sebagi perilaku bunuh diri atau mutilasi diri(kaplan &
sodock,1998)
Dapat di simpulkan perilaku kekerasan adalah suatu
keadaan dimana seseorang/individu melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan tiap individu, namun perilaku yang dimanifestsikan oleh perasaan
marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaftif dan maladaftif.
v
Manifestasi klinik
·
Kegagalan yang menimbulkan frustasi dapat
menimbulkan
- respon pasif dan melarikan diri atau respon melawan
dan menentang
- respon melawan ataupun menentang merupakan respon
maladaptive
·
Respon maladaftif tan dan gejalanya yakni:
- Agresif yakni suatu sikap yang memperlihatkan
permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang lain dengan ancaman, memberi
kata-kata ancaman tanpa niat malukai. Umumnya klien dapat mengontrol perilaku
kekerasanya tidak melukai oranglain.
- kekarasan
sering disebut gaduh, gelisah atau amuk. Perilaku kekerasan ditandai dengan
menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata ancaman, disetai
melukai pada tingkat ringan dan yang paling berat adalah melukai atau merusak
secara serius.klien tidak mampu mengendalikan diri.
v
Etiologi (penyebab serta proses terjadinya
perilaku kekerasan)
1. Faktor predisposisi
Pengalaman yang
tidak baik yang dialami klien
·
Psikologi : kegagalan yang dialami yang dapat
menimbulkan frustasi yang kemudian timbul agresif atau amuk. Misalnya; masa
kaanak-kanak yang kurang menyenangkan seperti perasaan ditolak, dihina,
dianiyaya, atau saksi pengniyayaan.
·
Perilaku : reifocement yang diterima pada saat
melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atau diluaar rumah,
semua aspek ini menstimulasi individu mengabsorpsi perilaku kekerasan.
·
Social budaya: budaya tertutup dan membahas
secara diam (pasif agresif) dan kontrol social yang tidak pasti terhadap
perilaku kekerasan
·
Bio neurologist: kerusakan system limbic, lobus
frontal lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter yang berpengaruh
serta berperan terhadap terjadinya perilaku.
2. Faktor presipitasi
Factor tersebut
daspat timbul dari klien, lingkungan, atau interaksi dengn orang lain, kelemahan fisik (penyakit fisik)
keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab
perilaku kekerasan, situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang
mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yangt dicintai atau pekerjaan dan
kekerasan merupakan faktor penyebab lain. Interaksi social yang provokatif dan
konflik dapat pula memacu prilaku kekerasan.(keliat,1999)
Stressor lain
yang dapat menjadi paktor pencetus adalah
·
Trauma seperti mendapat perilaku yang tidak baik
atau sesuai bias berupa penganiyayaan seksual, dan psikologis atau mengalami
serta menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan
·
Ketegangan peran berhubungan dengan dan posisi
yang di harapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi diantaranya tiga jenis tranmisi peran :
- tranmisi
peran perkembangan adalah perubahan normative yang berhubungan dengan
partumbuhan
- tranmisi peran dan situasi terjadi dengan
bertambahnya atau berkurangnya anggota melalui kelahiran atau kematian.
- tranmisi peran sehat sakit terjadi akibat pergeseran
dari keadaan sehat ke keadaan sakit
3. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang buruk dapat memicu
kepada terjadinya gangguan jiwa
4. Perilaku
Prilaku yang
dapat timbul pada orang yang menglami prilaku kekerasan seperti: menyerang
atau menghindar, menyatakan secara asertif, memberontak, prilaku kekerasan.
No comments:
Post a Comment