BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakng
Keluarga berencana (KB) merupakan salah
satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita,
meskipun tidak selalu demikian. Untuk optimalisasi manfaat kesehatan KB,
pelayanan tersebut harus disediakan bagi wanita dengan cara menggabungkan dan
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi utama dan yang lain. Juga
responsive terhadap berbagai tahap kehidupan eproduksi wanita. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi. Tidak
hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena
metode-metode tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek
samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak
diinginkan, yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai
kemampuan mempunyai anak.
Setiap metode
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, meskipun telah
mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia, tetap saja
terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif, dengan
metode yang dapat diterima, baik secara perseorangan maupun budaya pada
berbagai tingkat reproduksi. Tidaklah mengejutkan apabila banyak wanita merasa
bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang problematis dan mungkin terpaksa memilih
metode yang tidak cocok dengan konsekuensi yang merugikan atau tidak
menggunakan metode KB sama sekali.
SUBSCRIBE & SHARE
Terdapat
beberapa cara atau metode kontrasepsi dengan kelebihan dan kekurangannya.
Kontrasepsi sendiri adalah metode untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut
(Depkes RI, 2002).
Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara sederhana
(coitus interuptus, pantang berkala, kondom, diafragma, cream, jelli, dan
vaginal tablet) dan metode efektif (pil, AKDR, suntikan, implant, tubektomi dan
vasektomi).
Di Jawa Barat tahun 2006 akseptor KB implant sebanyak
35.073 orang (5,5%), IUD sebanyak 68.931 orang (10,5%), suntik sebanyak 357.803
orang (54,9%), dan pil sebanyak 190.166 orang (29,1%).
Untuk meningkatkan program tersebut dengan cara
penyediaan sarana dan alat kontrasepsi yang bermutu dengan jumlah yang cukup
dan merata, meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi agar sesuai dengan
pelayanan mulai dari penjaringan calon akseptor baru, konseling, pelayanan
kontrasepsi, pelayanan rujukan, kunjungan ulang termasuk pelayanan efek
samping, komplikasi dan kegagalan, menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam
memdapatkan pelayanan kontrasepsi maupun mengelola pelayanan kontrasepsi.
Dengan makalah ini diharapkan dapat memberi masukan dan pengetahuan bagi wanita
untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
bagaimanakah asuhan keperawatan pada Ny.T dengan pemasangan alat kontrasepsi
implant di Poliklinik Kebidanan RSUD Kota Sukabumi.
C. Tujuan Tujuan
- Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan studi
kasus ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan
pada klien dengan pemasangan alat kontrasepsi implant di poli klinik kebidanan
dan kandungan Rumah Sakit Umum Kota Banjar.
- Tujuan Khusus
Adapun
tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata
tentang:
a.
Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan pada klien
dengan pemasangan alat kontrasepsi implant.
b.
Diagnosa keperawatan pada klien dengan pemasangan alat kontrasepsi
implant.
c.
Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan pada klien
dengan pemasangan alat kontrasepsi implant.
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan pemasangan alat
kontrasepsi implant.
e. Pelaksanaan evaluasi pada klien dengan pemasangan alat kontrasepsi implant
D. Metode Penulisan
Dalam laporan studi kasus ini penulis
menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode yang bersifat mengumpulkan
data, menganalisa dan menarik kesimpulan dari kasus yang diamati dengan apa
adanya, bahan-bahan yang diperlukan didapat dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data yaitu:
- Studi
kepustakaan yaitu usaha memperoleh data secara teori yang berhubungan
dengan laporan ini.
- Studi kasus
secara langsung pada klien serta berpartisifasi aktif dalam memberikan
asuhan keperawatan.
- Wawancara
dengan klien dan keluarga, petugas kesehatan yang mengetahui tentang
keadaan klien memvalidasi melalui status.
- Pemeriksaan
fisik langsung kepada klien.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan, laporan studi kasus ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
berisikan penjelasan mengenai latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan laporan kasus.
BAB II TINJAUAN
TEORITIS berisikan tentang konsep dasar terdiri dari pengertian, klasifikasi,
etiologi, gambaran klinis, komplikasi, patofisiologi, program terapi,
pencegahan, pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan dan intervensi.
BAB III TINJAUAN
KASUS berisikan tentang pengkajian, riwayat penyakit, riwayat kehamilan dan
kelahiran, riwayat masa lalu, riwayat keluarga, riwayat sosial, kebutuhan
dasar, keadaan kesehatan saat ini, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tingkat
perkembangan, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi keperawatan.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
berisikan Kesimpulan.
No comments:
Post a Comment