BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan kesehatan yang
dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 diketahui penyebab kematian di Indonesia untuk semua
umur, telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular,
yaitu penyebab kematian pada untuk usia > 5 tahun, penyebab kematian yang
terbanyak adalah stroke, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Hasil Riskesdas
2007 juga menggambarkan hubungan penyakit degeneratif seperti sindroma
metabolik, stroke, hipertensi, obesitas dan penyakit jantung dengan status
sosial ekonomi masyarakat (pendidikan, kemiskinan, dan lain-lain). Prevalensi
gizi buruk yang berada di atas rata-rata nasional (5,4%) ditemukan pada 21
provinsi dan 216 kabupaten/kota. Sedangkan berdasarkan gabungan hasil
pengukuran gizi buruk dan gizi kurang Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa sebanyak
19 provinsi mempunyai prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di atas prevalensi
nasional sebesar 18,4%. Namun demikian, target rencana pembangunan jangka
menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi yang diproyeksikan sebesar
20%, dan target Millenium Development Goals sebesar 18,5% pada 2015, telah
dapat dicapai pada 2007.
Sehubungan dengan hal
tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk memperluas jangkauan dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang
baik, berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama
keluarga miskin rawan kesehatan/risiko tinggi. Upaya pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan. Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan dengan program
perkesmas. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 128/Menkes/SK/II/Tahun
2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas, upaya perawatan kesehatan masyarakat
merupakan upaya program pengembangan yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Perawatan kesehatan
masyarakat (Perkesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dasar
yang dilaksanakan oleh Puskesmas. Perkesmas dilakukan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan dasar.
Pelaksanaan Perkesmas
bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mengupayakan terbinanya kesehatan masyarakat, maka diharapkan 40 %
keluarga rawan kesehatan memperoleh kunjungan rumah dan pembinaan kesehatan
oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan perkesmas.
Sasaran perawatan kesehatan
masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai
masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun
ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas sasaran
adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
prioritas daerah yaitu belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan atau sudah
memanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut. Fokus utama pada keluarga rawan
kesehatan yaitu keluarga miskin yang rentan dan keluarga yang termasuk resiko
tinggi. Keluarga yang tidak mendapat pelayanan perkesmas merupakan beban sosial
dan ekonomi serta dapat berdampak buruk terhadap masyarakat lainnya. Pemerintah
memiliki tanggung jawab melindungi kesehatan masyarakat dan memberikan akses ke
pelayanan kesehatan terutama bagi keluarga yang memiliki hambatan untuk
mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan. Penduduk rawan ini telah menjadi
salah satu bagian sasaran program Perkesmas di Puskesmas.
Berdasarkan penelitian
Septino (2007) diketahui beberapa masalah Perkesmas yang dihadapi pada
Puskesmas-Puskesmas di Indonesia antara lain laporan yang tidak sesuai dari
Puskesmas, Puskesmas yang tidak membuat rencana tahunan dan jumlah sasaran
tidak dilakukan pendataan. Tentang masalah dana, Dinas Kesehatan memberikan
dana secara block grand ke Puskesmas berdasarkan usulan kegiatan yang mereka
buat. Selanjutnya, tentang sarana dan prasarana seperti Public Health Nursing
(PHN) kit, obat, buku pedoman dan formulir laporan sudah tersedia, tetapi
pencapaiannya masih rendah.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah konsep perawatan kesehatan masyarakat
(PERKESMAS)?”
C.
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar mendapatkan informasi
dan
pemahaman mengenai konsep PERKESMAS.
D. Metode
Metode yang kami gunakan
dalam penulisan makalah ini diantaranya melalui media literatur perpustakaan
dan elektronik.
E.
Sistematika
Secara umum makalah ini terbagi menjadi tiga bagian
diantaranya; BAB I tentang Pendahuluan, BAB II yang berisi Pembahasan dan BAB
III tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Falsafah
PERKESMAS
Keyakinan terhadap nilai
kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat baik untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
1.
Perawatan
Kesehatan Masyarakat adalah pekerjaan luhur dan manusiawi yang ditujukan untuk
klien
2.
Perawatan
Kesehatan Masyarakat adalah upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bagi terwijudnya manusia sehat khususnya dan masyarakat
yang sehat pada umumnya
3.
Pelayanan
Perawatan Kesehatan Masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima semua orang
4.
Upaya
promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif.
5.
Perawat
Kesehatan Masyarakat sebagai provider dan masyarakat sebagai consumer pelayanan
kesehatan , menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi
perubahan dalam kebijakan dan pelayanan keearah peningkatan status kesehatan
masyarakat
6.
Pengembangan
tenaga kesehatan masyarakat secara berkesinambungan
7.
Individu
dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatan
B.
Pengertian
PERKESMAS
Perawatan kesehatan masyarakat
(Perkesmas) adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat.
Berikut ini beberapa
definisi tentang keperawatan komunitas/perawatan kesehatan masyarakat:
1.
WHO
(1959)
Lapangan perawatan khusus
yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana
hl itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan
2.
Ruth B.
Freeman
Suatu lapangan khusus
bidang keperawatan dimana teknik keperawatan, ketrampilan berorganisasi
diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada ketrampilan anggota profesi
kesehatan lain dan kepada tenaga sosial lain demi untuk memelihara kesehatan
masyarakat.
3.
American
Nursing Association (ANA)
Suatu sintesa dari praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan penduduk.
4.
Badan
Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Suatu bidang dalam
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peranserta aktif masyarakat.
C.
Konsep
Perawatan Komunitas
Tiga komponen dasar ilmu
Keperawatan Kesehatan Masyarakat:
Peran serta Masyarakat Kesehatan
Masyarakat
Konsep keperawatan
dikarakteristikan oleh 4 konsep pokok yaitu:
1.
Manusia
Manusia adalah makhluk
bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh dan unik, dalam arti merupakan satu
kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai
macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu
kesehatan, 1992)
Manusia selalu berusaha
untuk memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya antara lain dengan selalu
belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi
dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia secara
terus menerus mengahadapi perubahan lingkungan dan selalu berusaha beradaptasi
terhadap pengaruh lingkungan.
Dimensi manusia sebagai
satu kesatuan utuh antara aspek fisik, intelektual, emosional, social-kultural,
spiritual dan lingkungan (Taylor C. dkk. Fundamental of Nursing, 1989)
Manusia sebagai sasaran
pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien
dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
a.
Individu
sebagai klien
Individu adalah anggota
keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social
dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b.
Keluarga
sebagai klien
Keluarga merupakan
sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki
Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman,
dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang
menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu:
1) Keluarga sebagai unit utama
Keluarga adalah unit utama
dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok
Dapat menimbulkan,
mencegah, memperbaiki atau mengabaikan maslah kesehatan dalam kelompoknya
sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai pada
penyelesaiannya akan dipengaruhi keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam
pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga.
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
Penyakit pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. Peran dari anggota-anggota
keluarga akan mengalami perubahan, bila salah satu angota menderita sakit.
Disisi lain status kesehatan dari klien juga sebagian akan ditentkan oleh
kondisi keluarganya.
c.
Masyarakat
sebagai klien:
Kesatuan hidup manusia yang
brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus
menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama. Adapun ciri-cirinya antara
lain:
1) Interaksi antar warga
2) diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang
khas
3) Suatu komuniatas dalam waktu
4) identitas yang kuat mengikat semua warga
2.
Kesehatan
Sehat didefinisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif (Parson). Kesehatan
adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan
produktif (Peplau).
Menurut HL Bloom ada 4
faktor yang mempengaruhi kesehatan:
a.
Keturunan
b.
Perilaku
c.
Pelayanan
kesehatan
d.
Lingkungan
Sehat merupakan tujuan
dalam pemberian pelayanan keperawatan , dimana kondisi sehat-sakit berada dalam
suatu rentang dari kondisi sehat optimal sampai dengan status kesehatan yang
terendah yaitu kematian dan kondisi normal berada di tengah (dalam kondisi
seimbang).
3.
Keperawatan
dan PERKESMAS
Pelayanan esensial yang
diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan masyarakat
yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal.
Keperwatan adalah suatu
bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan
diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan
serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari
secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan
penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.
Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika
profesi keperawatan.
Sebagai suatu profesi,
keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan
yang dilakukan. Pertama, Keperawatan
menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu keutuhan sebagai
makhluk bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan
dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi
semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak
membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran
politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral
dari pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan menganggap klien
sebagai partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam
pemberian asuhan keperawatan.
4.
Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma
keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat
mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan di sini meliputi lingkungan
fisik, psikologis, social budaya dan lingkungan spiritual. Untuk memahami hubungan
lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat) dapat digunakan model segitiga agen-hospes-lingkungan atau
agent-host-environment triangle model yang dikemukakan oleh Leavelll (1965),
dimana ketiga komponen saling berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status
kesehatan penduduk.
LINGKUNGAN HOSPES/MANUSIA
Model Leavell. Agen, hospes
dan lingkungan saling berhubungan dan mempengaruhi kesehatan (Taylor.C. dkk,
Fundamental of Nursing, 1989).
D. Asumsi Dasar PERKESMAS
1.
Sistem
pelayanan adalah kompleks
2.
Pelayanan
kesehatan (primer, sekunder dan tertier) merupakan komponen dari pelayanan
kesehatan
3.
Keperawatan
sebagai subsistem pelayanan kesehatan merupakan hasil produk pendidikan, riset
yang dilandasi praktek
4.
Focus
utama Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah primary
care
5.
Perawatan
Kesehatan Masyarakat terutama terjadi ditatanan kesehatan utama
E.
Pandangan/Keyakinan
PERKESMAS
1.
Pelayanan
kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima oleh semua orang
2.
Penyusunan
kebijaksanaan kesehatan seharusnya melibatkan penerima pelayanan kesehatan
3.
Perawat
sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan klien sebagai penerima pelayanan
kesehatan dapat membentuk kerjasama untuk mendorong dan mempengaruhi perubahan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan
4.
Lingkungan
berpengaruh terhadap kesehatan penduduk, kelompok, keluarga dan individu
5.
Pencegahan
penyakit sangat diperlukan untuk peningkatan kesehatan
6.
Kesehatan
merupakan tanggung jawab individu
7.
Klien
merupakan anggota tetap team kesehatan. Individu dalam komunitas bertanggung
jawab untuk kesehatan sendiri dan harus didorong serta dididik untuk berperan
dalam pelayanan kesehatan
F.
Tujuan
PERKESMAS
1.
Tujuan
Umum
Meningkatkan derajat
kesehatan dan memampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara
kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2.
Tujuan
khusus
a.
Dipahaminya
pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b.
Meningkatnya
kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melaksanakan upaya
perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan
c.
Tertanganinya
kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan
d.
Tertanganinya
kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan
di rumah, di pandi dan di masyarakat
e.
Tertanganinya
kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan asuhan keperawatan di
rumah
f.
Terlayaninnya
kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan
penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di puskesmas
g.
Teratasi
dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan
sehat yang optimal.
3.
Ruang
Lingkup PERKESMAS
a.
Promotif
Upaya promotif dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
jalan:
1) Penyuluhan kesehatan
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b.
Preventif
Upaya preventif untuk
mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi
2) Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas
dan ki\unjungan rumah
3) Pemberian vitamin A, Iodium
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
c.
Kuratif
Upaya kuratif bertujuan
untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui
kegiatan:
1) Perawatan orang sakit dirumah
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas
atau rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
4) Perawatan buah dada
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d.
Rehabilitatif
Upaya pemulihan terhadap
pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit
tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan:
1) Latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain
sebagainya
2) Fisioterapi pada penderita strooke, batuk efektif pada
penderita TBC dan sebagainya
e.
Resosialitatif
Adalah upaya untuk
mengemabalikan penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh
masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
G.
Sasaran
PERKESMAS
Individu, keluarga,
kelompok dam masyarakat baik yang sehat atau sakit atau yang mempunyai masalah
kesehatan karena ketidaktahuan, ketidakmauan serta ketidakmampuan.
Prioritas pelayanan
Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu:
1.
Keluarga
yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan:
a.
Ibu
hamil tertenti yang belum ANC
b.
Ibu
nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya
c.
Balita
tertentu
d.
Penyakit
kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program
e.
Penyakit
endemis
f.
Penyakit
kronis tidak menular
g.
Kecacatan
tertentu (mental atau fisik)
2.
Keluarga
dengan resiko tinggi
a.
Ibu
hamil dengan masalah gizi
1) anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)
2) Kurang Energi Kronis (KEK)
b.
Ibu
hamil dengan resiko tinggi lai (perdarahan, infeksi, hipertensi)
c.
Balita
dengan BGM
d.
Neonatus
dengan BBLR
e.
Usia
lanjut jompo
f.
Kasus
percobaan bunuh diri
3. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
a.
Drop
out tertentu
1) Ibu hamil
2) Bayi
3) Balita dengan keterlambatan tumbuh kembang
4) Penyakit kronis atau endemis
b.
Kasus
pasca keperawatan
1) Kasus pasca keperawatan yang dirujuk dari institusi
pelayanan kesehatan
2) Kasus katarak yang dioperasi di Puskesmas
3) Persalinan dengan tindakan
4) Kasus psikotik
5) Kasus yang seharusnya dirujuk yang tidak dilaksanakan
rujukannya
4. Pembinaan kelompok khusus
Kelompok yang rawan dan
rentan terhadap masalah kesehatan
a. Terikat dalam institusi, misalnya
1) Panti
2) Rutan/lapas
3) Pondok pesantren
4) Lokalisasi/WTS
b. Tidak terikat dalam institusi, misalnya:
1) Karang wredha
2) Karang balita
3) KPKIA
4) Kelompok pekerja informal
5) Perkumpulan penyandang penyakit tertentu (jantung, asma, DM
dan lain-lain ).
6) Kelompok remaja.
5. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
1. Masyarakat di daerah endemis suatu penyakit misalnya endemis
malaria, filariasis, DHF, diare.
2. Masyarakat didaerah dengan keadaan lingkungan kehidupan
buruk, misalnya derah kumuh di kota besar.
3. Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah yang menonjol
dibanding dengan daerah lain, misalnya daerah dengan AKB tinggi.
4. Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah kesenjangan
pelayanan kesehatan lebih tinggi dari daerah sekitar, misalnya cakupan ANC
rendah, immunisasi rendah.
5. Masyarakat di daerah pemukiman baru, yang diperkirakan akan
mengalami hambatan dalam melaksanakan adaptasi kehidupannya, seperti daerah
transmigrasi, pemukiman masyarakat terasing.
H. Kegiatan PERKESMAS
1. Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan
kelompok khusus melalui home care.
2. Penyuluhan kesehatan
3. Konsultasi dan problem solving
4. Bimbingan
5. Melaksanakan rujukan
6. Penemuan kasus
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
9. Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan
keperawatan komunitas
10. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
11. Memberikan tauladan
12. Ikut serta dalam penelitian
Prinsip dasar dalam
praktek perawatan kesehatan masyarakat
adalah sebagai berikut:
1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan
masyarakat
2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bkerja
untuk masyarakat.
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada
upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat
adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses
keperawatan.
6. kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah
dimasyarakat dan bukan di rumah sakit.
7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit
maupun yang sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditkankan kepada pembinaan
perilaku hidup sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan
fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin.
10. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri
tetapi bekerja secara team.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan
masyarakat digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit,
melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak
berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
12. Home visite sangat penting.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
14. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada
sistem pelayanan kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi
pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit
pelayanan.
Contoh pendekatan yang
dapat digunakan dalam Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Problem solving approach
Pendekatan pemecahan
masalah yang dituangkan dengan menggunakan proses keperawatan.
2. Family approach
Pendekatan terhadap
keluarga binaan.
3. Case Approach
Pembinaan dilakukan
berdasar kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut.
4. Community approach
Pendekatan dilakukan
terhadap masyarakat daerah binaan melalui survey mawas diri dengan melibatkan
partisipasi masyarakat.
I.
Peran
perawat komunitas dalam asuhan keperawatan
Komunitas adalah kelompok
sosial yang tingga dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain,
saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. (WHO).
Komunitas adalah kelompok
dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah
pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mesekak tinggal,
kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Linda Jarvis)
Komunitas dipandang sebagai
target pelayanan kesehatan sehingga diperlukan suatu kerjasama yang melibatkan
secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal, untuk itu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan
perawat komunitas merupakan suatu upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan
oleh komunitas, mudah dijangkau, dengan pembiayaan yang murah, lebih ditekankan
pada penggunaan teknologi tepat guna.
Peran serta masyarakat
sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga maupun masyarakat sebagai pelaku
kegiatan upaya peningkatan kesehatan serta bertanggung jawab atas kesehatannya
sendiri berdasrkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Perawatan Kesehatan
Masyarakat merupakan sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan
masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan
kesehatan dari masyarakat. Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan
membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap
penyakit melalui:
1.
Pemberian
asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga, dan kelompok
dalam masyarakat, dengan strategi intervensi yaituproses kelompok, pendidikan
kesehatan serta kerjasama (partnership).
2.
Memperhatikan
secara langsung terhadap status kesehatan seluruh masyarakat secara
komprehensive.
Pada Perawatan Kesehatan
Masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
1.
Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan
keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas.
2.
Kerjasama
Kerjasaman dengan klien
dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama
lintas program dan lintas sektoral.
3.
Secara
langsung
Asuhan keperawatan
diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya
termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan.
4.
Keadilan
Tindakan yang dilakukan
disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri.
5.
Otonomi
Klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Perawat komunitas dapat
bekerja diberbagai tatanan:
1.
Klinik
rawat jalan
2.
Kantor
kesehatan
3.
Kesehatan
kerja
4.
Sekolah
5.
Rumah
6.
Perkemahan
7.
Institusi
pemeliharaan kesehatan
8.
Tempat
pengungsian
Perawat di komunitas dapat
bekerja sebagai:
1.
Perawat
keluarga
Keperawatan kesehatan
keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat yang
dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat
sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya,
1978).
Perawat keluarga adalah
Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan
untuk praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang
sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan independen dan
interdependen dan secara langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis.
Peran perawat keluarga
adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan
hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan,
kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi.
2.
Perawat
sekolah
Keperawatan sekolah adalah:
keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi
kebutuhan anak dengan mengikutsertakan
keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB,
1986)
Perawatan kesehatan sekolah
mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat
sekolah.
Keperawatan kesehatan
sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan
lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan
sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan
kader.
3.
Perawat
kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja
adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memelihara kelestarian
kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of
Occupational Health Nursing).
Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di
tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan
lain-lain.
Lingkup praktek keperawatan
kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan
pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan, administrasi
management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas.
4.
Perawat
gerontologi
Perawatan gerontologi atau
gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang
lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut
usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal.
Perawat gerontologi
mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut
usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat
tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan
gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan
bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia,
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan
dan menunjang proses kematian yang bermartabat.
Perawat gerontologi dalam
prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi, penelitian dan
administrasi.
J.
Tujuan PERKESMAS
Dalam pelaksanaan kegiatan
Perkesmas tujuan yang diharapkan adalah meningkatnya kemandirian individu,
keluarga, kelompok/masyarakat (rawan kesehatan) untuk mengatasi masalah
kesehatan/keperawatannya sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
K.
Dasar
Hukum PERKESMAS
Adapun dasar hukum
pelaksanaan Perkesmas yaitu:
1.
UU no
23 th 1992 tentang kesehatan
2.
2. UU
no 32/2004 tentang pemerintahan daerah
3.
3.
Kepmenkes no 1575 /menkes/sk/xi/2005 tentang organisasi dan tata kerja
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
4.
Kepmenkes
no 1239/2001 tentang registrasi dan praktik perawat
5.
Kepmenkes
no 1457/menkes/sk/ x/ 2003 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan
di kabupaten/kota
6.
Kepmenkes
no 128/menkes/sk/ii/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
7.
Kepmenkes
836/2005 tentang pengembangan manajemen kinerja perawatan/bidan
8.
Kepmenkes
no 279/2006 tentang pedoman upaya penyelenggaraan Perkesmas di Puskesmas
L.
Sasaran
PERKESMAS
Adapun yang menjadi sasaran
program Perkesmas ini adalah seluruh masyarakat yang dapat terbagi menjadi:
1.
Individu
khususnya individu risiko tinggi (risti): menderita penyakit, balita, lanjut
usia (lansia), masalah mental/jiwa.
2.
Keluarga
khususnya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit, masalah mental/jiwa.
3.
Kelompok/masyarakat
berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh, terisolasi, konflik, tidak terjangkau
pelayanan kesehatan.
Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritasnya adalah keluarga rentan terhadap masalah kesehatan (Gakin), keluarga risiko tinggi (anggota keluarga bumil, balita, lansia, menderita penyakit).
Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritasnya adalah keluarga rentan terhadap masalah kesehatan (Gakin), keluarga risiko tinggi (anggota keluarga bumil, balita, lansia, menderita penyakit).
M. Bentuk Kegiatan PERKESMAS
Adapun bentuk kegiatan
Perkesmas antara lain:
1.
Asuhan
keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang berada di poliklinik
Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu), Puskesmas keliling (pusling), posyandu,
poskesdes.
a.
Pengkajian
keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas)
b.
Penyuluhan
kesehatan
c.
Tindakan
Keperawatan (direct care)
d.
Konseling
keperawatan
e.
Pengobatan
(sesuai kewenangan)
f.
Rujukan
pasien/masalah kesehatan
g.
Dokumentasi
keperawatan
2.
Kunjugan
rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana, bertujuan untuk pembinaan
keluarga rawan kesehatan.
Home visit adalah suatu
bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan pasien dan
keluarganya, pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien dengan
melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan
kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik
aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai
kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan
maupun non kesehatan.
Ruang Lingkup home visit
yaitu memberi asuhan keperawatan secara komprehensif, melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarganya, mengembangkan pemberdayaan pasien dan
keluarga.
Mekanisme pelayanan home
visit:
a.
Proses
penerimaan kasus.
Home visit menerima pasien
dari tiap poliklinik di Puskesmas, Koordinator program Perkesmas menunjuk
perawat pelaksana Perkesmas untuk mengelola kasus dan Perawat pelaksana
Perkesmas membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
b.
Proses
pelayanan home visit:
Persiapan terdiri dari
memastikan identitas pasien, bawa denah/petunjuk tempat tinggal pasien, lengkap
kartu identitas unit tempat kerja, memastikan perlengkapan pasien untuk di
rumah, menyiapkan file asuhan keperawatan, menyiapkan alat bantu media untuk
pendidikan.
Pelaksanaan terdiri dari
perkenalan diri dan jelaskan tujuan, observasi lingkungan yang berkaitan dengan
keamanan perawat, lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien, membuat rencana
pelayanan, lakukan perawatan langsung, diskusikan kebutuhan rujukan,
kolaborasi, konsultasi dll, diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan
aktifitas yang akan dilakukan, dokumentasikan kegiatan.
Monitoring dan evaluasi
antara lain keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal, kesesuaian perencanaan
dan ketepatan tindakan, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh
pelaksana.
Proses penghentian pelayanan
home visit, dengan kriteria: tercapai sesuai tujuan, kondisi pasien stabil,
program rehabilitasi tercapai secara maksimal, keluarga sudah mampu melakukan
perawatan pasien, pasien di rujuk, pasien menolak pelayanan lanjutan, pasien
meninggal dunia.
c.
Pembiayaan
home visit terdiri dari:
Prinsip penentuan tarif
antara lain pemerintah/masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara kesehatan,
disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi, mempertimbangkan
masyarakat bepenghasilan rendah/asas gotong royong, pembayaran dengan asuransi
ditetapkan atas dasar saling membantu, mencakup seluruh unsur pelayanan secara
proporsional.
Jenis pelayanan yang kena
tarip antara lain jasa pelayanan tenaga kesehatan, imbalan atas pemakaian
sarana kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien, dana transportasi untuk
kunjungan pasien
3.
Kunjungan
perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu usila, posyandu balita, panti
asuhan dan lain-lain)
a.
Pengkajian
keperawatan individu di kelompok
b.
Pendidikan/penyuluhan
kesehatan di kelompok
c.
Pengobatan
(sesuai kewenangan)
d.
Rujukan
pasien/masalah kesehatan
e.
Dokumentasi
keperawatan
4.
Asuhan
keperawatan pasien di ruang rawat inap Puskesmas
a.
Pengkajian
keperawatan individu
b.
Tindakan
keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung (lingkungan)
c.
Pendidikan/penyuluhan
kesehatan
d.
Pencegahan
infeksi di ruangan
e.
Pengobatan
(sesuai kewenangan)
f.
Penanggulangan
kasus gawat darurat
g.
Rujukan
pasien/masalah kesehatan
h.
Dokumentasi
keperawatan
N. Pelaksana Kegiatan PERKESMAS
Perawat koordinator
Perkesmas di Puskesmas harus mempunyai kualifikasi yaitu minimal D3 Keperawatan
dan pernah mengikuti pelatihan/sertifikasi Perkesmas serta memiliki pengalaman
kerja di Puskesmas yang mempunyai tugas sebagai berikut:
a.
Pertemuan
dengan perawat pelaksana Perkesmas/penanggung jawab daerah binaan (darbin)
untuk mengidentifikasi masalah prioritas dengan data epidemiologi, merencanakan
kegiatan Perkesmas, memfasilitasi pembahasan masalah dalam Refleksi Diskusi
Kasus (RDK), membahas masalah keuangan.
b.
Kunjungan
lapangan untuk melakukan bimbingan pada perawat pelaksana
c.
Penyusunan
laporan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Perkesmas yang
merupakan bahan pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas
Sertifikasi bagi Perawat
PERKESMAS yaitu:
a.
Pelatihan
Perkesmas
b.
Pelatihan
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (PMKK) untuk perawat koordinator
c.
Pelatihan
gadar (basic)
d.
Pelatihan
HIV/AIDS
e.
Pelatihan
Keperawatan Kesehatan jiwa Masyarakat (basic)
f.
Pelatihan-pelatihan
lainnya (program ISPA, PHBS, gizi, flu burung, dan lain-lain)
O.
Indikator
Keberhasilan PERKESMAS
Indikator keberhasilan kinerja Perkesmas terdiri dari:
a.
Indikator
kinerja klinik
Ada 4 indikator dalam menilai keberhasilan kinerja klinik
Perkesmas yaitu:
1) Indikator input
Persentasi perawat koordinator (D3 Keperawatan), Persentasi
perawat terlatih keperawatan kesehatan komunitas dan Persentasi Penanggung
jawab daerah binaan/desa punya PHN kit, Persentasi Puskesmas memiliki
pedoman/standar, Tersedia dana operasional untuk pembinaan, Tersedia
standar/pedoman/SOP pelaksanaan kegiatan, Tersedia dukungan administrasi (buku
register, family folder, formulir laporan, dll).
2) Indikator proses
Persentasi keluarga rawan mempunyai family folder, Maping
(peta) sasaran Perkemas, Rencana kegiatan Perkesmas (POA), Bukti Pembagian
tugas perawat, Ada kegiatan koordinasi dengan petugas kesehatan lain, Catatan
keperawatan, Kegiatan Refleksi Diskusi Kasus, Hasil pemantauan dan evaluasi.
3) Indikator output (key indicator)
Persentasi keluarga rawan dibina, Persentasi keluarga
selesai dibina, Persentasi penderita (prioritas SPM) dilakukan tindak lanjut
keperawatan (follow up care), Persentasi kelompok dibina, Persentasi daerah
binaan di suatu wilayah
4) Indikator hasil (Outcome) yang ingin dicapai
adalah terbentuknya keluarga mandiri dalam memenuhi
kesehatannya/mengatasi masalah kesehatannya yang terdiri dari 4 tingkatan
keluarga mandiri (KM), masing-masingnya mempunyai kriteria-kriteria sebagai
berikut:
b.
Indikator
kinerja fungsional
Indikator kinerja fungsional yaitu indikator kinerja perawat
Puskesmas untuk mengukur pencapaian angka kredit jabatan fungsionalnya yaitu
jumlah angka kredit yang dicapai sama dengan jumlah kegiatan perawat dalam
mencapai indikator klinik (output) nya.
P.
Pemantauan
dan Penilaian PERKESMAS
Pemantauan
dilaksanakan secara periodik setiap bulan oleh kepala Puskesmas dan Perawat
koordinator Perkesmas. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja
menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja perawat berikutnya,
peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan penilaian
dilaksanakan minimal setiap akhir tahun dan hasilnya digunakan untuk masukan
dalam penyusunan perencanaan kegiatan Perkesmas pada tahun berikutnya. Untuk
memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja Perkesmas maka dilakukan penyajian
hasil dengan menggunakan tabel, grafik balok/garis atau grafik Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS). Penilaian dilakukan setahun sekali meliputi semua aspek
baik input, output, outcome sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan
Perkesmas tahun berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pelaksanaan PERKESMAS
bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mengupayakan terbinanya kesehatan masyarakat, maka diharapkan 40 %
keluarga rawan kesehatan memperoleh kunjungan rumah dan pembinaan kesehatan
oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan PERKESMAS.
Sasaran perawatan kesehatan
masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai
masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun
ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya.
B.
Saran
Pemahaman dan
keahlian dalam aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas atau PERKESMAS merupakan
salah satu cabang ilmu keperawatan yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat mengaplikasikannya serta
berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Ini akan mendukung profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab perawat
sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan
secara komprehensif.
No comments:
Post a Comment