TOKOH FAHAM NATURALISM
1. Plato. (427 – 347 SM)
Salah satu anasir dasar
adalah perbedaan yang nyata antara gejala (fenomena) dan bentuk ideal (eidos),
dimana plato berpandangan bahwa, disamping dunia fenomen yang kelihatan,
terdapat suatu dunia lain, yang tidak kelihatan yakni dunia eidos. Dunia yang
tidak kelihatan itu tercapai melalui pengertian (theoria). Apa arti eidos dan
hubungannya dengan dunia fenomena bahwa memang terdapat bentuk-bentuk yang ideal
untuk segala yang terdapat dibumi ini. Tetapi asalnya tidak lain daripada dari
sumber segala yang ada, yakni yang tidak berubah dan kekal, yang
sungguh-sungguh indah dan baik yakni budi Ilahi (nous), yang menciptakan
eidos-eidos itu dan menyampaikan kepada kita sebagai pikiran. Sehinnga dunia
eidos merupakan contoh dan ideal bagi dunia fenomena.
2. Aristoteles (384 – 322 SM).
Aristoteles menyatakan bahwa
mahluk-mahluk hidup didunia ini terdiri atas dua prinsip:
a. Prinsip formal, yakni bentuk
atau hakekat adalah apa yang mewujudkan mahluk hidup tertentu dan menentukan
tujuannya.
b. Prinsip material, yakni
materi adalah apa yang merupakan dasar semua mahluk.
Sesudah mengetahui sesuatu
hal menurut kedua prinsip intern itu pengetahuan tentang hal itu perlu
dilengkapi dengan memandang dua prinsip lain, yang berada diluar hal itu
sendiri, akan tetapi menentukan adanya juga. Prinsip ekstern yang pertama
adalah sebab yang membuat, yakni sesuatu yang menggerakan hal untuk mendapat
bentuknya.
Prinsip ekstern yang kedua
adalah sebab yang merupakan tujuan, yakni sesuatu hal yang menarik hal kearah
tertentu. Misalnya api adalah untuk membakar, jadi membakar merupakan prinsip
final dari api. Ternyata pandangan tentang prisnip ekstern keuda ini diambil
dari hidup manusia, dimana orang bertindak karena dipengaruhi oleh tujuan
tertentu, pandangan ini diterapkan pada semau mahluk alam. Seperti semua mahluk
manusia terdiri atas dua prinsip, yaitu materi dan bentuk.
Meteri adalah badan, karena
badan material itu manusia harus mati, yang memberikan bentuk kepada materi
adalah jiwa. Jiwa manusia mempunyai beberapa fungsi yaitu memberikan hidup
vegetatif (seperti jiwa tumbuh-tumbuhan), lalu memberikan hidup sensitif
(seperti jiwa binatang) akhirnya membentuk hidup intelektif. Oleh karena itu
jiwa intelektif manusia mempunyai hubungan baik dengan dunia materi maupun
dengan dunia rohani, maka Aristoteles membedakan antara bagian akal budi yang
pasif dan bagian akal budi yang aktif.
Bagian akal budi yang pasif
berhubungan dengan materi, dan bagian akal budi yang yang aktif berhubungan
dengan rohani. Bagian akal budi yang aktif itu adalah bersifat murni dan
Illahi. Akal budi yang aktif menjalankan dua tugas. Tugas yang pertama adalah
memandanf yang Illahi untuk mencari pengertian tentang mahluk-mahluk menurut
bentuknya masing-masing. Tugas yang kedua dari akal budi manusia yang aktif
adalah memberikan bimbingan kepada hidup praktis. Disini diperlukan sifat
keberanian, keadilan dan kesederhanaan.
3. William R. Dennes. (Filsuf Modern)
Beberapa pandangan :
a. Kejadian dianggap sebagai
ketegori pokok, bahwa kejadian merupakan hakekat terdalam dari kenyataan,
artinya apapun yang bersifat nyata pasti termasuk dalam kategori alam.
b. Yang nyata ada pasti
bereksistensi, sesuatu yang dianggap terdapat diluar ruang dan waktu tidak
mungkin merupakan kenyataan dan apapun yang dianggap tidak mungkin ditangani
dengan menggunakan metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam tidak
mungkin merupakan kenyataan.
c. Analisa terhadap
kejadian-kejadian, bahwa faktor-faktor penyusun seganap kejadian ialah proses,
kualitas, dan relasi.
d. Masalah hakekat terdalam
merupakan masalah ilmu, bahwa segenap kejadian baik kerohanian, kepribadian,
dan sebagainya dapat dilukiskan berdasarkan kategorikategori proses, kualitas
dan relasi.
e. Pengetahuan ialah memahami
kejadian-kejadian yang saling berhubungan, pemahaman suatu kejadian, atau
bahkan kenyataan, manakala telah mengetahui kualitasnya, seginya, susunanya,
satuan penyusunnya, sebabnya, serta akibat-akibatnya.
Yang menjadi ukuran baik
atau buruk adalah :”apakah sesuai dengan keadaan alam”, apabila alami maka itu
dikatakan baik, sedangkan apabila tidak alami dipandang buruk. Jean Jack
Rousseau mengemukakan bahwa kemajuan, pengetahuan dan kebudayaan adalah menjadi
perusak alam semesta.
DAFTAR ISI :
Pengertian
Naturalisme Klik : http://adf.ly/V4YUG
Sejarah
Teori Naturalisme Klik : http://adf.ly/Vp4aX
Tokoh
Naturalisme Klik : http://adf.ly/V4nYZ
Jenis
Naturralisme Klik : http://adf.ly/V6Bjk
Kesimpulan
Makalah Naturalisme Klik : http://adf.ly/V6DhW
DAFTAR PUSTAKA
Anshari
, H.M Hafi, Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1983.
Effendi,
Mukhlison dan Rodliyah, Siti, Ilmu Pendidikan. Ponorogo: PPS Press, tth.
Ibrahim, R.
dan Syaodih. S, Nana, Perencanaan Pengajaran, cet.1. Jakarta: Dep.P &
K dan Rineka Cipta, 1996.
Indrakusuma, Amien
Daien, Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: usaha nasional, 1973.
http://erna-peena.blogspot.com/2011/02/naturalisme.html
No comments:
Post a Comment