|
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Diri
1.
Pengertian
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain.(Stuart & Sudeen:1998). Konsep diri adalah
semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
dalam berhubungan dengan orang lain (Suliswati : 2005). Konsep diri adalah
penilaian subjektif individu terhadap dirinya, perasaan sadar atau tidak sadar
dan persepsi terhadap fungsi, peran dan tubuh (Farida & Yudi:2010). Secara
umum, konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita memandang diri kita
secara utuh, meliputi: fisik, intelektual, kepercayaan, sosial, perilaku,
emosi, spiritual, dan pendirian. Pandangan atau penilaian terhadap diri sendiri
adalah sebagai berikut :
a. Ketertarikan.
b. Talenta dan keterampilan.
c. Kemampuan.
d. Kepribadian – pembawaan.
e. Persepsi terhadap moral yang dimiliki.
Terdapat
beberapa pembentukan konsep diri, yaitu sebagai berikut :
a. Terkait dengan proses yang kompleks.
b. Terkait perkembangan psikososial.
c. Terkait perkembangan kognitif.
d. Penguatan sosial.
e. Penguatan budaya.
f. Spiritual.
g. Hasil hubungan dalam diri kita.
h. Hubungan dengan orang lain.
i.
Pengalaman.
2.
Komponen konsep diri
Menurut Farida dan Yudi (2010) konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :
a. Gambaran diri( citra tubuh )
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya
baik secara sadar atau tidak sadar. Persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan, serta potensi tubuh saat ini dan masa lal. Jika
individu menerima dan menyukai dirinya, merasa aman dan bebas dari rasa cemas
disebut self esteem meningkat.Hal
penting terkait citra tubuh adalah sebagai berikut :
1) Fokus individu terhadap fisik yang menonjol.
2) Bentuk tubuh, berat badan dan tinggi badan.
3) Organ seksual atau reproduksi.
4) Cara individu memandang diri.
5) Gambaran realistis terhadap menerima dan
menyukai bagian – bagian tubuh.
6) Stabilitas psikologis.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap citra tubuh adalah
sosiokultural, jenis kelamin, status hubungan, agama dan kondisi fisik.
Stressor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan citra tubuh adalah stroke,
amputasi, buta, tua, hamil, mastektomi, DM, obesitas, perubahan fisik pada remaja
dan lain- lain.
b. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia
harus berperilaku sesuai standar pribadi, aspirasi, nilai, tujuan yang ingin
dicapai, norma masyarakat dan usaha individu untuk memenuhi, dipengaruhi oleh
budaya, keluarga dan kemampuan individu.
c. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri, merupakan
bagian dari kebutuhan manusia adalah perasaan individu tentang nilai atau harga
diri, manfaat, dan keefektifan dirinya, pandangan seseorang tentang dirinya
secara keseluruhan berupa positif atau negatif. Faktor yang mempengaruhi harga
diri adalah sebagai berikut :
1) Ideal diri : harapan, tujuan, nilai, dan
standar perilaku yang ditetapkan.
2) Interaksi dengan orang lain.
3) Norma sosial.
4) Harapan orang terhadap dirinya dan kemampuan
dirinya untuk memenuhi harapan tersebut.
5) Harga diri tinggi : seimbang antara ideal
diri dengan konsep diri.
6) Harga diri rendah : adanya kesenjangan antara
ideal diri dengan konsep diri.
Ciri
– ciri harga diri rendah adalah sebagai berikut :
1) Perasaan bersalah / penyesalan.
2) Menghukum diri.
3) Merasa gagal.
4) Gangguan hubungan interpersonal.
5) Mengkritik diri sendiri dan orang lain.
6) Menganggap diri lebih penting dari orang lain.
d. Peran diri
Peran diri adalah seperangkat pola perilaku yang
diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok sosial.
e. Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang
bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek
konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh, berhubungan dengan perasaan
berbeda dengan orang lain, berhubungan dengan jenis kelamin.
3.
Perkembangan konsep diri
Usia 12 sampai 20 tahum
1) Menerima perubahan – perubahan tubuh.
2) Eksplorasi tujuan dan masa depan.
3) Merasa positif pada diri sendiri.
4) Memahami hal – hal terkait seksualitas.
4.
Faktor predisposisi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam
konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibagi sebagai berikut: (Stuart &
Sundeen:1998 )
a. Faktor
yang mempengaruhi harga diri meliputi
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah streotipik peran
seks, tuntunan peran kerja, dan harapan peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi
identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok
sebaya,dan perubahan dalam struktur sosial.
5.
Rentang respons konsep diri
Menurut stuart & sundeen rentang respon konsep diri
adalah sebagai berikut:
a. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri
yang rendah.
1) Mengeritik diri sendiri dan atau orang lain.
2) Penurunan produktivitas.
3) Perasaan tidak mampu.
4) Gangguan dalam berhubungan.
5) Rasa bersalah.
6) Keluhan fisik.
7) Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
8) Menarik diri secara sosial.
9) Menarik diri dari realitas.
10) Penolakan terhadap kemampuan personal.
b. Perilaku yang berhubungan dengan kerancuan
identitas.
1) Tidak ada kode moral.
2) Sifat kepribadian yang bertentangan.
3) Perasaan hampa.
4) Kerancuan gender.
5) Ketidakmampuan untuk empati kepada orang lain.
6) Perasaan mengambang tentang diri sendiri.
7) Tingkat ansietas yang tinggi.
c. Perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi.
Afektif :
1) Mengalami kehilangan identitas.
2) Perasaan terpisah dari diri sendiri.
3) Perasaan tidak realistis.
4) Kurang rasa kesinambungan dalam diri.
5) Perasaan tidak aman, rendah, takut, malu.
6) Ketidakmampuan untuk mencari kesenangan atau
perasaan untuk mencapai sesuatu.
Perseptual :
1) Halusinasi pendengaran dan penglihatan.
2) Kebingungan tentang seksualitas diri sendiri.
3) Kesulitan membedakan diri sendiri dari orang
lain.
4) Gangguan citra tubuh.
Kognitif :
1) Bingung.
2) Disorientasi waktu.
3) Gangguan berfikir.
4) Gangguan daya ingat.
5) Gangguan penilaian.
6) Adanya kepribadian yang terpisah dalam diri
orang yang sama.
Perilaku
:
1) Afek yang tumpul.
2) Keadaan emosi yang pasif dan tidak berespon.
3) Komunikasi yang tidak serasi.
4) Kurang spontanitas dan animasi.
5) Kehilangan kemampuan untuk memulai dan
membuat keputusan.
6) Menarik diri secara sosial.
B. Remaja
1.
Pengertian
Berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu :
(soetjiningsih : 2004 )
a.
Menurut undang – undang No. 4
tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum
mencapai 21 tahun dan belum menikah.
b.
Menurut undang – undang
perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16 – 18 tahun atau
sudah menikah dan mempunyai tempat untuk tinggal.
c.
Menurut UU Perkawinan No. 1
tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah,
yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
d.
Menurut DikNas, anak dianggap
remaja bila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah
menengah.
e.
Menurut WHO, remaja bila anak
telah mencapai umur 10-18 tahun.
2.
Tahap – Tahap Masa
Remaja
Dalam tumbuh kembangnya menuju
dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan
melewati tahapan berikut (soetjiningsih : 2004 ) :
a.
Masa remaja awal / dini (
early adolescence ): umur 11- 13 tahun.
b.
Masa remaja pertengahan (
middle adolescence ) : umur 14 – 16 tahun.
c.
Masa remaja lanjut ( late
adolescence ) : umur 17 – 20 tahun.
Menurut A.aziz
alimul (2008) batasan usia remaja adalah umur 11 – 18 tahun.
C. Pubertas
1.
Pengertian
Pubertas
adalah suatu periode dalam masa anak dipersiapkan untuk menjadi individu yang
dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya atau
berkembang biak (Mappiare:1992).
Pubertas adalah suatu bagian yang
penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah proses biologis
yang pada akhirnya mengarah pada kemampuan bereproduksi.
2.
Ciri -ciri masa
pubertas
Ciri – ciri masa pubertas menurut Mappiare (1992) ada 2
bagian, yaitu:
a.
Ciri – ciri utama dan umum
1)
Periode transisi dan tumpang
tindih
Di katakan transisi sebab pubertas
berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja. Tumpang
tindih sebab beberapa ciri biologis psikologis kanak-kanak masih di milikinya,
sementara beberapa ciri remaja juga di milikinya.
2)
Periode yang relatif singkat
Masa puber merupakan masa yang
relatif singkat karena dialami oleh individu hanya dalam waktu 2 sampai 4 tahun
lamanya.
3)
Periode terjadinya perubahan
yang sangat cepat
Perubahan
dari bentuk kanak – kanak pada umumnya kearah bentuk tubuh orang dewasa.
Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap teman
sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga.
4)
Fase negative
Charlote
Buhler yang dikutip oleh
Mappiare(1992) menyebut masa pubertas sebagai fase
negatif karena periode ini berlangsung singkat dalam kurun waktu garis
kehidupan. Disebut negatif sebab terdapat sikap dan sifat-sifat negatif yang
belum terlihat dalam masa kanak-kanak.
5)
Periode yang muncul secara
berbeda
Pada periode
ini pubertas muncul secara berbeda-beda antara individu satu dengan individu
lainnya. Ada individu yang cepat menunjukkan “ gejala puber” dan ada yang
lambat. Tapi jarang individu yang terlalu cepat hingga sebelum usia 11 tahun
dan jarang pula yang terlalu lambat memasuki masa pubertas melampaui usia 14
tahun.
b.
Ciri-ciri pubertas yang erat
bersangkutan dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis & perkembangan
biologis-psikologis.
1)
Ciri seks primer
Perkembangan organ-organ seks
wanita ditandai dengan adanya haid pertama atau “menarche” yang disertai dengan
perasaan tak enak bagi yang mengalaminya. Sedangkan perkembangan seks pria
ditandai oleh adanya “mimpi polusi” atau mimpi basah”.
2)
Ciri seks sekunder
Gejala yang ditunjukkan oleh wanita antara lain :
a)
Pinggul yang membesar dan
membulat.
b)
Buah dada yang semakin tampak
menonjol.
c)
Tumbuhnya rambut di daerah
alat kelamin, ketiak, lengan dan kaki.
d)
Ada perubahan suara dari suara
kanak-kanak menjadi lebih merdu.
e)
Kelenjar keringat lebih aktif
dan sering tumbuh jerawat.
f)
Kulit menjadi lebih kasar dibanding
kulit anak-anak.
Gejala yang ditunjukkan oleh pria antara lain :
a)
Otot-otot tubuh, dada, lengan,
paha dan kaki tumbuh kuat.
b)
Tumbuhnya rambut di daerah
alat kelamin, betis dan daerah dada.
c)
Terjadi perubahan suara yaitu
nada pecah dan suara merendah hingga sampai akhir masa remaja.
d)
Aktifnya kelenjar-kelenjar
keringat dan kelenjar-kelenjar ini menghasilkan keringat yang banyak walaupun
remaja tersebut bergerak sedikit saja.
3)
Perilaku sebagai sebagian ciri
pubertas ini ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan dan perbuatan –
perbuatan.
a)
Sikap pubertas yang paling
menonjol antara lain :
1.
Sikap tidak tenang dan tidak
menentu
2.
Hal yang dahulu menarik sekarang
tidak lagi
3.
Gemar membicarakan orang lain
4.
Cepat tersinggung
5.
Adanya sikap negatif yaitu
kurang berhati-hati.
b)
Perasaan pubertas yang sangat
menonjol, antara lain:
1.
Rasa sedih yaitu ingin
menangis dan marah meskipun penyebabnya “ remeh”.
2.
Memusuhi jenis kelamin lain,
adanya rasa bosan terhadap permainan yang pernah disenanginya.
c)
Perbuatan- perbuatan yang
sering nampak antara lain terlihat enggan bekerja, nampak selalu lelah,
kadang-kadang prilakunya “tidak sopan”
3.
Perubahan fisik masa
pubertas
Secara
lengkap Sarwono (2011) membuat urutan perubahan-perubahan fisik tersebut
sebagai berikut :
a.
Pada anak perempuan:
1)
Pertumbuhan tulang-tulang (
badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang).
2)
Pertumbuhan payudara.
3)
Tumbuh bulu yang halus dan
lurus berwarna gelap di kemaluan.
4)
Mencapai pertumbuhan
ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya.
5)
Bulu kemaluan menjadi keriting
dan tubuh bulu-bulu ketiak.
6)
Haid.
b.
Pada anak laki-laki:
1)
Pertumbuhan tulang-tulang.
2)
Testis (buah pelir) membesar.
3)
Tumbuh bulu kemaluan yang
halus, lurus dan berwarna gelap.
4)
Awal perubahan suara.
5)
Ejakulasi (keluarnya air
mani).
6)
Bulu kemaluan menjadi
keriting.
7)
Pertumbuhan tinggi badan
mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya.
8)
Tumbuh rambut-rambut halus di
wajah (kumis,jenggot).
9)
Tumbuh bulu ketiak, tumbuh
bulu di dada
10)
Akhir perubahan suara.
11) Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Prakik. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka
Cipta.
Hidayat, A azis alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi kedua. Jakarta
: Salemba Medika.
__________________. (2008). Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 1. Jakarta :
Salemba Medika.
Kusumawati, farida dan Hartono,yudi. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
Mappiare,andi. (1992). Psikologi
Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Notoatmodjo, soekidjo. (2005). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
___________________. (2010).Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan
Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
salemba Medika.
Sarwono, sarlito.W. (2011). Psikologi Remaja.
Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers.
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang
Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.
Stuart.GW. and Sundeen.S,J. (1998). Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Edisi: 3. Jakarta : EGC.
Suliswati. (2005) . Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta : EGC.
No comments:
Post a Comment