A.
Tanda
Dan Gejala Pasien Yang Membutuhkan Resusitasi
1. Kesadaran
hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung)
2. Tak
teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa atau
brakialis pada bayi)
3. Henti
nafas atau mengap-megap (gasping)
4. Terlihat
seperti mati (death like appearance)
5. Warna
kulit pucat sampai kelabu
6. Pupil
dilatasi (setelah 45 detik) .
B. Diagnosa
Diagnosa untuk dilakukan Resusitasi berhubungan dengan :
1. Tidak
terdapat adanya pernafasan (gunakan cara Look-Listen-Feel)
2. Tidak
teraba denyut nadi karotis
Catatan:
Pada
pasien yang telah dipasang monitoring EKG dan terdapat gambaran asistol pada
layar monitor, harus selalu dilakukan pemeriksaan denyut nadi karotis untuk
memastikan adanya henti jantung.
C.
RJP
Yang Tidak Efektif Dan Komplikasinya
RJP
yang efektif tidak berarti bahwa pasien harus hidup. Banyak korban yang
mendapatkan usaha resusitasi yang baik tidak dapat pulih ( tidak hidup).
Kesempatan pasien untuk hidup menjadi lebih besar jika RJP dilakukan secara
efisien.
Jika
usaha RJP tidak efektif, biasanya disebabkan masalah-masalah seperti di bawah
ini :
1. Posisi
kepala korban tidak sesuai dengan posisi head-tilt pada waktu diberikan napas
buatan;
2. Mulut
korban kurang terbuka lebar untuk pergantian udara;
3. Mulut
penolong tidak melingkupi mulut korban secara erat;
4. Hidung
korban tidak ditutup selama pemberian napas buatan;
5. Korban
tidak berbaring diatas alas yang keras;
6. Irama
kompresi yang tidak teratur.
Komplikasi RJP dapat
berupa :
1. Cedera
pada tulang iga : Merupakan komplikasi yang sering terjadi pada RJP.
2. Patah
tulang sternum dan clavicula : Apabila tangan ditempatkan terlalu keatas dari
titik kompresi
3. Fraktur
proc. Xiphoid : Apabila tangan terlalu rendah atau tertekan kebawah menuju
hepar yang dapat mengakibatkan laserasi (luka) disertai perdarahan dalam.
4. Fraktur
costa atau cartilage : Apabila tangan ditempatkan terlalu jauh dari titik
kompresi atau meleset satu dari lainnya.
5. Meskipun
RJP dilakukan secara benar, masih terdapat kemungkinan terjadinya patah tulang
iga atau terpisahnya kartilago dari perlekatannya. Jika terdapat kasus sepert
ini, jangan hentikan RJP. Karena korban lebih baik mengalami patah beberapa
tulang iga dan hidup daripada korban meninggal karena anda tidak melanjutkan
RJP karena takut akan adanya cedera tambahan. Masalah distensi gaster juga
sering terjadi.
No comments:
Post a Comment