ASKEP MATERNITAS
Soal Kasus 1:
Ny. D, 26 tahun, G3P2 melakukan
pemeriksaan yang pertama kali ke klinik kandungan. Ia memiliki 2 anak dengan
usia 1,8 tahun dan 8 bulan. Kedua anaknya dalam kondisi sehat. Ia dan
keluarganya tinggal didaerah pedesaan. Ia tampak pucat dan lelah
Diskusikan :
1.
Pengertian, penyebab, dan factor-faktor
risiko anemia pada ibu hamil
2.
Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
3.
Klasifikasi anemia pada ibu hamil
4.
Data focus yang dibutuhkan untuk
menyakinkan diagnose anemia
5.
Perjalanan penyakit pada ibu yang
mengalami anemia masa hamil
6.
Riwayat apa yang akan digali dari kasus
diatas
7.
Focus pemeriksaan fisik yang akan anda
lakukan pada kasus diatas
8.
Pemeriksaan laboratorium apa yang akan
diperlukan
Jawaban
1. Pengerttian.
o Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).
o Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)
o Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002)
o Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).
o Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)
o Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002)
Penyebab .
Menurut
Mochtar( 1998) penyebab anemia pada
umunya adalah :
1) Perdarahan
2) Kekurangan gizi seperti : zat besi,
vitamin B 12dan asam folat.
3) Penyakit kronik, seperti gagal ginjal,
abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4) Kelainan darah
5) Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk
sel-sel darah.
6) Malabsorpsi
Penyebab anemia pada kehamilan :
1) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janin
2) Kurangnya asupan zat besi pada makanan
yang dikonsumsi ibu hamil
3) Pola makan ibu terganggu akibat mual
selama kehamilan
4) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan
zat besi (Fe)
5) Pada wanita akibat persalinan sebelumnya
dan menstruasi.
Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
1) Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
2) Perdarahan akut
3) Pekerja berat
4) Makan < 3 kali dan makanan yang
dikonsumsi kurang zat besi
2. Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
Gejala
anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah
pada hamil muda, palpitasi.
3. Klasifikasi anemia pada ibu hamil
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi
sebagai berikut :
1)
Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia disebabkan karena kurang
masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya
pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah
dalam kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya
besi tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia besi,
2)
Anemia megaloblastik( 29,0%)
Anemia megaloblastik dalam
kehamilan disebabkan karena difisiensi
asam folat (pteroylglutamic acid) jarang sekali karena difiesiensi
vitamin B12( cynocobalamin).
3)
Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
Anemia pada wanita hamil yang
disebabkan karena gangguan sumsum tulang kurang mampu membuat sel – sel darah
baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan
gambara normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri defisiensi besi,
asam folat, atau vitamin B12.
4)
Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebakan karena
pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita
dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan
menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis
henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Secara umum
anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yakni :
-
Golongan yang disebabkan oleh faktor
intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik
herediter , thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan
paraxysmal noctural haemoglobinuria.
-
Golongan yang disebabkan oleh faktor
ekstrakorpuskular , seperti pada infeksi (malaria, sepsis, dsb), keracunan
arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin,
nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD , antagonismus
rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll.
( Ilmu Kebidanan, 451-457)
4. Data focus yang dibutuhkan untuk menyakinkan diagnose anemia
Pemeriksaan laboratorium darah
terutama untuk mengetahui haemoglobin
5. Perjalanan penyakit pada ibu yang mengalami anemia masa hamil
Anemia defisiensi besi secara morfologi di klasifikasikan
sebagai anemia mikrosistik hipokrom disertai penurunan kuantitatif pada sintesi
Hb. Dalam keadaan normal, tubuh orang
dewasa rata-rata mengandung 3-5 gr besi tergantung pada jenis kelamin dan besar
tubuhnya. Hampir 2/3 besi terdapat dalam Hb. Hb dilepas pada proses penuaan
serta kematian sel dan diangkut melalui transfering plasma ke sumsum tulang
untuk eritropoesis dan dalam jumlah kecil dalam myoglobin ( otot ) dan dalam
enzim heme. Sepertiga sisanya disimpan dalam hati, limpa, sumsum tulang sebagai
peritrin dan sebagai hemosiderin untuk kebutuhan lebih lanjut. Zat besi
diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin. Kekurangan Fe mengakibatkan
kekurangan Hb walaupun pembuatan eritrosit juga menurun. Tiap eritrosit
mengandung Hb lebih sedikit dari biasanya menimbulkan anemia hipokromik
mikrosistik.
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah
oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke
II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar
1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah
partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,
yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
6. Riwayat yang digali pada kasus diatas
o Riwayat penyakit sekarang
o Riwayat penyakit masa lalu
o Riwayat penyakit keluarga
o Riwayat obstetric, jarak kehamilan, jumlah anak, umur anak, jenis kelamin, cara lahir, penolong partus
o Riwayat menstruasi, konsistensi
o Riwayat penyulit persalinan
7. Focus pemeriksaaan fisik
o Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.
o Palpasi : turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
o Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu
8. Pemeriksaan laboratorium
o Jumlah darah lengkap, Hb, Ht, eritrosit menurun
o LED memningkat adanya reaksi inflamasi
o Tes kerapuhan eritrosit : menurun
o Sel darah putih : jumlah sel total sama dengan sel darah merah ( differensial ), mugkin meningkat ( hemolitik ), menurun ( aplastic )
o Jumlah trombosit : menurun ( aplastic ), meningkat ( hemolitik )
o Folat serum dan vitamin B 12 membantu mendiagnosakan anemia sampai dengan defisiensi masukan / absorpsi
o Besi serum : tidak ada ( DB ), tinggi ( hemolitik )
o TBC serum : meningkat ( DB )
o Ferritin serum : meningkat ( DB )
o LDH serum : menurun
o Tes schilling
No comments:
Post a Comment