BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Idealisme
Di dalam filsafat, idealisme adalah doktrin yang mengajarkan
bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada
jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari kata
“idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Sedang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia :
Idealisme adalah
ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal
yg benar yg dapat dicamkan dan dipahami; hidup
atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna; aliran yg mementingkan khayal atau
fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dng
kenyataan
Kata idealisme dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari arti
yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari. Kata idealis itu
dapat mengandung beberapa pengertian, antara
lain:
1.
Seorang yang
menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya.
2.
Orang yang dapat
melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum ada.
Arti falsafi dari kata idealisme ditentukan
lebih banyak oleh arti dari kata ide daripada kata ideal.
W.E. Hocking, seorang idealis mengatakan bahwa kata idea-ism lebih
tepat digunakan daripada idealism. Secara ringkas idealisme
mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind)
atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealisme
menekankan mind sebagai hal yang lebih dahulu (primer)
daripada materi, materialisme mengatakan sebaliknya. Materialisme mengatakan
bahwa materi itulah hal yang rill atau yang nyata. Adapun akal (mind)
hanyalah fenomena yang menyertainya. Idealisme mengatakan bahwa akal itulah
yang rill dan materi hanyalah merupakan produk sampingan. Dengan demikian,
idealisme mengandung pengingkaran bahwa dunia ini pada dasarnya sebagai sebuah
mesin besar yang harus ditafsirkan sebagai materi, mekanisme atau kekuatan
saja.
Alam, bagi orang idealis, mempunyai arti dan maksud,
yang diantara aspek-aspeknya adalah perkembangan manusia. Oleh karena itulah
seorang idealis akan berpendapat bahwa, terdapat suatu harmoni yang dalam arti
manusia dengan alam. Apa yang “tertinggi dalam jiwa” juga merupakan “yang
terdalam dalam alam”. Manusia merasa ada rumahnya dengan alam; ia bukanlah
orang atau makhluk ciptaan nasib, oleh karena alam ini suatu sistem yang logis
dan spiritual; dan hal ini tercermin dalam usaha manusia untuk mencari
kehidupan yang lebih baik. Jiwa (self) bukannya satuan yang terasing
atau tidak rill, jiwa adalah bagian yang sebenarnya dari proses alam. Proses
ini dalam tingkat yang tinggi menunjukkan dirinya sebagai aktivis, akal, jiwa,
atau perorangan. Manusia sebagai satuan bagian dari alam menunjukkan struktur
alam dalam kehidupan sendiri.
Pokok utama yang diajukan oleh idealisme adalah jiwa
mempunyai kedudukan yang utama dalam alam semesta. Sebenarnya, idealisme tidak
mengingkari materi. Namun, materi adalah suatu gagasan yang tidak jelas dan
bukan hakikat. Sebab, seseorang akan memikirkan materi dalam hakikatnya yang
terdalam, dia harus memikirkan roh atau akal. Jika seseorang ingin mengetahui
apakah sesungguhnya materi itu, dia harus meneliti apakah pikiran itu, apakah
nilai itu, dan apakah akal budi itu, bukannya apakah materi itu.
Paham ini beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang
sebenarnya. Manusia ada karena ada unsur yang tidak terlihat yang mengandung
sikap dan tindakan manusia. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk
kejiwaan/kerohanian. Untuk menjadi manusia maka peralatan yang digunakannya
bukan semata-mata peralatan jasmaniah yang mencakup hanya peralatan panca
indera, tetapi juga peralatan rohaniah yang mencakup akal dan budi. Justru akal
dan budilah yang menentukan kualitas manusia.
No comments:
Post a Comment