BAB
I
A.
LATAR
BELAKANG
Gangguan jiwa
(Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
negara-negara maju, modern, dan industri. Keempat masalah kesehatan utama
tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan
(Mardjono, 1992 dalam Hawari, 2007). Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun
beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan secara invaliditas baik
secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan karena mereka tidak
produktif dan tidak efisien (Setyonegoro, 1992 dalam Hawari, 2007).
Prevalensi
gagguan jiwa pada populasi penduduk dunia menurut World Health Organization
(WHO) pada tahun 2000 memperoleh data gangguan mental sebesar 450 juta orang,
12% tahun 2001 meningkat menjadi 13%, dan diprediksi pada tahun 2015 menjadi
15%. Sedangkan pada negara-negara berkembang prevalensinya lebih tinggi. Hasil
laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, yang menggunakan SRQ untuk
menilai kesehatan jiwa penduduk, prevalensi gangguan mental emosional pada
penduduk Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun sebesar 11,6%.
Salah satu
gejala yang timbul dari gangguan jiwa yaitu perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan
merupakan salah satu diagnosa keperawatan jiwa, yaitu suatu keadaan dimana
seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Fitria, 2009, hlm. 139). Salah satu
tanda gejala yang dialami oleh pasien dengan gangguan perilaku kekerasan adalah
perubahan perilaku sosial (Fitria, 2009).
Masalah
perilaku kekerasan akan berdampak negatif terhadap seluruh aspek dalam diri individu,
terutama pada kebutuhan dasarnya yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi, istirahat
tidur, eliminasi, aktivitas, serta gangguan dalam berhubungan sehari-hari. Oleh
karena itu, dalam melakukan
asuhan keperawatan pada klien dengan
perilaku kekerasan, perawat harus memiliki
kemampuan dan teknik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan saling percaya dengan
klien yang merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Bagaimana
konsep teori mengenai perilaku kekerasan?
2. Bagaimana
tindakan keperawatan atau Standar Asuhan Keperawatan (SAK) terhadap pasien dan
keluarga?
C.
TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan
mampu membahas asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan secara komprehensif
meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spritual
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan melalui proses keperawatan.
2.
Tujuan Khusus
Penulis dapat:
a.
Mengetahui konsep teori mengenai perilaku kekerasan.
b.
Mengetahui tindakan keperawatan atau
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) terhadap pasien dan keluarga.
No comments:
Post a Comment