TUGAS MATA KULIAH BIOLOGI KESEHATAN
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
Jl Terusan Jakarta No. 71-75 Antapani
Bandung
2012
SICKLE CELL ANEMIA
1. PENGERTIAN
Sickle Cell Anemia atau Anemia
sel sabit adalah sejenis anemia kongenital dimana sel darah merah berbentuk
menyerupai sabit, karena adanya hemoglobin abnormal.
Anemia sel sabit adalah anemia
hemolitika berat akibat adanya defek pada molekul hemoglobin dan disertai
dengan serangan nyeri. Anemia Sel Sabit (Sickle cell anemia) disebut
juga anemia drepanositik,
meniskositosis, penyakit hemoglobin S.
Penyakit Sel Sabit (sickle
cell disease) adalah suatu
penyakit keturunan yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit
dananemia hemolitik kronik.
Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit. Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah, menyebabkan anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan mungkin kematian.
Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit. Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah, menyebabkan anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan mungkin kematian.
2.
PENYEBAB
Penyakit sel sabit adalah
hemoglobinopati yang disebabkan oleh kelainan struktur hemoglobin. Kelainan
struktur terjadi pada fraksi globin di dalam molekul hemoglobin. Globin
tersusun dari dua pasang rantai polipeptida. Misalnya, Hb S berbeda dari Hb A
normal karena valin menggantikan asam glutamat pada salah satu pasang
rantainya. Pada Hb C, lisin terdapat pada posisi itu.
Substitusi asam amino pada
penyakit sel sabit mengakibatkan penyusunan kembali sebagian besar molekul
hemoglobin jika terjadi deoksigenasi (penurunan tekanan O2). Sel-sel
darah merah kemudian mengalami elongasi dan menjadi kaku serta berbentuk sabit.
Deoksigenasi dapat terjadi karena
banyak alasan. Eritrosit yang mengandung Hb S melewati sirkulasi mikro secara
lebih lambat daripada eritrosit normal, menyebabakan deoksigenasi menjadi lebih
lama. Eritrosit Hb S melekat pada endotel, yang kemudian memperlambat aliran
darah. Peningkatan deoksigenasi dapat mengakibatkan SDM berada di bawah titik
kritis dan mengakibatkan pembentukan sabit di dalam mikrovaskular. Karena
kekakuan dan bentuk membrannya yang tidak teratur, sel-sel sabit berkelompok,
dan menyebabkan sumbatan pembuluh darah, krisis nyeri, dan infark organ.
Berulangnya episode pembentukan
sabit dan kembali ke bentuk normal menyebabkan membran sel menjadi rapuh dan
terpecah-pecah. Sel-sel kemudian mengalami hemolisis dan dibuang oleh sistem
monositmakrofag. Dengan demikian siklus hidup SDM jelas berkurang, dan
meningkatnya kebutuhan menyebabkan sumsum tulang melakukan penggantian. Hal-hal
yang dapat menjadi penyebab anemia sel sabit adalah infeksi, disfungsi jantung,
disfungsi paru, anastesi umum, dataran tinggi, dan menyelam.
3.
PATOFISIOLOGI
Defeknya adalah satu substitusi
asam amino pada rantai beta hemoglobin karena hemoglobin A normal mengandung
dua rantai α dan dua rantai β, maka terdapat dua gen untuk sintesa tiap rantai.Trait
sel sabit hanya mendapat
satu gen normal, sehingga SDM masih mampu mensintesa kedua rantai β dan βs,
jadi mereka mempunyai hemoglobin A dan S sehingga mereka tidak menderita anemia
dan tampak sehat.
Apabila dua orang dengan trait
sel sabit sama menikah, beberapa anaknya akan membawa dua gen abnormal dan
hanya mempuntai rantai βs dan
hanya hemoglobin S, maka anak akan menderita anemia sel sabit.
4.
GEJALA
·
semakin memburuknya anemia secara tiba-tiba nyeri (seringkali
dirasakan di perut atau tulang-tulang panjang)
·
demam, kadang sesak nafas
·
Nyeri perut bisa sangat hebat dan bisa penderita bisa mengalami
muntah; gejala ini mirip dengan apendisitis atau suatu kista indung
telur.
·
Pada anak-anak, bentuk yang umum dari krisis sel sabit adalah sindroma
dada, yang ditandai dengan nyeri dada hebat dan kesulitan bernafas.
·
Sebagian besar penderita mengalami pembesaran limpa selama masa
kanak-kanak.
5.
PENATALAKSANAAN
Sekitar 60% pasien anemia sel
sabit mendapat serangan nyeri yang berat hampir terus-menerus dan terjadinya
anemia sel sabit selain dapat disebabkan karena infeksi dapat juga disebabkan
oleh beberapa faktor misalnya perubahan suhu yang ekstrim, stress fisis atau
emosional lebih sering serangan ini terjadi secara mendadak. Orang dewasa
dengan anemia sel sabit sebaiknya diimunisasi terhadap pneumonia yang
disebabkan pneumokokus.
Tiap infeksi harus diobati dengan
antibiotik yang sesuai. Transfusi SDM hanya diberikan bila terjadi anemia berat
atau krisis aplastik. Pada kehamilan usuhakan agar Hb 10-12 g/dl pada trimester
ketiga. Kadar Hb perlu dinaikkan hingga 12-14 g/dl sebelum operasi. Penyuluhan
sebelum memilih pasangan hidup adalah untuk mencegah keturunan yang homozigot
dan mengurangi kemungkinan heterozigot.
6.
Pengobatan
Sampai saat ini belum diketahui
ada pengobatan yang dapat memperbaiki pembentukan sabit, karena itu pengobatan
secara primer ditujukan untuk pencegahan dan penunjang. Karena infeksi
tampaknya mencetuskan krisis sel sabit, pengobatan ditekankan pada pencegahan
infeksi, deteksi dini dan pengobatan segera setiap ada infeksi pengobatan akan
mencakup pemberian antibiotik dan hidrasi dengan cepat dan dengan dosis yang besar.
Pemberian oksigen hanya dilakukan bila penderita mengalami hipoksia.
Nyeri hebat yang terjadi secara
sendiri maupun sekunder terhadap adanya infeksi dapat mengenai setiap bagian
tubuh. Transfusi hanya diperlukan selama terjadi krisis aplastik atau
hemolitis. Transfusi juga diperlukan selama kehamilan. Penderita seringkali
cacat karena adanya nyeri berulang yang kronik karena adanya kejadian-kejadian
oklusi pada pembuluh darah.
No comments:
Post a Comment