1.Definisi Penyakit
Demam berdarah
dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang di sebabkan oleh salah satu dari 4
sarotipe virus dengue yang di tandai dengan manifestasi pendarahan dan
bertendesi menimbulkan dan kematian (bagian ilmu kesehatan anak ;UnPad ;2000)
2.Etiologi
Virus dengue
tipe 1,2,3, dan 4(gol. Arthropod borne virus group group b) yang ditularkan
melaluigigitan banyak nyamuk Aedes ( Antara lain Aedes Aegypti dan Aedes
Albopictus)
3.Klasifikasi
Menurut
WHO(1997) dibagi atas :
Dearajat 1: demam dan uji tarquet
Derajat 2: demam
dengan pendarahan spontan , pada umumnya di kulit atau dan di tempat lain.
Derajat 3:Ditemukan kegagalan sirkulasi yang di tandai
dengan nadi cepat dan lembut , tekanan nadi kurang dari 20 mmHg atau hipotensi
dengan kulit dingin ,lembab dan gelisah .
Derajat 4:renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan dan
tensi yang tidak dapat diukur.
Hipotesa yang di anut dalam penyakit DBD
-
“The secondary heterologous infection hypothesis “
Seseorangf baru akan menderita
penyakit DBD jika di gigit nyamuk Aedes
Aegypti yang kedua kalinya yang
mengandung type virus yang berbeda dari type virus pertama. \
IV Patofisiologi
Infeksi firus dengue melalui gigitan
nyamuk → Kompleks virus antibody → Aktivitas system complement (C3 dan C5) →
Pelepasan peptide (3A dan C5A)→ Merangsang pelepasan histamin → Peningkatan
permiabilitas pemb. Darah → Kebocoran plasma dan perpindahan cairan dari
vaskuler ke intersisias → Penurunan volume cairan intravaskuler (hipovolemik) →
Hemokonsentrasi dan hipoproteinuri → Gangguan keseimbangan cairanpelektrolit.
V Kriteria diagnosis
- Kontak dengan penderita DBD / DSS
- Kriteria WHO
·
Gejala Klinis
Ø
Demam
tinggi mendadak 2-7 hari
Ø
Manifestasi perdarahan
F Uji
tourniquet positif
F Perdarahan
spontan : petekia, purpura, ekimosis, epitaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melena
Ø Hepatomegali
Ø Tanpa
atau dengan gejala renjatan
F Nadi
lemah, cepat, kecil sampai tidak teraba.
F Tekanan
nadi < 20 mmHg
F Tekanan
darah ↓
F Kulit
teraba dingin dan lembab, terutama daerah akual (ujung jari, kaki, hidung)
F Sianosis
sekitar mulut
·
Laboratorium
Ø Trombositopenia
(<100.000/mm3)
Ø Hemokonsentrasi
(Ht>, 20%)
=> Diagnosis klinis ditegakkan bila didapatkan lebih dua
gejala klinis dengan trobositpenia dan hemokonsentrasi.
VII TERAPI
A.tanp
ranjatan
·
Pengawasan
Ø Tanda
vital setiap 1-2 jam
Ø Ht
setiap 3-4 jam
Ø Monitor
intake, output, dan kondisi pasian
Bila pasien dapat minum
dianjurkan banyak minum ( air teh, sirup, sirup, oralit, juice, dll) Bila
penderita muntah, nyeri ulu hati, Ht cenderung meningkat, kejang atau trombosit
menurun→ infuse glukosa 5% : Nace Fisiologis 1:2 atau 1:1, dengan kebutuhan:
Snisial : 10 ml/Kg BB untuk setiap
kehilangan sairan 1% dr BB normal.
Rumatan:
BB(Kg) Volume Rumatan(ml) untuk 24
jam
0-10
100ml/Kg BB
4-20
1000ml +50
ml/Kg BB
>20 1500ml
+20ml/Kg BB
·
Simptomatik
Antipiretik : Parasetamol tiap 6 jam bila hiperesia (>39°C) atau
mempunyai kecenderungan
kejang demam.
<1th : 60
mg/dosis
3-6 th : 120
mg/dosis
6-12 th : 240
mg/dosis
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko
tinggi gangguan keseimbangan cairan danelektrolit bd perpindahan cairan
intravaskuler ke intersisial sekunder peningkatan permkabilitas membrane
kapiler.
2. Gangguan
thermoreguler suhu hipetermi b.d proses infeksi y.d.d suhu 37,9°C.
3. Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d nafsu makan menurun,
mual, kurang gizi kronis, y.d.d porsi makan yang tidak dihabiskan, BB dibawah N,
ketonuri.
4. Gangguan
pola nafas b.d penurunan compliance paru sekunder peningkatan cairan pleura (
efusi pleura) dan atau penekanan diagfragma y.d.d klien mengeluh sesak, RR :
40kali/ menit, dan perut kembung.
No comments:
Post a Comment