LONG TERM LIFE SUPPORT (BANTUAN HIDUP JANGKA LAMA)
Jenis
pengelolaan pasien yang diperlukan pasien yang telah mendapat resusitasi
bergantung sepenuhnya kepada resusitasi. Pasien yang mempunyai defisit
neurologis dan tekanan darah terpelihara normal tanpa aritmia hanya memerlukan
pantauan intensif dan observasi terus menerus terhadap sirkulasi, pernafasan,
fungsi otak, ginjal dan hati. Pasien yang mempunyai kegagalan satu atau lebih
dari satu sistem memerlukan bantuan ventilasi atau sirkulasi, terapi aritmia,
dialisis atau resusitasi otak.
Organ yang paling terpengaruh oleh kerusakan
hipoksemik dan iskemik selama henti jantung adalah otak. Satu dari lima orang
yang selamat dari henti jantung mempunyai defisit neurologis. Bila pasien tetap
tidak sadar, hendaknya dilakukan upaya untuk memelihara perfusi dan oksigenasi
otak. Tindakan ini meliputi penggunaan agen vasoaktif untuk memelihara tekanan
darah sistemik yang normal, penggunaan steroid untuk mengurangi sembab otak dan
penggunaan diuretik untuk menurunkan tekanan intracranial. Oksigen tambahan
hendaknya diberikan dan hiperventilasi derajad sedang juga membantu.
Keputusan
Untuk Menghakhiri RJP
Semua tenaga kesehatan dituntut untuk memulai RJP
segera setelah diagnosis henti nafas atau henti jantung dibuat, tetapi dokter
pribadi korban hendaknya lebih dulu diminta nasehatnya sebelum upaya resusitasi
dihentikan. Tidak sadar ada pernafasan spontan dan refleks muntah dan dilatasi
pupil yang menetap selama 15 sampai 30 menit atau lebih merupakan petunjuk
kematian otak kecuali pasien hipotermik atau dibawah efek barbiturat atau dalam
anesthesia umum. Akan tetapi tidak adanya tanggapan jantung terhadap tindakan
resusitasi. Tidak ada aktivitas listrik jantung selama paling sedikit 30 menit
walaupun dilakukan upaya RJP dan terapi obat yang optimal menandakan mati
jantung.
Dalam
resusitasi darurat, seseorang dinyatakan mati, jika :
1. Terdapat
tanda- tanda mati jantung.
2. Sesudah
dimulai resusitasi pasien tetap tidak sadar, tidak timbul ventilasi spontan dan
refleks muntah serta pupil tetap dilatasi selama 15 sampai 30 menit atau lebih,
kecuali kalau pasien hipotermik atau dibawah pengaruh barbiturat atau anestesia
umum.
Dalam
keadaan darurat resusitasi dapat diakhiri bila ada salah satu dari berikut ini:
1. Telah
timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif.
2. Upaya
resusitasi telah diambil alih oleh orang lain yang lebih bertanggung jawab
meneruskan resusitasi (bila tidak ada dokter).
3. Seorang
dokter mengambil alih tanggung jawab (bila tidak ada dokter sebelumnya).
4. Penolong
terlalu capek sehingga tak sanggup meneruskan resusitasi.
5. Pasien
dinyatakan mati.
No comments:
Post a Comment