PESAN SEGERA

Dengan 50rb dapatkan : 1 ASKEP atau, 2 SAP+2Leaflet, atau 2 Artikel, atau 3 Askep Persentation dan Terima Pesanan

Tuesday, February 12, 2013

Laporan Pendahuluan Askep Gagal Ginjal (Kidney Failure)

DUNIA KEPERAWATAN | 10:06 AM |
LAPORAN PENDAHULUAN


A.     Definisi
·      Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau melakukan fungsi regular. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomelular (smeltzer, Suzanne C. 2002).
·       Gagal Ginjal Akut adalah sebagai sindrom klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia. (Davidson,1984)

B.      Klasifikasi
Dibagi 3 klasifikasi:
·    Prarenal berhubungan dengan perfusi ginjal ( contoh kekurangan volume, perpindahan voluime, ekspansi volume) dan dimanisfestasikan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus.
·    Renal : parenkim berubah disebabkan oleh iskemia atau substansi nefrotik nekrosis   90% dari kasus oliguria akut. Kerusakan sel epitel tubular diakibatkan iskemia/hipoperfusi, kerusakan langsung pada nefrotoksik.
·    Pasca renal yang terjadi sebagai akibat dari obstruksi pada sepanjang saluran perkemihan dari tubulus sampai meatus uretral.

C.     Etiologi
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah :
1.  Pra renal atau hipoperkusi ginjal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glomelurus. Kondisi klinisnya adalah status penipisan volume (hemoragik/kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal), vasodilatasi (sepsis atau anafilaksis), gangguan fungsi jantung (infark miokardium, gagal jantung kongestif, syok kardiogenik), muntaber, perdarahan, luka bakar yang luas.
2.  Intra-renal atau kerusakan actual jaringan ginjal adalah akibat dari kerusakan struktur glomelurus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat benturan, dan infeksi serta agen nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus akut (ATN) dan berhentinya fungsi renal, pemakaian obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (NSAID) medikasi ini mengganggu prostaglandin yang secara normal melindungi aliran darah renal menyebabkan iskemia ginjal, glomerulonefritis akut (muka sembab, kaki bengkak, tekanan darah meningkat, kadang disertai nyeri pinggang dan kencing berwarna merah), keracunan obat.
3.  Pasca renal atau obstruksi aliran urin menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi dibagian distal ginjal, tekanan ditubulus ginjal meningkat, akhirnya laju filtrasi glomelurus meningkat, sumbatan saluran kemih (batu, tumor, bekuan darah, dsb). Ditandai nyeri pinggang hebat seperti diremas-remas, kadang-kadang kencing berwarna merah, berkurang atau sama sekali tidak kencing
Penyebab umum : Hipovolemia, hipotensi, penurunan curah jantung dan gagal jantung kongestif, obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor, bekuan darah, atau batu ginjal, obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. peradangan lapisan mulut (stomatitis),rasa tidak enak di mulut, malnutrisi, penurunan berat badan, beberapa penderita merasakan gatal di seluruh tubuh.
D.     Manisfestasi klinis
1.    Anuria (kurang dari 50 ml perhari )
2.    oliguria ( urin kurang dari 400 ml perhari)
3.    Peningkatan kadar nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum dan retensi produk sampah metabolik yang normalnya dieksresikan oleh ginjal
4.    Tampak menderita, letargi disertai mual persisten,  muntah dan diare
5.    kulit dan membran mukosa kering akibat dehidrasi dan nafas mungkin berbau urin ( fetor uremik)
6.    Rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot, kejang
7.    Perubahan aluran urin sedikit dan dapat mengandung darah dan gravitas spesifiknya rendah ( N: 1,015 – 1,025)
8.    Hiperkalemia tidak mampu mengekresikan kalium, menyebabkan disritmia dan henti jantung
9.    Asidosis metabolik, ditandai dengan penurunan  kandungan karbondikosida darah dan pH darah
10.  Anemia, akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi gastrointestinal uremik, penurunan sel darah merah, kehilangan darah.
E.      Patofisiologi
F.      Pencegahan
Pasien yang mengkonsumsi agens potensial nefrotoksik (aminoglikosida, gentamisin, ), fungsi ginjalnya harus dipantau dengan mengevaluasi kadar BUN dan kreatinin serum dalam 24 jam sejak terapi  medikasi diberikan dan sekurang-kurangnya pasien menerima  terapi. Hidrasi yang adekuat untuk pasien yang beresiko, pengenalan dan penanganan syok, hipotensi, infeksi yang tepat, pemanatauan fungsi  renal, haluaran urine, tekanan arteri serta vena sentral yang tepat, perhatian terhadap perawatan kateter, luka yang cermat serta protokol transfusi.
G.     Penatalaksanaan
1.  Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang.Hemodialisis, hemofiltrasi atau dialisi peritoneal dapat dilakukan.
2.  Penanganan hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam pada kondisi ini. Melalui pemeriksaan kadar elektrolit serum ( kalium N > 5,5 mEq/L ; SI : 5,5 mmol/L , perubahan EKG ( tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), perubahan status klinis. Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin.
3.  Mempertahankan keseimbangan cairan. Kelebihan cairan dideteksi melalui temuan klinis seperti dispnea, takikardia, atau distensi vena leher
4.  Pertimbangan Nutrisional, diet protein dibatasi dengan 1g/kg. Kebutuhan kalori dipenuhi dengan pemberian diet tinggi karbohidrat. Makanan dan cairan yang mengandung kalium dan fosfat dibatasi ( pisang, buah dan es jeruk, kopi) 
5.  Cairan IV dan diuretik. Manitol, furosemid atau asam etrakrinik dapat diresepkan untuk mengatasi diuretik.Jika disebabkan hipovolemia dapat diresepkan infus albumin.
6.  Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Pasien memerlukan terapi   natrium karbonat atau dialisis.
7.  Pemantauan berlanjut selama fase pemulihan. Jika haluaran urin meningkat maka menunjukkan bahwa fungsi ginjal telah membaik.
8.  Konservatif : diet, obat-obatan dan kontrol teratur, Terapi ginjal pengganti (TGP) : dilakukan bila cara konservatif tidak berhasil yaitu dengan cangkok ginjal

No comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Search