ASUHAN
KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG KEHAMILAN
A. Pengkajian
Pengkajian
merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Suatu proses kolaborasi
melibatkan pearawat, ibu dan kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan melalui
wawancara dan pemeriksaan fisik. Dalam pengkajian dibutuhkan kecermatan dan
ketelitian agar data yang terkumpul lebih akurat, sehingga dapat dikelompokan
dan dianalisis untuk mengetahui masalah dan kebutuhan ibu terhadap perawat.
Pengkajian
yang dilakukan terhadap ibu penyakit jantung antaralain sebagai berikut :
a. Identitas
Umum
b. Anamnesis
:
v Riwayat
demam reumatik
v Dipsnu
waktu melakukan kegiatan dan atau waktu istirahat
v Proksimalnocturnal
dipsnu
v Angina
atau syncope waktu melakukan kegiatan
v Hemoptisis
c. Fokus
pengkajian keperwatan
Fokus pengkajian keperawatan
ditujukan untuk mngobservasi adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan ciaran
paru dan tanda serta gejala sistemis.
v Aktifitas
/istirahat
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan
ktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubhan status
mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
v Sirkulasi
Riwayat HT akut, GJK sebelumnya, penyakit katup
jantung,anemia , syok dll, TD, tekanan nadi frekuensi jantung, irama jantung,
nadi apical bunyi jantung S3 galop, nadi perifer bekurang, perubahan dalam
denyutan nadi jugularis, warna kulit kebiruan, kuku pucat atau sianosis, hepar
adanya pembesaran, bunyi nafas krekles atau ronkhi, edema.
v Integritas
ego
Ansietas stress marah taku dan mudah
tersinggung
v Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat,
berkemih malam hario diare/ konsipasi.
v Makanan /
cairan
Kehilangan nafsu makan mual, muntah, penambahan
Bbsignifikan, Pembengkakan ektrimitas bawah, diit tinggi garam pengunaan
diuretic distensi abdomen edema umum dll.
v Hygiene
Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang
Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang
v Neurosensori
Kelemahan, pusing letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung
Kelemahan, pusing letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung
v Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut kronik nyeri abdomen sakit pada otot gelisah
Nyeri dada akut kronik nyeri abdomen sakit pada otot gelisah
v Pernafasankeamanan
Dispnea saat aktifitas tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal.batuk dengan atau tanpa sputum penggunaan bantuan otot pernafasan oksigen dll. Bunyi nafas warna kulit.
Dispnea saat aktifitas tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal.batuk dengan atau tanpa sputum penggunaan bantuan otot pernafasan oksigen dll. Bunyi nafas warna kulit.
v Interaksi
sosial
Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
d. Pemeriksaan
fisik
v Murmur
sistolik dan diastolic
v Kelainan
irama jantung
v Precordial
thrill
v Kardiomegali
v Sianosis
dan atau Clubbing
e. Pemeriksaan
Penunjang
v Laboratorium
: Enzim jantung ( CK, CK-MB )
v Foto
thorak
v Elektrokardiografi
v Ekhokardiografi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan
curah jantung b.d penurunan miokardial
2. Intoleransi
aktivitas b.d kelemahan umum
3. Kemungkinan
terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskuler peningkatan natrium/ retensi
air
4. Kurang
pengetahuan mengenai program pengobatan b.d kurang terpaparnya informasi
5. Resiko
cedera pada janin b.d tidak adekuatnya perfusi darah ke plasenta.
C. Intervensi Keperawatan
1.
Penurunan
curah jantung b.d penurunan miokardial
Tujuan
:
Penurunan myocardial teratasi
Criteria
hasil :
·
Melaporkan penurunan episode dipsnea,
angina
·
Ikut serta dalam aktivitas yang
mengurangi beban kerja jantung
Intervensi :
·
Palpasi nadi perifer.
Rasional : Penurunan curah jantung
dapat menunjukan menurunnya nadi radikal.
·
Berikan istirahat psikologidengan
lingkungan yang tenang
Rasional : Stress emosi
menghasilkan vasokontriksi, yang meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan
kerja jantung.
·
Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis.
Rasional : Pucat menunjukan
menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya curah jantung.
·
Berikan istirahat semi rekumben pada
tempat tidur atau kursi
Rasional : Istirahat fisik harus
dipertahankan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung.
2.
Intoleransi
aktivitas b.d kelemahan umum
Tujuan
:
Klien mampu beraktivitas mandiri
Kriteria
hasil :
·
Berpartisipasi pada aktivitas yang
diinginkan, memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri.
·
Mencapai peningkatan toleransi aktivitas
yang dapat diukur.
Intervensi
:
·
Periksa tanda vital sebelum dan sesudah
aktivitas
Rasional : Hipotensi ortostatik
dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilatasi).
·
Kaji penyebab kelemahan.
Rasion al : kelemahan adalah efek
samping beberapa obat (beta bloker)
·
Berikan bantuan dalam aktivitas
perawatan diri sesuai indikasi.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan
perawatan diri pasien tanpa mempngaruhi stress miokard/kebutuhan oksigen
berlebih.
·
Evaluasi peningkatan intoleransi
aktivitas.
Rasional : Dapat menunjukan
penigkatan dekompensasi jantung dari pada kelainan aktivitas.
3.
Kemungkinan
terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskuler peningkatan natrium/ retensi
air
Tujuan :
Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan
Kriteria :
Mempertahankan keseimbangan cairan seperti
dibuktikan oleh tekanan darah dalam batas normal, tak ada distensi vena
perifer/ vena dan edema dependen, paru bersih dan berat badan ideal ( BB ideal
TB –100 ± 10 %)
Intervensi
:
1) Ukur
masukan / haluaran, catat penurunan , pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung
keseimbangan cairan
2) Observasi
adanya oedema dependen
3) Timbang
BB tiap hari
4) Pertahankan
masukan total caiaran 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
5) Kolaborasi
: pemberian diet rendah natrium, berikan diuetik.
6) Kaji JVP
(Jugular Venouse Pressure) setelah terapi diuretic
7) Pantau
CVP (Central Venouse Pressure) dan tekanan darah.
4.
Kurang
pengetahuan mengenai program pengobatan b.d kurang terpaparnya informasi
Tujuan
:
Informasi mudah didapat dan
dipahami
Kriteria
hasil :
·
Mengidentifikasi hubungan terapi untuk
menurunkan episode berulang dan mencegah komplikasi.
·
Menyatakan gejala yang memerlukan
intervensi cepat
·
Melakukan perubahan pola hidup prilaku
yang perlu.
Intrevensi :
·
Diskusikan fungsi jantung normal.
Rasional : Pemahaman kebutuhan
terapeutik dan pentingnya upaya pelaporan efek samping komplikasi obat.
·
Anjurkan makan diet pada pagi hari.
Rasional : memberikan waktu adekuat
untuk efek obat sebelum waktu tidur untuk mencegah menghentikan tidur.
·
Jelaskan dan diskusikan peran pasien
dalam mengontrolfaktor resiko
Rasional : Menambahkan pada
kerangka pengetahuan dan memungkinkan pasien membuat keputusan berdasarkan
informasi
·
Anjurkan dan lakukan demontrasi ulang
kemampuan mengambil dan mencatat nadi harian.
Rasional : Meningkatkan
pemantauansendiri pada kondisi/efek obat.
5.
Resiko
cedera pada janin b.d tidak adekuatnya perfusi darah ke plasenta.
Tujuan
:
Perfusi darah ke plasenta adekuat
Kriteria
:
·
Agar tidak terjadi cedera pada janin
Intervensi :
·
Istirahatkan ibu.
Rasional : Dengan mengistirahatkan
ibu diharapkan metabolism tubuh menurun dan peredaran darah keplasenta menjadi
adekuat, sehingga kebutuhan janin dapat terpenuhi.
·
Anjurkan ibu agar tidak miring kekiri.
Rasional : Dengan tidur miring kekiri
diharapkan vena kava tidak tertekan oleh uterus yang membesar, sehingga aliran
darah keplasenta menjadi lancar
·
Pantau tekanan darah ibu.
Rasional : dengan memantau tekanan
darah ibu dapat diketahui keadaan darah keplasenta.
·
Memantau bunyi jantung
Rasional : Dengan memantau bunyi
jantung janin dapat diketahui keadaan jantung janin lemah atau menurun.
D. Evaluasi
1.
Klien mampu beraktivitas mandiri
2.
Penurunan myocardial teratasi
3.
Informasi mudah didapat dan dipahami
4.
Perfusi darah ke plasenta adekuat
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,
Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Mitayani.
2009. Asuhan Keparawatan Maternitas, Jakarta : Salemba Medikamed.unhas.ac.id/
Prawiroharjo,
Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wijayarni,
Maria. 1996. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
No comments:
Post a Comment