BAB
II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN
TEORITIS
Dampak kondisi jantung
pada kehamilan bervariasi menurut tingkat keakutan atau kekronisannya. penyakit
jantung yang sering terjadi pada kehamilan diantaranya: gagal jantung
peripartum, penyakit jantung reumatik, endokarditis tidak infektif, prolaps
katup mitral, syndrom marfan dan kecelakaan serebrovaskular.
1. Gagal
jantung peripartum
Gagal jantung
peripartum adalah gagal jantung akibat mempertahankan sirkulasi darah yang
adekuat, dapat terjadi akibat hipertensi kronis, stenosis katup mitral,
obesitas, miokarditis viral, atau kardiomiopati peripartum idiopati. Selain itu
anemia dan infeksi dapat mempredisposisi wanita hamil untuk mengalami gagal
jantung kongestif.
Gagal jantung
peripartum akibat penyebab yang tidak dapat dijelaskan, seperti penyakit
jantung biasanya respon baik terhadap terapi. Respons khas yang dihasilkan
ialah gagal jantung mereda melalui pemberian furosemid(lasix), diuretik, dan
koreksi komplikasi obstetri terkait. Dalam beberapa hari,ukuran jantung wanita
ini kembali ke normal. Prognosis jangka panjang tergantung pada penyakit
jantung penyebab misalnya kardiomiopati hipertrofi. Kardiomiopati hipertofi
merupakan penyakit primer yang diklasifikasi dan berbasis pada kelainan dan
fungsi struktur. Pada
gangguan ini, jaringan otot dinding jantung dan septum mrengalami
hipertrofi meninggalkan suatu struktur yang relatif kecil. HCM biasanya
asimptomatik sampai masa remaja lanjut atau masa dewasa dini, atau lebih jarang
lagi pada usia tengah baya. Gejala, seperti angina, exertional dyspnea, rasa
pusing, syncope, aritmia ventrikuler, gallop S3, dan kardiomegali ringan.
Propanolol diberikan jika gejala muncul. HCM dihubungkan dengan kematian
mendadak, tidak berhubungan dengan status fungsional. HCM dapat dipresipitasi
oleh stress fisik atau emosi. Iskhemia miokardia, yang merupakan akibat stress
dapat meningkatkan fibrilasi ventrikular. Kardiomiopati peripartum idiopati
terdiri dari sindrom gagal jantung yang terjadi selama periode peripartum,
tanpa disertai riwayat penyakit dan tanpa faktor etiologi tertentu.
Faktor-faktor autoimun dapat diimplikasi.
Insiden kardiomiopati
peripartum telah dilaporkan sebesar satu dalam 4000 sampai 15.000
kehamilan.Insiden ini lebih sering terjadi pada wanita multipara. Mortalitas
maternal telah diperkirakan sekitar 30% sampai 60% sementara mortalitas bayi
sekitar 10%. Temuan klinisnya adalah temuan klinis yang sama dengan yang
terjadi pada gagal jantung kongesif. Tanda-tanda tersebut meliputi sesak napas,
takikardi, dan edema disertai temuan radiologi ada kardiomegali. Prognosis baik
jika kardiomegali hilang setelah enam bulan. Prognosis buruk untuk wanita yang
jantungnya tetap membesar setelah 6 bulan tirah bring. Kehamilan berikutnya
biasanya menyebabkan gagal jantung(50%-88%). Pada kehamilan berikutnya,
mortalitas diperkirakan sebesar 60%. Sterilisasi harus dipertimbangkan.
Kontrasepsi oral dikontraindikasikan karena ada resiko tromboembolisme.
selama masa hamil,
tirah baring diprogramkan sejak awitan penyakit sampai tiga bulan setelah
jantung kembali ke ukuran normal. Rasional penerapan tirah baring ialah
menurunkan frekuensi jantung, volume sekuncup, dan tekanan arteri yang
merupakan kerja jantung secara keseluruhan. Pencegahan dan terapi aritmia
merupakan tujuan utama. Obat-obatan antiaritmia atau betaadrenergik atau cacium
chanellblockers digunakan. Digitalis dan nitrat dikiontraindikasikan pada HCM
yang obstrukktif.
Asupan natrium yang
rendah diprogramkan untuk wanita hamil dan gagal jantung kongestif yang berat.
Selama persalinan, upayakan untuk menghindari beban cairan berlebih. Karena
semua wanita mengalami peningkatan tekanan darah pada awitan laktasi, supresi
laktasi dapat direkomendasikan untuk meminimalkan stress.
2. Penyakit
jantung reumatik
Demam reumatik biasanya
terjadi secara mendadak, yakni jika infeksi streptokokus A beta-hemolitik tidak
diobati sampai tuntas, yang kemudiaan diikuti oleh beberapa minggu bebas
gejala. Episode demam reumatik menimbulkan reaksi autoimun pada jaringan
jantung, menyebabkan kerusakan yang permanen pada katup jantung(biasanya katup
mitral) dan kordis tendinae korda. Kerusakan ini disebut penyakit jantung
reumatik. Penyakit jantung reumatik dapat terjadi selama demam reumatik akut
atau ditemukan bertahun-tahun kemudian. Murmur jantung, akibat stenosis,
insufisiensi palpular, atau penebalan dinding jantung, merupakan ciri penyakit
jantung reumatik. Frekuensi, irama nadi yang abnormal, serta gagal jantung
kongestif umum terjadi.
Stenosis katup mitral
merupakan penyebab 90% penyakit jantung reumatik yang terjadi pada masa hamil
dan merupakan lesi hemodinamis yang paling penting. Stenosis berat plus
peningkatan volume darah dan curah jantung pada kehamilan normal dapat
menyebabkan gagal ventrikular dan edema pulmoner. Hemoptisis dapat terjadi.
Fibrilasi atrial merupakan hal yang umum terjadi akibat pembesaran atrium kiri.
Gagal jantung terjadi untuk pertama kali selama masa hamil pada 25% wanita yang
mengalami stenosis katup mitral. Profilaksis dengan menggunakan digoksin dapat
diprogramkan. Fibrilasi atrial juga mempredisposisi wanita untuk mengalami
tromboembolisme, khususnya pada pembuluh darah serebral, sehingga penggunaan
terapi heparin dibutuhkan. Perawatan wanita hamil yang mengalami stenosis
mitral secara khas ilkukan dengan mengurangi aktivitas dan menambah tirah
baring. Profilaksis untuk endokarditis intrapartum dan infeksi pulmoner
biasanya diberikan. Anestesia epidural untuk persalinan dan upaya menghindari
cairan intravena berlebih merupakan tindakan yang tepat.
3. Endokarditis
tidak efektif
Endokarditis tidak
efektif adalah inflamasi lapisan jantung akibat invasi mikroorganisme merupakan
kondisi yang tidak umum terjadi selama masa hamil. Radang ini umumnya terjadi
pada wanita yang mengknsumsi obat-obatan terlarang secara intravena.
Endokarditis bakterial, yang menyebabkan inkompetensia katup jantung dan emboli
serebral, dapat mengakibatkan kematian. Terapi sama dengan terapi untuk wanita
yang tidak hamil.
4. Prolaps
katup mitral
Prolaps katup mitral
umum terjadi, biasanya benigna, suatu kondisi yang terjadi pada hampir 10%
wanita usia subur. Daun katup mitral prolaps ke dalam atrium kiri selama
sistole ventrikuler sehingga memungkinkan aliran balik darah. Klik sistolik
tengah dan murmur sistolik lanjut merupakan tanda nyata gejala ini. Kebanyakan
kasus bersifat asimptomatik. Beberapa wanita mengalami nyeri dada atipi yang
terjadi saat istirahat, tidak berhubungan dengan latihan fisik, tidak berespon
terhadap nitrat. Kehamilan biasanya ditoleransi dengan baik kecuali jika
endokarditis bakterial terjadi.
5. Syndrom
marfan
Syndrom marfan adalah
gangguan dominan autosom yang ditandai dengan kelemahan jaringan penyambung.
Sekitar 90 % individu dengan gejala ini mengalami prolaps katup mitral dan 25%
mengalami insufisiensi aorta. Terdapat peningkatan resiko diseksi aorta dan
ruptur selama masa hamil dan moralitas maternal dilaporkan 25% sampai 50%.
Penatalaksanaan selama masa hamil dilakukan dengan membatasi aktivitas dan
memberi terapi propanolol.
6. Kecelakaan
serebrovaskuler
Iskhemia jaringan otak,
atau CVA, terjadi akibat okulasi pembuluh darah yang dalam keadaan normal
memperfusi daerah otak. Iskhemia ini terjadi akibat hemoragi serebral atau
adanya embolus. Hipertensi tidak terkontrol selama masa hamil dapat menyebabkan
hemoragi serebral. CVE dilaporkan terjadi pada satu dari 6000 kehamilan. Luas
kerusakan bergantung pada lokasi dan luas iskhemia.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,
Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Mitayani.
2009. Asuhan Keparawatan Maternitas, Jakarta : Salemba Medikamed.unhas.ac.id/
Prawiroharjo,
Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wijayarni,
Maria. 1996. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
No comments:
Post a Comment