SEJARAH HUMANISME
1. Zaman Antik
Orang romawi 2000 tahun yang lalu
menggunakan kata humanis untuk menunjukan cita-cita yang mengusahakan
pengembangan tertinggi etis kultural kekuatan-kekuatan manusia dalam bentuk
secara estetik sempurna, bersama dengan sikap baik hati dan kemanusiaan. Tokoh
Cicero (106-43 SM) cita-cita humanisme berkembang dalam stoa dengan tokoh
Seneca dan Marcus Aurelius.
2. Pra-Renaisance
Tahap inilah barangkali kunci
kelahiran abad modern, abad ke- 14 Italia dunia kristiani mulai menemukan cita kemanusiaan
Yunani dan Romawi. Seni klasik mulai berkembang terutama patung-patung tubuh
manusia memberi sumbangan besar seni di zaman itu. Manusia mulai ditempatkan
sebagai pusat perhatian. Pendidikan dipandang sebagai pengembangan manusia,
manusia dianggap tolak ukur kewajaran kehidupan, pada waktu itu teknologi kuno
dalam filsafat mulai diteliti sastra dan diterjemah.
Peran Paus di Roma ikut dalam
gerakan diusahakan mendamaikan agama kristiani dengan kebudayaan kuno (Socrates
dan Plato). Ciri periode ini adalah wawasan yang luas, optimis penolakan
terhadap kepicikan dan keadilan usaha. Dua tahap humanisme itu merupakan tahap
pertama kearah sekularisasi dunia eropa tengah dan barat tokoh puncak humanisme
adalah Trasmus dan Rotterdam (1466-1536).
3. Tahap Humanisme
Modern
Humanisme untuk sebagian bangsa Eropa
berpengaruh terutama dalam kehidupan rohani. Mendorong gereja mentranformasikan
diri dari dalam dan mencoba kedalam kehidupan batin disisi lain.
Di abad 15 dan renaisance diabad 16
kita menyaksikan gerakan pembaharuan religius Eropa. Di Eropa Utara Devotia Moderne
mengusahakan pendalaman mistis, kita menyaksikan kelompok yang melakukan tapa.
Kehidupan katolik di abad 16 ditandai oleh kelompok mistik dan hidup rohani,
Santa Theresia dan Avila, Santo Johanes dan Cruz dan Santo Ignasius dari
Yolala.
Abad pertengahan berakhir sesudah
abad pencerahan abad 15 dan 16. Pada saat orang mencari alternatif untuk
kebudayaan tradisional (yang sama sekali diresapi suasana kristiani perhatian
diarahkan kepada satu-satunya kebudayaan yang lain yang meraka kenal, yaitu
kebudayaan Yunani dan Romawi. Kebudayaan itu sangat mereka dewa-dewakan dan
diambil sebagai contoh untuk segala bidang kultural.
Humanisme barat berkembang dalam dua
bentuk sebagai humanisme moderat dan sebagai humanisme anti agama. Humanisme
moderat menjunjung tinggi keutamaan manusia yang luhur seperti kebaikan hati,
kebebasan hati, wawasan yang luas, keterkaitan dengan seni, universalisme
(Nilai budi dijunjung tinggi). Merasa dekat dengan alam, penolakan fatalisme,
toleransi positif. Tokohnya penyair Jerman Goeth, Schiller serta Wilhelm Von
Humbold.
Humanisme anti agama dipahami
sebagai takhayul atau keterikatan manusia pada irasionalitas sehingga manusia
dapat menemukan dirinya jika ia melepaskan diri dari agama. Tokoh humanisme
atheis Ludwig Feurbach (1804-1872) yang memakai agama sebagai keterangan
manusia. Karx Marx memandang agama sebagai candu masyarakat. Disebut juga
Friederic Nietzsche, Sigmund Freud (agama sebagai ilusi) dan Jean Paul Sartre.
Rasio dipandang sebagai kekuatan
yang dimiliki oleh manusia untuk mengenali realitas, untuk menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi, moralitas, estetika, menentukan arah hidup,
perkembangan sejarah, memecahkan masalah ekonomi.
Antroposentrisme humanisme muncul
dengan datangnya rasionalisme yang tidak lagi percaya bahwa hukum alam besifat
mutlak. Rasionalisme inilah yang melahirkan renaisance suatu gerakan membangun
kembali manusia dari kungkungan mitologi dan dogma. Cita-cita renaisance adalah
mengembalikan kedaulatan manusia yang selama berabad-abad dirampas oleh dewa
dan mitologi untuk mengusai nasibnya sehingga kehidupan berpusat pada manusia
bukan pada Tuhan.
No comments:
Post a Comment